Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Cerita Mahasiswa Unair Tinggal di Gang Sempit di Tengah Kemewahan Surabaya, Makan dengan Bau Comberan hingga Mandi Air Kuning

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
8 Mei 2025
A A
Kehidupan mahasiswa Unair di Gang Jojoran, Gubeng, Surabaya: makan dengan suguhan bau comberan hingga mandi air kuning MOJOK.CO

Ilustrasi - Kehidupan mahasiswa Unair di Gang Jojoran, Gubeng, Surabaya: makan dengan suguhan bau comberan hingga mandi air kuning. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Surabaya pusat memang gemerlap. Namun, jika masuk ke gang-gang sempit di balik gedung-gedung tingginya, ada “kehidupan prihatin” yang harus dilalui beberapa orang. Salah satunya di Gang Jojoran, Gubeng, Surabaya yang menjadi saksi hidup prihatin mahasiswa Universitas Airlangga (Unair).

***

Dodo (21) buta Surabaya saat pertama kali ke kota tersebut pada 2021 silam untuk kuliah di Universitas Airlangga (Unair). Sebagai orang yang tak terhitung mapan, tentu saja dia mencoba mencari indekos dengan harga semurah mungkin.

Apalagi sejak pertama ke Surabaya itu dia memang tidak mendapat uang saku dari orangtuanya. Dia hanya mengandalkan uang dari beasiswa untuk hidup dalam beberapa tahun ke depan.

“Nemulah kos di Jojoran, Gubeng. Harganya Rp400 ribu. Itu sudah paling murah. Karena kebanyakan harganya lebih dari itu. Maklum, pusat kota,” ungkapnya, Minggu (27/4/2025).

Tertolong harga serba murah

Setelah meninggali kos di Gang Jojoran, Gubeng, Surabaya itu, satu hal yang Dodo syukuri, yakni harga-harga yang serba murah. Tidak hanya harga indekos, tapi juga harga kebutuhan seperti makan dan lain-lain.

“Karena kebetulan dekat pasar. Kalau beli apa di pasar itu murah,” kata Dodo.

Warung-warung makan yang tersedia di sekitar kosnya pun menyediakan harga murah. Setidaknya pada saat itu.

Selisih harganya terbilang lumayan jika dibanding makan di luar. Apalagi jika makan di sekitar kampus Unair yang kalau untuk ukurannya terasa amat mahal karena bisa di angka belasan ribu.

“Di Jojoran waktu itu Rp8 ribuan masih dapat. Tapi ya seadanya,” kata Dodo.

Kesumpekan Gang Jojoran, Gubeng, Surabaya

Hal pertama yang mahasiswa Unair itu keluhkan adalah kondisi gang di Gang Jojoran, Gubeng, Surabaya, yang kelewat sempit. Kata Dodo, hanya cukup satu motor untuk melaluinya.

Maka, ketika berpapasan dengan pengendara motor lain, kalau tidak memepetkan motor ke tembok rumah warga semepet-mepetnya untuk membuka jalan ya salah satu harus mundur untuk mencari ruang yang lebih terbuka, sehingga pengendara lain bisa lewat.

“Begitu juga dengan di kos. Karena bangunan di sana rapet-rapet, kos nggak punya lahan parkir memadai,” kata Dodo.

Alhasil, jika Dodo pulang agak malam sedikit, dia tidak akan kebagian lahan parkir. Kalau sudah begitu, mau tidak mau dia harus memarkir di luar area kos.

Iklan

Hal itu tentu saja membuatnya agak waswas. Sebab, pengetahuan pertamanya soal Surabaya kala pertama kali ke sana adalah bahwa kota ini jadi rawan curanmor.

Pelaku curanmor pun lihai-lihai. Dalam celah tersempit pun, sekalipun motor dikunci ganda atau digembok, mereka masih bisa menggondolnya.

Untungnya, hingga sekarang motornya masih aman. Barangkali maling tidak meliriknya karena terlalu butut.

Baca halaman selanjutnya…

Makan dengan bau busuk comberan hingga mandi air kuning

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 9 Mei 2025 oleh

Tags: gubenggubeng surabayajojoran gubengjojoran surabayakawasan kumuh surabayamahasiswa unairSurabayaunair
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO
Sosok

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
Pulau Bawean Begitu Indah, tapi Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri MOJOK.CO
Esai

Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri

15 Desember 2025
Job fair untuk penyandang disabilitas di Surabaya buka ratusan lowongan kerja, dikawal sampai tanda tangan kontrak MOJOK.CO
Aktual

Menutup Bayangan Nganggur bagi Disabilitas Surabaya: Diberi Pelatihan, Dikawal hingga Tanda Tangan Kontrak Kerja

26 November 2025
Belikan ibu elektronik termahal di Hartono Surabaya dengan tabungan gaji Jakarta. MOJOK.CO
Liputan

Pertama Kali Dapat Gaji dari Perusahaan di Jakarta, Langsung Belikan Ibu Elektronik Termahal di Hartono agar Warung Kopinya Laris

11 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

elang jawa.MOJOK.CO

Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba

18 Desember 2025
Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025
Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.