Joki STNK mungkin adalah salah satu jenis jasa yang mungkin baru kalian dengar. Tapi jasa ini benar-benar membantu untuk orang yang tak punya waktu untuk mengurus perpanjangan STNK dan tetek bengeknya. Pelaku joki STNK Surabaya membagikan kisahnya jadi joki, dan kenapa dia berhenti.
***
Indah (bukan nama sebenarnya) menekuni jasa joki STNK Surabaya ini tanpa sengaja. Cerita bermula dari ayah Indah, yang kebetulan punya bengkel, ditanya salah satu pelanggan bengkelnya apakah dia punya info calo STNK. Ayah Indah langsung menyarankan tak usah pakai calo karena mahal, mending pakai jasa Indah saja. Indah ya mau-mau saja diminta ayahnya untuk jadi joki. Kesempatan, memang baiknya segera diraih, jangan disia-siakan.
Indah lalu memulai jasa joki STNK-nya. Jasa ini bisa dibilang legal, karena Indah memakai surat kuasa agar dia bisa mengurus tanpa harus kucing-kucingan.
Mekanisme jasa
Mekanismenya begini. Jika ada yang ingin menggunakan jasa joki, Indah membuatkan surat kuasa beserta materai, dibawa ke rumah penyewa jasa. Lalu Indah minta KTP asli dan fotokopi, lalu penyewa jasa tanda tangan surat kuasa. Setelah itu, Indah membawa motor yang akan diurus ke Samsat Surabaya.
Inilah yang unik dari jasa Indah, bahwa jika dibilang ilegal, nggak juga, tapi dibilang legal, agak gimana gitu. Sebab, dilansir dari Kumparan, mengurus STNK memang bisa diwakilkan dengan surat kuasa, asalkan terpercaya. Perkara pemilik kendaraan percayanya ke Indah, nah, ini lain cerita.
Isi surat kuasa yang digunakan untuk urusan perpanjangan STNK yaitu nama pemilik sesuai KTP/STNK, nopol kendaraan, merek dan tipe kendaraan, nomor rangka, nomor mesin, nomor BPKB, materai, dan tanda tangan pemilik kendaraan. Ribet? Memang.
Sampai di Samsat, lalu Indah melakukan pengecekan seperti biasa, cek nomor rangka mesin dan sejenisnya. Seharusnya, itu aman-aman saja, sudah ada surat kuasanya. Tapi ada satu hal yang bikin waswas, yaitu perkara identitas. Wajar saja, bagaimanapun itu bukan motor Indah, dan memang bukan urusan Indah. Biasanya sih, masalahnya di sini.
“Mungkin karena Samsat berusaha meminimalisir joki dan calo ya, jadi ketat. Padahal ya…”
“Padahal apa, Mbak?”
“Hehehe, nggak jadi.”
Joki STNK itu diperlukan
Setelah proses tersebut, nanti petugas akan memanggil nama-nama orang yang mengurus STNK. Nah, karena Indah adalah joki STNK, otomatis bukan namanya yang dipanggil, tapi orang yang menyewa jasa Indah. Nah, saat itulah yang paling mendebarkan dan jadi kunci.
“Biasanya ketika dipanggil, dan aku nyamper, akan ditanya aku siapanya (pemilik kendaraan). Saya akan ngaku keponakan, dan bakal ditanya, rumahnya di mana. Inilah kuncinya, aku kudu ngapalin alamat orang yang aku jokiin. Kalau bisa jawab lancar, ya lancar urusannya.”
“Kalau sampai nggak bisa jawab, wah, panjang urusannya.”
Setelah itu, Indah menyelesaikan administrasi lain dan setelah itu, selesailah tugasnya. Biasanya Indah “bekerja” selama lima jam, karena memang antrenya sepanjang itu. Tak heran jika jasa joki STNK laku keras, sebab ya, mengurusnya selama itu, siapa yang punya waktu senggang sebanyak itu?
Indah berpendapat bahwa seharusnya nggak perlulah anti-anti amat sama joki karena pada nyatanya, ngurus STNK seribet itu, padahal tidak semua orang bisa punya waktu selama itu untuk ngurus satu hal. Kalau untuk pekerja, beruntung jika bosnya memberi kelonggaran, kalau tidak, ya susah.
“Misal aku ngurus mulai jam 9, kelar jam 1 siang, itu udah cepet. Ya kalau bosnya apikan gapopo, kalau nggak?”
“Kalau pakai joki bukan keluarga, nggak boleh, tapi negara nggak ngasih alternatif sistem yang bisa lebih cepat, bahkan kalau bisa online aja. Kalau ruwet begini, ujung-ujungnya ya, pake calo kan?”
Baca halaman selanjutnya