Pasalnya, daya jelajahnya memang cukup jauh. Kadang ada tugas hingga Bekasi dan Tangeran. Sehari rata-rata ia pindah tiga sampai empat titik.
“Berutungnya beberapa bulan kerja aku baru tahu. Ternyata biaya transportasi itu bisa diganti sama kantor. Bahkan, boleh pakai ojek online,” kelakarnya.
Akhirnya, ia memutuskan untuk meletakkan motornya di kantor setiap hari. Jarak kantor dengan kosnya sekitar 10 menit perjalanan. Selepas itu, ia akan naik ojek online untuk mobilitas ke mana-mana.
Beli makan bisa sehari sekali, tahan tidak ke kafe dan nongkrong
Demi bisa menabung dengan gaji UMR Jakarta, Aulia mengaku harus menekan biaya makan. Dibuat sehemat mungkin. Apalagi, ia sadar bahwa harga makanan di Jakarta tidak semurah saat ia masih kuliah di Jogja.
“Aku kadang masak. Sering juga makan itu ngandelin nasi kotak atau snack dari acara yang aku datengin, lumayan kan. Bisa itu sehari beli makan cuma Rp10 ribu. Total sehari pengeluaran Rp20 ribu doang juga pernah,” kelakarnya.
Beruntungnya, Aulia mengaku tidak suka nongkrong. Apalagi ke kafe-kafe. Itulah yang jadi kuncinya berhemat dengan gaji UMR Jakarta.
“Nggak ngerokok juga. Kalau aku lihat, temanku ya banyak pengeluaran di rokok dan juga nongkrong-nongkrong itu,” kata dia.
Sebagai perempuan, ia juga butuh perawatan tubuh. Membeli skincare adalah hal wajib baginya. Namun, pengeluaran untuk hal itu tidak setiap bulan. Rata-rata dua bulan sekali.
Dengan gaya hidup yang serba hemat itu, Aulia bisa menyisihkan sekitar Rp1 juta per bulan dari gaji UMR Jakarta yang ia dapat. Tentunya, ada banyak keinginan-keinginan yang harus ia tahan.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News