Tak mau pamer pencapaian meski diremehkan
Cerita lain datang dari Dudung* (26), bukan nama sebenarnya.
Pria asal Tuban, Jawa Timur ini menceritakan bagaimana ia harus putus karena orang tua sang pacar tak rela anaknya menjalin hubungan dengan tukang sablon.
“Pacarku, maksudanya mantanku, sarjana hukum. Aku cuma tamatan SMK,” katanya kepada Mojok.
Hubungan mereka sudah terjalin sejak kelas tiga SMK, saat keduanya berada di kelas yang sama.
Ia awalnya tak menyangka kalau hubungannya bisa awet sampai si pacar lulus kuliah.
Sementara pacarnya kuliah, Dudung mulai mencoba merintis bisnis sablon bersama dengan sepupunya.
“Jadi selama ini backstreet. Karena mantanku itu sebenarnya sudah tahu, pasti akan sulit untuk mendapat restu dari bapaknya,” tuturnya.
“Dan memang benar. Secara, anaknya kan sarjana hukum nih, Bos. Itu bergengsi lah. Jadi paling nggak ya dapat suami yang level statusnya setara lah. Bukan abang-abang sablon kayak aku,” lanjutnya sembari tertawa.
Hubungan mereka akhirnya benar-benar kandas. Bahkan, pertengahan tahun lalu, pacar—yang sudah jadi mantannya itu—melangsungkan pernikahan.
“Aku nggak kenal suaminya sih. Dapat undangan, tapi aku nggak datang. Wegah. Lagi banyak pesanan juga, og,” sambungnya.
Usaha sablonnya memang tidak besar. Tapi juga tidak kecil-kecil amat.
Meski tak dapat restu karena orang tua mantan memandagnya sebelah mata, tapi Dudung menanggapinya dengan santai saja. Tak terlalu menggebu-gebu untuk membesarkan bisnis sablonnya sebagai pembuktian.
“Sakit tentu iya. Tapi buat apa membuktikan diri? Malah bikin capek batin,” tandasnya.
Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA: Mahasiswa Aceh Terselamatkan Usai Pindah Jogja: Dianggap Beban Orang Tua, Balas Dendam Lewat Masak
Cek berita dan artikel lainnya di Google News