Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Jalan Tak Terduga Atlet Para-Badminton: Berhasil Mengharumkan Nama Negara Setelah Kehilangan Satu Kaki di Usia Remaja

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
30 Oktober 2025
A A
Jalan Tak Terduga Atlet Para-Badminton: Berhasil Mengharumkan Nama Negara Setelah Kehilangan Satu Kaki di Usia Remaja.MOJOK.CO

Ilustrasi - Jalan Tak Terduga Atlet Para-Badminton: Berhasil Mengharumkan Nama Negara Setelah Kehilangan Satu Kaki di Usia Remaja (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Jalan tak terduga dilalui atlet para-badminton, Wiwin Andri. Kehilangan kaki di usia remaja, ia justru berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.

***

Sore itu, Rabu (29/10/2025), tribun GOR Manahan Solo belum terlalu penuh. Namun, suara raket sudah bersahut-sahutan sejak pagi, berpadu dengan gemuruh shuttlecock yang jatuh di lantai kayu.

Di tribun, seorang pria bertubuh tegap berjalan menggunakan satu kaki dengan bantuan kruk. Bersamanya, seorang perempuan menuntun dengan sabar.

Nama pria ini Wiwin Andri (30). Ia merupakan atlet para-badminton Indonesia di kelas Wheelchair 2 (WH 2) yang ikut bertanding di Polytron Indonesia Para Badminton International (PIBI) 2025 sore itu. Sementara perempuan yang menemani Andri adalah istrinya.

PIBI 2025 sendiri terselenggara atas kolaborasi Bakti Olahraga Djarum Foundation, Polytron, bersama BWF dan NPC Indonesia. Kejuaraan yang diikuti atlit dari 24 negara berlangsung di GOR Indoor Manahan Solo, 29 Oktober hingga 2 November 2025.

PIBI 2025 mempertandingkan 22 kategori. Meliputi sektor tunggal putra dan putri masing-masing enam kategori, ganda putra empat kategori, ganda putri tiga kategori, dan ganda campuran tiga kategori; dengan klasifikasi WH 1, WH 2, SL 3, SL 4, SU 5 dan SH 6.

WH 2, kelas yang diikuti Wiwin, merupakan kategori untuk pemain dengan disabilitas pada tungkai bawah yang bermain menggunakan kursi roda. Saat saya temui, ia tengah bersiap menghadapi lawannya, Munna Khalid dari India, sekitar pukul tujuh malam.

“Tadi siang lawan Malaysia menang dua set. Nanti malam jam tujuh pertandingan kedua lawan India,” ungkapnya, dengan senyum ramah.

Saya cukup lama mengobrol dengan Wiwin. Pria ini sangat ramah dan penuh gairah bertanding. Namun, tak banyak yang tahu, di balik senyumnya sore itu, sepuluh tahun lalu Wiwin hampir kehilangan arah setelah kecelakaan merenggut kaki kanannya. 

Ia mengaku sempat  frustrasi dan menjalani hari-hari tanpa tujuan, berusaha menerima kenyataan baru yang tidak pernah ia bayangkan. Kini, dalam turnamen yang diselenggarakan Bakti Olahraga Djarum Foundation itu, Wiwin hadir sebagai atlet yang menempuh perjalanan panjang untuk kembali menemukan jati dirinya.

Kecelakaan yang mengubah segalanya

Sebelum tahun 2011, hidup Wiwin sama seperti remaja lain di Palembang. Ia aktif, gemar olahraga, dan banyak menghabiskan waktu di luar rumah. Namun, di usia 16 tahun, kecelakaan sepeda motor mengubah segalanya.

“Saya kehilangan kaki kanan, jadi difabel sejak saat itu,” kisahnya. 

“Waktu itu, jujur saja sebagai remaja SMA ya, dunia rasanya berhenti. Saya nggak tahu mau ngapain, marah ke diri sendiri juga percuma,” imbuhnya.

Iklan

Masa pemulihan dari trauma berlangsung lama. Pendek kisah, setelah berdamai dengan keadaan, ia memutuskan pindah ke Jakarta. Di sana, ia mulai belajar menata ulang hidupnya. 

para badminton, wiwin andri.MOJOK.CO
Atlet Para Badminton Indonesia, Wiwin Andri, sedang menjalani persiapan sebelum bertanding menghadapi Munna Khalid asal India. (Mojok.co/Eko Susanto)

Ia mengakui, meski sudah berusaha berdamai, hidup dalam kondisi yang sama sekali berbeda tak pernah mudah. Apalagi di masyarakat, kelompok penyandang disabilitas masih dipandang liyan.

“Tapi dari situ saya belajar, bahwa kalau mau step up, ya saya harus bangkit. Nggak boleh terpuruk terus.”

Pertemuan pertama dengan para-badminton

Jawaban datang beberapa tahun kemudian, pada akhir 2014. Seorang teman mengajaknya menonton latihan para-badminton di sebuah gedung olahraga. Saat itu, ia hanya ingin melihat, tanpa rencana apa pun. Tapi pemandangan di depan mata menggugah minatnya.

“Awalnya cuma nonton, tapi dalam hati saya bilang, kayaknya saya bisa,” ucapnya sambil tersenyum. 

Wiwin sendiri mengaku bahwa sebelum kecelakaan ia sudah aktif bermain badminton. Tapi sekadar hobi saja, bukan profesional. Makanya, ia merasa cukup “lucu” saja kalau jalan hidupnya menjadi atlet badminton justru terjadi saat ia kehilangan kaki.

“Nah itu dia letak lucunya takdir, Mas. Justru saya punya jalan jadi atlet malah saat kaki tinggal satu,” ucapnya sambil tertawa.

Kendati demikian, berlatih badminton dengan menggunakan kursi roda bukan perkara mudah. Ia menjelaskan, kursi roda khusus para-badminton sangat berbeda dengan kursi roda biasa.

Dua roda utamanya dipasang miring ke luar (cambered wheels), biasanya dengan sudut 20-25 derajat. Kemiringan ini dirancang buat memberi keseimbangan saat pemain saat, misalnya, berbelok cepat atau menahan dorongan keras dari lawan. 

wiwin andri, para badminton.MOJOK.CO
Wiwin Andri harus adaptasi ekstra untuk bisa mengoperasikan kursi roda khusus. (Mojok.co/Eko Susanto)

Sementara dii bagian depan terdapat roda kecil (caster) yang menjaga kursi tidak terjungkal saat melaju atau menukik ke depan mengejar shuttlecock. Di sinilah letak perbedaannya, yang kata Wiwin, kursi roda atlet di-setting lebih ramping, ringan, dan disesuaikan dengan postur tubuh atlet.

“Artinya beda atlet, beda kursi roda. Karena satu kursi biasanya sudah di-setting khusus sama postur atlet,” katanya. “Lucunya di situ juga, Mas, jadi sebelum adaptasi sama badmintonnya, saya juga kudu adaptasi sama kursi rodanya juga.”

Alhasil, latihan-latihan awal bukan sekadar mengasah teknik, tapi juga melatih kesabaran. Wiwin mengaku awal memakai kursi roda khusus ini, jatuh sudah menjadi makanan sehari-hari.

“Karena nggak terbiasa, ya sering jatuh. Bahkan awal-awal itu, ketika lagi main di turnamen pun masih jatuh juga.”

Sepuluh tahun perjalanan yang dibayar tuntas

Dari situlah perjalanan panjang Wiwin dimulai. Ia mulai mengikuti turnamen kecil di tingkat daerah, lalu naik ke ajang nasional. 

Tahun 2015, ia menjejak panggung internasional untuk pertama kali di Asian Para Games (APG) Singapura. Ia belum membawa medali, tetapi pengalaman itu menanamkan tekad baru.

“Waktu itu saya kalah di awal, tapi lihat atlet-atlet lain yang semangatnya luar biasa, saya jadi malu sendiri,” ujarnya. “Saya pulang dengan niat: latihan lebih keras lagi.”

Sejak itu, hari-harinya diisi dengan latihan rutin, turnamen, dan jatuh bangun yang tiada habisnya. Ia mengikuti kejuaraan di berbagai negara: Thailand Open, Japan Open, Spain Open.

para badminton, wiwin andri.MOJOK.CO
Tahun 2015 adalah panggung internasional pertama untuk atlet para badminton ini. Yakni di ASEAN Para Games (APG) Singapura. (Mojok.co/Eko Susanto)

Hingga akhirnya, satu dekade setelah kecelakaan yang mengubah hidupnya, Wiwin berdiri di podium tertinggi ASEAN Para Games 2022, yang kala itu diselenggarakan di Solo. Ia berhasil mengibarkan Bendera Merah Putih setelah berhasil meraih medali emas.

“Jujur saja dulu rasanya tidak percaya, Mas. Justru setelah saya hampir kehilangan semuanya, di situ malah saya bisa mengharumkan nama negara di mata dunia.”

Ingin para-badminton lebih banyak dikenal

Setelah 2022, Wiwin tetap aktif bertanding. Ia kembali naik podium di Asian Para Games 2024 di Kamboja dengan raihan medali perak. Kini, ia tengah mengejar poin untuk menuju kualifikasi Paralimpik.

Meski sudah berprestasi, ia sadar perhatian publik terhadap olahraga disabilitas masih minim. 

“Orang cuma tahu waktu kita menang,” ujarnya. “Padahal prosesnya panjang dan nggak gampang. Latihan tiap hari, alat susah, dan nggak semua orang tahu perjuangan di baliknya.”

Wiwin berharap liputan dan dukungan terhadap atlet disabilitas semakin luas. Menurutnya, perjuangan mereka bukan soal mencari simpati, tetapi soal pembuktian. 

Menjelang malam, Wiwin bersiap turun ke lapangan. Di pinggir tribun, sang istri masih duduk, menatapnya dengan mata penuh doa. Pertandingan berlangsung ketat. Setelah tiga gim, Wiwin akhirnya menang tipis atas atlet India, Munna Khalid: 18-21, 21-14, 23-21.

Begitu pertandingan usai, ia tersenyum, melambaikan tangan ke arah tribun, lalu menatap istrinya sebentar. Tak ada selebrasi berlebihan, hanya rasa lega yang sulit disembunyikan.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Naik Level! 24 Negara Ikut Indonesia Para Badminton International 2025 di Solo atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

Terakhir diperbarui pada 31 Oktober 2025 oleh

Tags: Badmintonbakti olahraga djarum foundationdjarum foundation djarum foundationpara badmintonPolytron Indonesia Para Badminton International 2025
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Suka Duka Jadi Pelatih Atlet Para-badminton: Dari Pemain yang Ngambek,  hingga Iming-iming Hadiah dari Kantong Sendiri MOJOK.CO
Sosok

Suka Duka Pelatih Atlet Para-badminton: Dari Pemain yang Ngambek, hingga Iming-iming Hadiah dari Kocek Pribadi

4 November 2025
Fisioterapi: Tangan-Tangan di Belakang Layar yang Jadi Kunci Prestasi Atlet Para-Badminton.MOJOK.CO
Ragam

Pijatan Berhadiah Kemenangan: Tangan-Tangan di Belakang Layar yang Jadi Kunci Prestasi Atlet Para-Badminton

3 November 2025
Subhan dan Rina Marlina: 2 anak kampung yang mendunia berkat bulu tangkis difabel (para-badminton) MOJOK.CO
Sosok

Subhan dan Rina Marlina: 2 Anak Kampung yang Mendunia, Tapi Tiap Naik Pesawat Masih Nggak Nyangka

2 November 2025
Qonitah Ikhtiar Syakuroh, atlet para badminton (bulu tangkis difabel) asal Kulon Progo Jogja sang penderes medali emas MOJOK.CO
Sosok

Ketangguhan dalam Nama “Qonitah Ikhtiar Syakuroh”, Dari Raket Rp40 Ribuan dan Ejekan Cara Berjalan Jadi Penderes Emas

2 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Macam-macam POV orang yang kehilangan botol minum (tumbler) kalcer berharga ratusan ribu MOJOK.CO

Macam-macam POV Orang saat Kehilangan Tumbler, Tak Gampang Menerima karena Kalcer Butuh Dana

28 November 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.