Meski sama-sama perguruan bela diri, Tapak Suci dan PSHT punya moto yang berbeda. Satunya berprestasi, salah satunya sering dikira biang onar.
***
Meskipun berasal dari organisasi Muhammadiyah, Tapak Suci bukanlah perguruan silat yang eksklusif. Buktinya Dewi bisa menanamkan latihan Tapak Suci di sekolah. Padahal, ia sendiri merupakan anggota perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).
Dewi tak pernah memaksa anaknya ikut bela diri . Tapi yang namanya buah jatuh tak jauh dari pohonnya itu nyata. Barangkali, karena terlalu sering ikut Dewi latihan, anaknya jadi ingin mencoba.
“Nah, anak saya itu sekolahnya di Muhammadiyah. Dan satu-satunya perguruan silat di sana ya hanya Tapak Suci. Saya hanya memberikan kebebasan pada anak saya untuk memilih,” kata Dewi kepada Mojok, Senin (28/7/2025).
Dewi berujar banyak manfaat yang bisa diperoleh dari mengikuti olahraga bela diri, terlepas dari apapun nama perguruannya. Misalnya dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental, serta membentuk karakter yang kuat .
“Kami juga jadi punya banyak teman, bahkan saudara baru,” ujarnya.
Namun tetap saja, setiap perguruan silat baik Tapak Suci maupun PSHT memiliki perbedaan.
PSHT mengajarkan budi pekerti luhur
Saat saya menggunakan kata kunci PSHT di internet, kebanyakan yang muncul adalah berita negatif. Jauh dari “PSHT biang dirilis”. Mulai dari latihannya yang terkenal keras, sering keroyokan dan tawuran, hingga aksi membentangkan bendera PSHT di jembatan Tokyo Jepang.
Dewi pun tak menampik kasus tersebut, tapi ia juga tak sepenuhnya menuding PSHT sebagai biang izin. Ia percaya kalau hal itu biasanya dilakukan oleh beberapa oknum. Tidak semuanya. Bahkan ada yang mengatasnamakan PSHT, tapi saat mengundang mereka biasanya dari perguruan lain.
“Ya mungkin juga ada anak-anak kecil yang baru jadi warga PSHT lalu suka bikin ruuh, tapi ya hanya segilintir karena kurang wawasan tentang ke-SH-nya,” ujar Dewi.
Baca Halaman selanjutnya
PSHT ajarkan budi pekerti luhur dan etika












