Kena todong tembakan di Kasihan Bantul
Warga sekitar ramah. Saat mereka lewat, saling sapa terjadi. Namun, sesekali ada pengalaman unik yang Maula dan kawan-kawannya alami. Kali ini, kisah uniknya dirasakan oleh Tama (25), kawan Maula yang dulu kuliah di UMY.
Di gang itu, saat malam ada pemuda hingga bapak-bapak yang nongkrong. Tama mengaku tak pernah mengamatinya secara detail. Namun, di teras atau pemandangan dalam rumah lewat pintu yang terbuka menunjukkan suasana sedang menongkrong bersama. Main kartu dan sesekali ada gelas-gelas berputar di antara mereka.
“Dugaanku ya kadang minum-minum alkohol juga ya,” kelakar alumnus UMY ini. Bukan tanpa alasan, sebab di balik remang, wajah mereka tampak sayu dan memerah.
Suatu hari, ia pulang lewat gang saat waktu sudah lewat tengah malam. Ia melihat segerombolan lelaki sedang nongkrong di gang. Sengaja, Tama memelankan kendaraannya lalu agak menganggukkan kepala untuk menyapa.
“Kagetnya, tiba-tiba ada salah satu di antara mereka yang berdiri dan ternyata menenteng senapa angin. Nodong ke atas sih bukan ke wajahku tapi aku kan kaget ya,” paparnya.
Beruntungnya, menurut Tama, lelaki lain di antara mereka langsung ikut berdiri dan menarik lelaki yang tadi mengangkat senapan angin yang biasa digunakan untuk menembak burung itu. Seraya berujar bahwa Tama merupakan penghuni kontrakan di ujung jalan.
“Sampai di kontrakan aku langsung lega, teman-temanku yang masih kebetulan lagi pada nongkrong di ruang tengah langsung tertawa ngakak dengar ceritaku,” paparnya.
Ketika masyarakat pinggiran Jogja, terhimpit ekonomi, suka judi, hingga berseteru dengan debt collector
Hal itu juga dibenarkan oleh Maula. Ia mengakui bahwa ada sekumpulan lelaki yang sehari-hari sering nongkrong di salah satu sudut gang. Siang-siang pun seringkali tampak tidak bekerja.
Ada sebagian yang ia tandai memang warga sekitar. Namun, sering ia lihat juga para lelaki yang bukan penghuni rumah di sekitar Kasihan Bantul itu.
Ketika malam, kerap ngumpul dengan jumlah lebih ramai di sudut-sudut remang sebuah gang di Kasihan Bantul ini. Maula, mengaku jadi salah satu penghuni kontrakan yang paling banyak berinteraksi dengan warga ketimbang teman-temannya yang lain.
Pernah suatu ketika, ada warga yang menghampiri penghuni yang sedang nyantai di teras kontrakan. Berbincang singkat lalu meminta tolong untuk dipesankan ojek online.
“Bapak-bapak itu bilang mau ke dekat Malioboro, titik tujuan yang dia minta itu di barat Stasiun Tugu. Katanya ada tempat judi di sana,” ungkapnya.
Sambil memesan, mereka lantas ngobrol soal fenomena judi online slot yang sekarang banyak digandrungi anak muda. “Dia cerita kalau nggak pernah slot. Mending judi biasa, nggak seberbahaya judi online,” kelakarnya.
Malam itu, sang lelaki pergi. Ia jarang lagi melihatnya, apalagi berinteraksi, selama beberapa minggu kemudian.
“Suatu hari, siang-siang, kok aku kaget dengar kayak ada keributan di gang. Aku nengok dari gerbang ternyata lelaki itu ribut sama beberapa lelaki berbadan besar. Kayaknya debt collector soalnya ada pembahasan uang dan utang,” kenangnya.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News