Lowokwaru Malang saksi mahasiswa bohongi orang tua
Melalui seorang kenalan, saya terhubung dengan Nuki* (27), pemuda asal Madura yang saat ini ngekos di Lowokwaru Malang. Sudah sejak 2023 lalu Nuki tak punya keberanian untuk pulang kampung.
Pasalnya, Nuki telah melakukan kebohongan yang membuat orang tuanya kecewa berat.
“Aku kuliah di Malang sejak 2016 kan. Tapi sejak 2017 sudah mulai jarang kuliah, sering bolos. Keterusan sampai akhirnya DO pada 2022 lalu,” ungkap Nuki.
Persoalannya adalah, Nuki jarang kuliah bukan karena kelelahan sambil kerja. Tapi kehidupannya di Lowokwaru Malang memang cuma ngopi dan main-main.
Ia tak kerja. Alhasil harus minta kiriman dari orang tuanya terus-menerus tanpa rasa bersalah.
“Tengah-tengah kuliah juga minta kiriman ortu buat beli motor,” ujarnya.
Sejak DO dari kampus, ia pun tak langsung terus terang pada kedua orang tuanya. Tapi ia masih sering minta kiriman kalau kehabisan uang. Sampai akhirnya kebohongannya selama ini terungkap setelah ia diinterogasi bapaknya yang galak.
Nuki diancam tak boleh pulang lagi. Kiriman langsung putus. Lalu baru lah Nuki mencari-cari pekerjaan di Malang. Ia kini bekerja sebagai waiters di salah satu kafe di Malang.
Sewakan kosan untuk tindak asusila
Kalau mau menulis sisi gelap mahassiwa di Malang, kata Nuki tentu ada sangat banyak. Tapi Nuki sendiri memang bersinggungan langsung dengan hal-hal gelap dari mahasiswa yang ngekos di Lowokwaru.
Sebab, kosannya sering ia sewakan ke teman-temannya untuk berbuat mesum dengan pacar.
“Tahu sama tahu aja. Per malam Rp70 ribu lah. Kalau aku sewakan, akau nginep di kontarakan temen. Kalau kontrakan temen malah lebih bebas lagi. Di sana juga jadi pusat ngeslot rame-rame dan mabok bareng,” ungkap Nuki.
Nuki mengaku sejak awal berangkat ke Malang, ia sebenarnya ada bayangan untuk kuliah dengan serius. Akan tetapi, ia merasa terjerumus dengan pergaulannya di Lowokwaru yang memang segelap itu. Nuki tak mau menyesalinya, ia memilih menjalani dan menikmatinya.
*) Nama narasumber disamarkan demi keamanan dan kenyamanan yang bersangkutan
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Ngontrak di Tembalang Semarang, Hari-hari Saya Menyaksikan Sisi Bejat Mahasiswa Undip
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News