Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Derita Mahasiswa Wonogiri Kena Jebak Grup Telegram Lowongan Kerja

Agung Purwandono oleh Agung Purwandono
22 Januari 2024
A A
Derita Mahasiswa Wonogiri Kena Jebak Grup Telegram Lowongan Kerja MOJOK.CO

Ilustrasi Derita Mahasiswa Wonogiri Kena Jebak Grup Telegram Lowongan Kerja. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Awalnya hati berbunga-bunga karena dapat uang cuma-cuma dari ikut grup Telegram. Namun, lama kelamaan justru harus keluar uang sampai terjerat utang di pinjaman online.

***

Fandi (19), mahasiswa semester tiga di perguruan tinggi negeri di Semarang ini awalnya berencana mengisi waktu kosongnya di sela-libur kuliah dengan mencari kerja pada Desember 2023 silam. Mahasiswa asal Wonogiri, Jawa Tengah ini kemudian melakukan penelusurannya lowongan kerja di Telegram. 

Semua berawal dari grup Telegram lowongan kerja di Wonogiri

“Ketemu grup lowongan kerja Wonogiri. Saya tertarik karena Wonogiri kan asal daerah saya, dan pekerjaannya online,” kata Fandi saat dihubungi Mojok, Senin (23/01/2024). Fandi makin yakin dengan informasi dari admin Telegram yang ia hubungi karena si admin akun grup Telegram centang biru. 

Fandi awalnya mendapat penjelasan kalau sistem kerjanya freelance dengan komisi 20 persen. Hitung-hitungannya, ia bisa dapat komisi hingga Rp150-300 ribu per hari, tanpa target penjualan. 

“Penampilan profilnya si admin itu meyakinkan menurut aku. Padahal ya nggak ada nomor kontak dan nggak ada nama perusahaan di profilnya, tapi dengan bodohnya aku yakin itu resmi,” katanya. 

Tentang Telegram, bagi Andi bukan sesuatu yang asing. Saat SMA ia pernah jadi admin bot di Telegram. “Aku sama sekali nggak nyangka pengalaman pertamaku nyari kerja jadi kaya gini. Maksudnya betapa bodoh dan begonya aku, seorang mahasiswa yang kritis dalam menanggapi berbagai isu-isu sosial justru kena tipu saat mencari pengalaman kerja pertamanya,” katanya dengan nada pelan.

Fanda lantas bercerita bagaimana modus admin di grup Telegram memperdayanya. Dari si admin, ia mendapat penjelasan jika pekerjaannya adalah membeli produk di sebuah akun website dengan cara fiktif. Nantinya ia akan mendapat komisi. Semakin banyak membuat pesanan maka semakin banyak komisi yang ia dapatkan.

Kerja lakukan pemesanan fiktif dibayar dengan komisi

Fandi bertanya pada admin tersebut bagaimana sistem kerjanya. “Terus dia jawab, intinya sih kerjanya itu ngelakuin pemesanan fiktif di salah satu perusahaan ternama yang kolaborasi sama Shopee. Aku tu sebenernya sempet curiga, kenapa kerjanya itu ngelakuin pemesanan fiktif, kaya gunanya apa buat pemasaran?,” kata Fandi.

Fandi lantas mengecek di e-commerce tersebut dan ternyata memang ada nama perusahaannya serta merupakan brand terkenal. “Saya tanya ke admin grup Telegram tersebut, ‘ini resmi nggak’. Nah, dia jelasin panjang lebar dan meyakinkan kalau pekerjaan yang aku lakukan terbukti bisa menghasilkan pendapatan tanpa risiko,” katanya. 

Fandi akhirnya patuh dengan panduan admin grup Telegram tersebut. Admin tersebut kemudian memberi link ke website. “Di website itu, aku disuruh masukin nama, nomor telepon dan bikin password baru. Dia ngasih step-step dalam bentuk gambar, jadi dipandu gitu. Setelah berhasil daftar, aku dapat bonus saldo Rp30.000 dari mereka,” kata Fandi. 

Dari saldo itu, Fandi mendapat perintah untuk mengambil pesanan dan pengiriman pesanan fiktif. Fandi mendapat penjelasan, jika ia bisa menyelesaikan sampai 20 pesanan, ia akan mendapat komisi 20 persen dari total seluruh saldo yang ia punya.  

“Aku ngambil 1 pesanan yang harganya cuma Rp12.000. Terus lanjut sampe pemesanan-pemesanan selanjutnya. Di pemesanan ke-5, itu harga barangnya mulai tinggi dan saldo yang aku punya dari bonus pendaftaran tadi nggak cukup. Jadi itu sistemnya, kalo kita ngajuin pemesanan, saldo kita sebenernya nggak berkurang tapi malah nambah jadi berapa gitu. Tapi di pesanan ke-5, posisi saldo akun di website beneran nggak cukup soalnya pemesanan barangnya nyampe angka 400 ribu rupiah,” jelas Fandi.

Utang pinjol karena bujuk rayu admin grup Telegram

Fandi lantas bertanya ke admin lewat chat di Telegram, mengapa ia tidak bisa mengambil pesanan lagi. Admin grup Telegram tersebut lantas membalas dengan sok antusias. “Wah kakak hebat, jarang-jarang pengguna baru dapat pesanan besar,” kata Fandi menirukan balasan admin. 

Iklan

Fandi lantas bertanya bagaimana caranya ia bisa mengambil pesanan, sementara saldo yang ia miliki dari komisi nggak cukup. Fandi mendapat jawaban jika ia harus mengisi saldonya menggunakan uang beneran. 

“Waktu itu kurang 86 ribu rupiah buat ngisi saldonya, terus aku isi saldo di website itu pake uang rekening aku sendiri, biar bisa ngambil pesanan. Dijanjikan juga sama dia, kalo nanti dia bakal bilang ke atasannya supaya aku ga dapet pesanan besar lagi,” kata Fandi.

korban penipuan di grup telegram makin banyak MOJOK.CO
Banyak penipu yang memanfaatkan Telegram. (Logo Telegram/Photo by Dima Solomin on Unsplash)

Fandi kemudian mendapatkan komisi yang besar. Namun, angka itu hanya ada di website, bukan di rekeningnya. Fandi lantas memesan barang lagi menggunakan saldo yang ia punya. Tiga pesanan selanjutnya aman karena angkanya masih dibawa saldo yang ia punya. 

Ketika akan memesan barang lagi, ternyatanya harganya tembus Rp1,5 juta. Fandi komplain ke admin ke grup Telegram karena katanya admin akan membantunya agar harga barang tidak lebih dari saldo yang ia miliki.

“Admin ini menjanjikan akan minjemin uang buat nambah saldo yang harus kuisi. Aku setuju, tapi karena sudah nggak ada uang sama sekali, aku pinjam ke temenku Rp50 ribu. Karena belum cukup, aku daftar pinjaman online di hari itu juga sebesar Rp 500 ribu,” cerita Fandi.

Baca halaman selanjutnya

Janji manis penipu admin grup Telegram

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 24 Januari 2024 oleh

Tags: grup telegramlowkerlowongan kerjapilihan redaksiPINJOLtelegram
Agung Purwandono

Agung Purwandono

Jurnalis di Mojok.co, suka bercocok tanam.

Artikel Terkait

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO
Ragam

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.