Bisa dibilang, Joko Widodo alias Jokowi berhasil memoles citra positifnya usai tak menjabat sebagai presiden. Terlepas dari adanya kemunduran demokrasi, kemandekan ekonomi, serta cawe-cawe saat proses pemilihan umum di era pemerintahannya, masyarakat masih melihat sosok Jokowi sebagai presiden dengan kinerja yang bagus, ramah dan merakyat. Terbukti dari gimmick-nya melakukan open house di kediamannnya di Solo.
***
Setelah purnatugas sebagai presiden pada Minggu (20/10/2024), rumah Jokowi kerap dikunjungi warga dari berbagai daerah. Mereka berharap bertemu Jokowi dan berfoto dengannya. Ada juga yang mengeluhkan masalah pribadi maupun kelompok.
Kini, kediaman mantan presiden yang terletak di Gang Kutai Utara nomor 1, Sumber, Banjarsari, Solo bak destinasi wisata. Menurut pantauan Mojok, rumah tersebut masih ramai didatangi warga dari Madiun, Surabaya, Medan, hingga Jakarta pada Senin (24/2/2025).
Kebanyakan dari mereka datang berkelompok. Ada juga yang membawa balita. Mereka rela menunggu berjam-jam sampai orang nomor satu di Indonesia itu pulang ke rumah. Bahkan terkesan tak peduli, meski harus diguyur hujan sore itu. Dalam sehari, kunjungan di rumah tersebut bisa mencapai 500-700 orang.
Citra Jokowi yang merakyat masih melekat
“Pak Jokowi baik banget ya Bu, mau ketemu sama warga. Nggak ada loh presiden Indonesia yang mau seperti ini (open house),” kata Indri (47) kepada salah satu kenalannya, Mayang (54) yang juga menunggu kehadiran presiden ke-7 RI itu di rumahnya, Solo pada Senin sore (24/2/2025).
Indri merupakan warga yang tinggal di Cirebon, Jawa Barat. Ia datang bersama anak keduanya yang sudah remaja dan dua orang saudaranya. Mereka berangkat menggunakan mobil pribadi.
Mulanya, Indri tak punya rencana untuk sowan ke rumah Jokowi. Indri dan keluarganya hanya berniat melepas putri pertamanya naik pesawat dari Solo ke Medan untuk dinas.

Dalam perjalanan pulang, setelah mengantar putri pertamanya di Bandara Adi Soemarmo, Solo, anaknya yang kedua tiba-tiba mencetuskan ide untuk berkunjung ke rumah presiden ke-7 RI. Berita soal rumah Jokowi yang boleh dikunjungi warga memang sudah viral di media sosial.
“Saya cuman ingin berfoto, sekaligus berterima kasih atas kerja keras beliau selama ini,” kata Indri.
Ia mengaku pertemuan bersama Jokowi bukan kali pertama. Saat itu, Indri sempat bertemu dengan Jokowi di agenda kampanyenya sebagai calon presiden tahun 2019. Indri yang terkesan dengan citra presiden ke-7 RI itu akhirnya mengikuti acara tersebut.
“Bapak Jokowi senyumnya sangat ramah, tulus. Saya bahkan sempat berjabat tangan dengan beliau pada saat itu, jiwanya masih merakyat,” kata Indri menceritakan kesan pertamanya.
Rela menunggu berjam-jam untuk bertemu
Tak hanya Indri, Mayang juga sepakat dengan sosok Jokowi yang ramah dan merakyat meski belum pernah bertemu secara langsung. Bersama ibu-ibu pengajian yang ada di kampungnya, Mayang berangkat menggunakan mobil ELF dari Madiun, Jawa Timur ke Solo.
Ia dan 12 orang lainnya tiba di rumah Jokowi pukul 09.00 WIB. Namun, tak bisa langsung bertemu, karena Jokowi sudah berangkat ke Jakarta untuk menghadiri acara peluncuran Badan Pengelolaan Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).

“Sama petugas keamanan tadi dibilangin kalau Pak Jokowi pulang sekitar jam 16.00 WIB. Jadi kami muter-muter dulu di Solo. Jalan-jalan, terus balik deh ke sini jam 14.00 WIB,” tutur Mayang.
Berbeda dengan Indri yang datang secara spontan, rombongan Mayang memang punya tujuan ke rumah Jokowi sejak awal. Sekadar melepas rasa penasaran dan berfoto bersama. Apalagi, usai melihat video yang viral di media sosial, Mayang dan rombongannya semakin yakin bisa mendapat sambutan hangat dari Jokowi.
“Tujuan awal memang ke sini, lihat di media sosial kok sambutannya baik jadi ingin bertemu,” kata Mayang.
Bentuk apresiasi warga terhadap kinerja Jokowi
Menurut peneliti politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, kunjungan warga yang datang ke rumah Jokowi adalah bentuk ekspresi masyarakat yang antusias bertemu tokoh publik.
“Fenomena alami para warga untuk bisa secara terbuka dan langsung menjumpai Pak Jokowi tanpa ada protokoler ketat ketika masih menjabat dan jadwal sibuknya sebagai presiden aktif,” ucapnya.
“10 tahun berkuasa dengan legasi kekuasaan dimana-mana tentu menjadi dorongan kuat bagi publik untuk bersilaturahmi,” lanjutnya.
Adapun menurut survei yang dirilis oleh Indikator Politik Indonesia, kepuasan publik terhadap Jokowi masih tinggi. Sebanyak 75 persen masyarakat Indonesia mengaku puas dengan pembangunan infrastruktur dan penyaluran bantuan sosial (bansos).
Di sisi lain, kebijakan Jokowi banyak dikritik publik terutama perkara demokrasi, ekonomi, hingga pembangunan infrastruktur. Terlebih saat ia dinilai melakukan berbagai cara untuk meloloskan putranya, Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden tahun 2024.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Jokowi Nggak Pantas Dipanggil Mulyono karena Terlalu Baik dan Sopan, Ada Panggilan yang Lebih Cocok tapi Bukan Firaun atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.












