Jadi sasaran pinjam duit saudara dan tetangga
Apa yang Mahfud kira baik-baik aja, nyatanya keliru. Gara-gara dianggap bergaji besar dan bergelimang duit orang tuanya jadi sasaran pinjam duit saudara dan tetangga.
Lucunya lagi, kejadian itu dimulai setelah lebaran. Dimulai dari tetangga-tetangga terdekat, sampai saudara jauh yang selama ini tak pernah minjam uang ke orang tuanya.
“Awalnya biasa, ada tetangga minjam 100, 200 gitu buat berobat. Itu masih kecil lah. Tapi setelahnya makin banyak yang minjem, kelimpungan juga akhirnya,” ungkap lulusan Teknik Perminyakan ini.
Yang paling gong, ada saudaranya meminjam uang Rp1,5 juta. Ia tak tahu untuk kebutuhan apa, sebab orang tuanya pun juga tak cerita.
Mahfud pun dilema. Kalau mau ngasih, gaji di rekeningnya bisa terkuras habis. Tapi kalau bilang nggak ada uang, ia kasihan ke orang tuanya karena pasti akan sangat malu.
“Jadi ya mau tak mau aku transfer,” ujar Mahfud. “Boleh dibilang duitku itu abis buat ngutangin mereka (tetangga dan saudara).”
Padahal, lulusan Teknik Perminyakan masih hidup pas-pas di perantauan
Meski gajinya masih di bawah Rp4 juta, jujur saja untuk kebutuhan sehari-hari, Mahfud sudah lumayan tercukupi. Seperti membeli barang-barang kesukaan, jajan, atau ngasih makan hobinya.
Kebetulan Mahfud punya hobi dalam hal fesyen. Ia gemar membeli pakaian dan sepatu branded.
Namun, ia juga harus jujur, kalau mau dibilang sejahtera, nyatanya masih jauh. Malahan, gara-gara sering jadi sasaran utang yang tak bisa ia tolak, kehidupannya malah pas-pasan.
“Kadang kudu bener-bener ngirit karena sisa duit malah dipinjem,” kata dia. “Kalau dah kayak gitu, cuma berdoa aja semoga nggak ada yang mau minjem lagi karena repot nyarinya.”
Untungnya, kata dia, orang-orang yang pinjam uang ini amanah. Selalu mengembalikan uang tepat waktu, atau setidaknya dicicil. Namun, ia cuma mau menegaskan bahwa lulusan Teknik Perminyakan nggak semua bergelimang duit.
“Apalagi yang masih ngerintis karier,” pungkasnya.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Getirnya Kuliah di Jurusan Akuntansi karena dari Keluarga Kurang Mampu, Akhirnya Kerja Jadi Pemulung dan Cumlaude atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.








