Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Nestapa Para Musafir hingga Wisatawan Kelaparan di Jogja, Berharap Sebungkus Nasi dan Tempat Singgah

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
21 Januari 2024
A A
Wisatawan dan Musafir Jogja kelaparan.MOJOK.CO

Ilustrasi tempat bernaung wisatawan dan musafir Jogja (Ega/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Percaya bahwa setiap tamu membawa berkahnya

Tidak sedikit orang yang bertanya, apakah Miftah mampu jika tiba-tiba musafir atau wisatawan yang datang melebihi kapasitas yang bisa ia tampung. Namun, lelaki ini percaya bahwa setiap tamu akan membawa berkah tersendiri.

Pasalnya, sebagai seniman penghasilannya pun tidak tentu. Istrinya juga sekarang sudah keluar dari pekerjaan dan fokus menjadi ibu rumah tangga. Kendati begitu, Miftah mengaku tidak pernah kekurangan dana untuk berbagi kepada para tamunya.

Padahal, ia punya prinsip untuk tidak menerima donasi sepeser pun. Meski kadang-kadang, ada kenalannya di Jogja yang tiba-tiba datang membawa beras hingga logistik untuk membantu kegiatan sosial ini.

“Dikiranya ini dapur umum. Wis, kami percaya pokoknya rezeki itu ya dari Gusti Allah. Pasti ada,” kelakarnya.

“Lagian kami juga memberi ya sesuai kemampuan kami. Kalau ndilalah, kami kok cuma punya mi instan ya itu yang kami bagi. Pokoknya, apa yang kami makan ya makanan mereka juga,” imbuhnya.

Miftah mengaku kalau ia tergerak karena pernah merasakan beratnya hidup kelaparan. Pada 2011, ia pernah menjadi pelukis jalanan di Jalan Malioboro. Berbulan-bulan ia tidur di emperan sekitar Alun-alun Utara Jogja.

“Saya pernah merasakan nggak enaknya hidup. Kalau bisa bantu, saya pengin meringankan mereka yang punya pengalaman serupa,” katanya.

Miftah dan Dina, sepasang suami istri yang menerima wisatawan hingga musafir kelaparan.MOJOK.CO
Miftah dan Dina di depan beberapa koleksi lukisan di rumah mereka (Hammam Izzuddin/Mojok.co)

Tiba-tiba, Dina berkelakar kalau suaminya jadi lebih tenang pikirannya sejak mereka menerima tamu. Mereka yang kadang berselisih paham di rumah pun jadi jarang ada pertengkaran.

“Lha gimana Mas, ada tamu masa kami mau bertengkar. Dia jadi lebih tenang dan belajar mengendalikan pikirannya yang sering mumet,” ujarnya tertawa.

Ditanya soal tamu yang datang dengan niat buruk, mereka juga tidak khawatir. Pasalnya, melihat badan Miftah yang gempal dan penuh tato rasanya orang akan ciut untuk berkelakuan buruk.

“Mau ambil apa coba, di rumah nggak ada apa-apa. Lukisan pun kalau diambil tanpa ada sertifikatnya paling laku berapa,” ujar Dina.

Dua kali serangan jantung yang membuat Miftah ingin hidup bermanfaat

Paling-paling, mereka hanya memastikan jika ada yang laki-laki dan perempuan datang bersamaan dan hendak menginap, harus pasangan suami istri. Hal ini demi menjaga ketertiban masyarakat setempat.

Mereka sudah telanjur bilang kalau studio ini terbuka 24 jam untuk musafir, mahasiswa, hingga wisatawan Jogja yang terdesak dan butuh bantuan. Sehingga mau tak mau mereka harus selalu bersiap dengan kedatangan tamu.

Hal itu, menurut Miftah justru membuatnya lebih produktif di rumah untuk melukis. Kedatangan tamu baginya tidak mengganggu. Jika gairah atau tuntutan untuk melukis datang, ia tinggal pamit untuk masuk ke dalam rumah.

Iklan

Namun, sebenarnya ada hal lain yang membuat Miftah dan Dina berupaya untuk terus berbagi manfaat. Miftah, sejak 2022 silam sudah dua kali terkena serangan jantung. Hal yang menurutnya datang karena ia sempat candu alkohol berat.

Ia berkelakar, dulu sambil buang air besar di toilet saja ia bisa merokok dan menghabiskan satu botol anggur kolesom. Perlahan, candu alkohol itu ia kurangi. Bertemu tamu-tamu yang datang, mahasiswa, musafir, hingga wisatawan yang kelaparan di Jogja, membuatnya lebih banyak tersadar.

“Dulu saya ngerasa hebat, sampai kena serangan jantung, drop nggak bisa apa-apa,” ujarnya.

Sejak saat itu ia mengaku yakin nyawanya bisa diambil kapan saja oleh Yang Maha Kuasa. Baginya, sejak saat itu tidak ada alasan lain untuk hidup selain berbagi manfaat.

“Saya percaya kok, level tertinggi dari kesenian ya kebermanfaatan,” pungkasnya.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Nekat Beli Sertifikat Tes Toefl Palsu Demi Lolos Sidang Skripsi, Awalnya Lega tapi Berakhir Menyesal

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 22 Januari 2024 oleh

Tags: Jogjamusafirpelukispilihan redaksisenimanwisatawan
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO
Ragam

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO
Ekonomi

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.