Sejak Jumat (26/12/2025) hingga Senin (8/12/2025), Bener Meriah di Aceh mengalami krisis pangan dan bahan bakar minyak (BBM) akibat bencana banjir bandang dan longsor. Kelangkaan BBM ini menyebabkan distribusi logistik hingga proses evakuasi korban terhambat.
Mencari keuntungan di tengah kesulitan bencana
Sofiaranti (24), salah satu warga yang masih bertahan di Bener Meriah mengaku kesulitan mencari BBM. Beberapa SPBU mengaku kehabisan stok hingga ada yang menjual bensin eceran dengan harga yang melambung tinggi.
“Per liternya dijual seharga Rp50 ribu sampai Rp100 ribu,” ujar Sofi saat dihubungi Mojok, Senin (8/12/2025).
Gubernur Aceh Muzakir Manaf sebelumnya memang sudah meminta aparat mengawasi oknum yang memanfaatkan situasi kelangkaan BBM dan bahan pangan, tapi nyatanya hal itu masih terjadi.
“Ini kesempatan yang harus kita cegah. Jangan sampai mencekik leher orang,” ujar Muzakir, yang akrab dipanggil Mualem dikutip dari Kompas.id pada Jumat (5/12/2025).
Kelangkaan BBM ditengarai karena akses jalan menuju Kabupaten Tengah masih terputus total, sehingga mengakibatkan Bener Meriah menjadi wilayah terisolir. Tak hanya BBM, bahan pangan pun ikut krisis.
Bantuan yang didapat warga Bener Meriah masih minim
Kelangkaan BBM mengharuskan Sofi bersama warga lainnya berjalan kaki sepanjang puluhan kilometer demi mencari bantuan. Terutama untuk mendapat bahan-bahan pokok seperti makanan agar mereka mampu bertahan.
“Entah ke mana banyaknya bantuan dari luar daerah yang sering diberitakan itu. Saya juga dengar ada pesawat bolak-balik sebanyak 20 kali dalam sehari, tapi jangan kan kami, posko saja nggak dapat,” ujar Sofi.
“Bantuan yang kami dapatkan masih sangat minim dan tidak cukup. Kami hanya dapat jatah beras 1 kilogram per orang untuk seminggu, bahkan ada sebagian tetangga saya yang belum menerima bantuan tersebut,” sambung pegawai swasta tersebut.
Tak hanya di Bener Meriah, harga BBM yang melangit juga dirasakan oleh warga di Gayo Lues.
View this post on Instagram
Korban meninggal di Aceh akibat bencana terbanyak
Situasi pelik di Aceh juga menimbulkan korban. BNPB mencatat per Senin (8/12/2025), pukul 10.48 WIB, sebanyak 950 orang tewas di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Jumlah korban diperkirakan akan berubah seiring proses evakuasi dan pembersihan area terdampak bencana. Berikut rinciannya:
Aceh
- Tewas: 386 orang
- Hilang: 101 orang
- Luka: 4.300 orang
Sumatera Utara
- Tewas: 330 orang
- Hilang: 78 orang
- Luka: 647 orang
Sumatera Barat
- Tewas: 234 orang
- Hilang: 95 orang
- Luka: 112 orang
46.611 orang di Bener Meriah terisolir
Kondisi warga yang terisolir dan mengalami krisis pangan membuat Mualem–sapaan Muzakir Manaf khawatir. Ia berujar, warganya yang tak mendapat bantuan berpotensi meninggal karena kelaparan di situasi bencana.
Melansir dari laman resmi Kabupaten Bener Meriah, Aceh, lebih dari satu pekan ini sebanyak 46.611 warganya masih terisolasi. Data menunjukkan ribuan keluarga di enam kecamatan mengalami keterbatasan akses akibat terputusnya jalur transportasi utama.
Berikut rincian wilayah yang terdampak parah:
- Kecamatan Pintu Rime Gayo: 23 desa terisolir, mencakup 17.138 jiwa.
- Kecamatan Gajah Putih: 10 desa terisolir, dengan populasi 10.396 jiwa.
- Kecamatan Mesidah: 15 desa terisolir, dihuni oleh 6.325 jiwa.
- Kecamatan Syiah Utama: 14 desa terisolir, dengan 2.799 jiwa.
- Kecamatan Permata: 7 desa terisolir, terdiri dari 6.024 jiwa.
- Kecamatan Timang Gajah: 4 desa terisolir, mencakup 3.939 jiwa.
Hingga berita ini tayang, ruas jalan vital yang menghubungkan Bener Meriah dengan Aceh Utara dan Bireuen masih terputus. Oleh karena itu, penyaluran logistik yang mendesak dialihkan ke Bandara Rembele lewat jalur udara memakai helikopter maupun pesawat.
Tim gabungan baik TNI, Polri, dan BNPB telah memfokuskan pemulihan jalur akses utama. Pengerjaan jembatan darurat (Bailey) dan pembersihan material longsor, seperti tumpukan pohon dan lumpur tebal yang menghambat jalan terus dikebut.
“Prioritas utama adalah keselamatan warga dan memastikan seluruh wilayah terdampak dapat segera terjangkau oleh bantuan,” tulis pemerintah Kabupaten Bener Meriah dilansir dari laman resmi, Senin (8/12/2025).
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh” atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan











