Dicoret dari KK, terlunta-lunta di Ngawi
Nur tak bisa bercerita banyak. Yang jelas, ia telah melakukan kesalahan yang sampai membuat bapaknya marah besar dan mengusirnya. Atas pengusiran tersebut, Nur menganggap kalau dirinya sudah dicoret dari KK.
Kejadian itu bermula sejak 2021 lalu. Setelah itu, Nur memilih menggelandang, jadi pengamen di jalur selatan, tepatnya di rute Madiun-Ngawi.
“Dulu sempat kerja pabrikan. Sidoarjo, Mojokerto, pernah. Tapi sekarang cari kerja kan susah. Kalau kuli aku nggak bisa. Jadi sementara ngamen,” ungkapnya.
Nur tahu, meski bapaknya marah besar dan bahkan sampai mengusirnya, ibu Nur sebenarnya tak tega, Bahkan, kata Nur, sampai saat ini pun ibu Nur masih sering meneleponnya, meminta agar Nur yang saat ini mengamen di Ngawi lekas pulang. Lebih-lebih setiap menjelang lebaran.
“Tapi aku malu aja kalau harus pulang. Nggak tahu lah nanti,” kata Nur.
Obrolan kami mau tak mau harus berakhir sampai di situ saja. Sebab, saat bus Sugeng Rahayu yang kami tumpangi berhenti mengangkut penumpang, di saat itulah Nur tahu bahwa ia harus turun. Kami tak sempat berpamitan. Ia langsung bergegas saat tahu bus mulai melamban.
Saat mengulangi perjalanan dari Jogja ke Surabaya pada Jumat (1/3/2024), saya berharap bisa bertemu Nur lagi. Entah di Terminal Kertonegoro, Ngawi atau barangkali di sepanjang jalur selatan. Sayangnya, sampai saya tiba di Surabaya dan bahkan ketika perjalanan balik ke Jogja, pertemuan dengan Nur ternyata belum terulang lagi.
Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA: Kos di Surabaya Mengerikan, Maling Motor “Dipersilakan” Nyolong Begitu Saja
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.