Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Jadi Perintis Tak Seseru Omongan Bocil Pewaris, Susah Payah bikin Usaha buat Nanggung Utang Keluarga

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
2 Agustus 2025
A A
Cerita perintis bukan bocil pewaris yang lulus SMK langsung bayar utang keluarga. MOJOK.CO

ilustrasi - jatuh bangun seorang perintis yang bayar utang keluarga. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Satu tahun kemudian, Yusril memutuskan resign dari pekerjaan hotel. Ia hanya bekerja di pabrik hingga sore dan berencana merintis bisnisnya sendiri. Saat itu, Yusril melihat peluang dengan berkeliling menjual strawberry.

Lambat laun, bisnisnya itu mulai berkembang. Pesanan semakin banyak hingga ia merekrut beberapa pegawai. Namun, di pertengahan jalan ia menemui kejanggalan.

“Aku menerima banyak orderan fiktif, karena aku terlalu polos kukirim saja sesuai titiknya. Ternyata pesananku dibawa kabur sampai minus sekitar Rp15 juta saat itu,” ujar pemuda lulusan SMK itu.

Perintis harus berani mencoba berbagai peluang

Alih-alih putus asa, Yusril mencoba peluang lain dengan berjualan susu kedelai. Mulanya, ia hanya mengambil dari tetangga dan menjualnya kembali dengan margin harga yang lebih mahal.

Tak disangka, bisnis itu juga laku keras. Sampai-sampai, Yusril utang uang ke temannya sebesar Rp5 juta untuk modal membeli mesin produksi sendiri. Dalam sehari, pemuda perintis ini mengaku bisa mendapat untung Rp800 ribu. Jika sebulan, termasuk hari libur maka penghasilannya bisa mencapai Rp20 juta.

Penghasilannya itu kemudian ia gunakan untuk membayar satu orang karyawannya, biaya produksi dan operasional susu kedelai, melunasi sebagian utang ibunya, membayar biaya sekolah dua orang adiknya, dan segala kebutuhan rumah.

Sayangnya, Yusril merasa pekerjaan menjual susu kedelai masih tak cukup untuk membayar seluruh utang ibunya. Apalagi, beberapa bulan terakhir ia mengalami penurunan pendapatan. 

Akhirnya, ia mencari peluang lain dengan ikut usaha temannya beternak ayam dan ayam potong dengan modal Rp30 juta. Masalahnya, ia dan temannya itu tidak punya pengetahuan sama sekali untuk merawat ayam.

“Alhasil, baru dua bulan kami rawat. Semua ayam itu mati. Tentu saja rugi besar. Aku jadi down banget,” kata Yusril.

Uang Rp50 juta dari bank raib

Tapi begitulah hidup, saat pintu satu tertutup masih ada pintu lain yang terbuka. Yusril pun perlahan bangkit dan memulai bisnis cathering. Ia menjual nasi bungkus dari pabrik ke pabrik, mengetuk satu persatu pintu tetangga, dan teman-temannya yang mau membeli makanannya.

“Alhamdulillah pesananku pun semakin banyak. Nggak hanya nasi bungkus tapi juga nasi kotak untuk hajatan sampai nasi tumpeng,” ujar pemuda lulusan SMK itu.

Saking banjirnya pesanan, Yusril pun merekrut seorang karyawan khusus manajemen keuangan. Pada mulanya, usaha Yusril berjalan lancar sampai memakai Kredit Usaha Rakyat (KUR) di bank sebesar Rp50 juta.

Rencananya, uang itu ia pakai untuk menyewa tempat yang lebih besar. Karena sudah ada karyawan khusus yang mengelola uang tersebut, maka segalanya Yusril percayakan ke dia.

“Tidak tahunya uangku dicuri. Dia hilang tanpa jejak,” kata Yusril.

Iklan

Dari segala kejadian yang Yusril alami, dikhianti rekan seperjuangan dan kehilangan uang puluhan juta adalah titik balik hidupnya. Yusril merasa jatuh-sejatuhnya. Bahkan sampai berpikir untuk mengakhiri nyawanya sendiri.

Beruntung, ia masih ingat senyum ibunya. Meski bukan menjadi bocil pewaris yang memotivasi orang untuk menjadi perintis, Yusril hanya bisa berusaha untuk ikhlas. Menerima dan mengsyukuri segala hal yang terjadi di hidupnya.

“Aku juga pewaris. Mewarisi keahlian ibu dalam memasak dan berdagang. Tak lupa juga mewarisi utang-utangnya hehehe,” kelakar Yusril.

Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Derita Perintis bukan Pewaris: Beli HP Android dan Laptop Saja Susah karena Tak Tega Minta ke Ibu, Tapi Kini Bisa Kerja di Bidang IT atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 3 Agustus 2025 oleh

Tags: bayar utangbocil perintisbocil pewarislulus SMKlulusan SMKperintispewarissulit cari kerja
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Adik rela berkorban memupus mimpi kuliah dan jadi sarjana PTN gara-gara kakak sendiri MOJOK.CO
Ragam

Wong Liyo Ngerti Opo: Adik Korbankan Mimpi Kuliah PTN, Biar Kakak Saja yang Jadi Sarjana sementara Adik Urus Orang Tua

25 November 2025
Pilih kos murah di Malang karena gaji nggak UMR. MOJOK.CO
Ragam

Cara Bertahan Hidup Anak Kos di Malang dengan Gaji Rp2 Juta setelah Orang Tua Tiada, Tersiksa tapi “Kudu Legawa”

8 Oktober 2025
Lulusan SMA ditolak kerja 300 kali, kini ingin kuliah S1. MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Pahit Lulusan SMA Ditolak Kerja 300 kali karena Dianggap Sok Tahu, Kini Sudah Nggak Mau Dibodohi dan Pilih “Upgrade” Diri

7 Oktober 2025
MBG Meracuni Bangsa, Membungkam Orang Tua MOJOK.CO
Liputan

Program MBG Tak Boleh Berhenti, Paksa Saja untuk “Menambal” Program Rp19 Juta Lapangan Kerja

4 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.