Judi online jadi fenomena yang semakin meresahkan. Ada beberapa cara permainan kotor ini dapat memanipulasi seseorang hingga kecanduan parah.
Saat ini permasalahan judi online semakin jadi sorotan. Bahkan, Presiden Jokowi sampai membuat Satuan Tugas Pemberantasan Judi Online lewat Kepres Nomor 21 tahun 2024.
Melansir laman Kemenag RI, Jawa Barat menjadi provinsi dengan angka judi online tertinggi di Indonesia. Jumlah pelaku mencapai 534.664 orang dengan nilai transaksi total Rp3,8 triliun.
Sejalan dengan itu, di Kota Depok, angka perceraian pada 2024 meningkat dari tahun sebelumnya. Pengadilan Agama Depok bahkan merilis bahwa 70% kasus perceraian berakar dari judi dan pinjaman online yang menggerogoti keharmonisan keluarga.
Judi memang bukan hal baru lagi bagi masyarakat. Sudah jadi tradisi tua yang terus berkembang seiring perubahan zaman. Setidaknya itulah yang dipaparkan Dosen Psikologi UGM, Dr Bagus Riyono MA.
Menurutnya fenomena merebaknya judi online harus diurai agar masyarakat terutama yang menengah ke bawah tak terjebak hingga membuat mereka mengalami kerugian dalam banyak hal. judi sebagai permainan mengasyikkan dan membuat ketagihan banyak orang. Mereka yang melakukan berharap-harap cemas dan terkadang mengalami kecanduan.
Bagaimana judi online memanipulasi pemainnya
Bagus menjelaskan bagaimana mekanisme bandar judi memanipulasi pikiran pemain sehingga timbul rasa candu. “Dari Skinners Theory of Reinforcement, dikatakan ada penguat untuk melakukan yakni berupa insentif yang menimbulkan ekspektasi. Proses memanipulasi ekspektasi ini yang dimanfaatkan para bandar pada penjudi,” ungkapnya pada Kamis (27/6/2024) melansir laman resmi UGM.
Orang bermain judi, kata Bagus, dipastikan memiliki ambisi untuk menang. Ambisi ini yang kemudian, menurutnya dimanipulasi oleh bandar judi dan yang sering terjadi harapan yang besar berbanding terbalik dengan kenyataan.
“Karakteristik judi mengasyikkan. Muncul harapan, ekspektasi sampai lupa yang kita pertaruhkan uang dari mana. Orang kalau deg-degan ada hormon dopamin yang membuat asyik. Kalau orang mudah dapat modal berjudi, kalahpun merasa asyik. Banyak yang berharap besar, ekspektasi besar, tapi tak terwujud. Akhirnya memunculkan kasus sampai bunuh diri yang terjadi beberapa waktu belakangan,” terangnya.
Bagus berpandangan ada teori Gambler Fallacy, yang membuat perhitungan tidak valid atau tak sesuai kenyataan. Hal tersebut justru diyakini oleh para gambler dan membuat mereka terus ketagihan bermain.
“Bagaimana akhirnya yang miskin, ingin berjudi untuk menang. Ada penelitian probabilitas judi, 1 banding 2 juta. Ini kan sangat sulit, ya kalau bandar tidak curang. Ini yang membuat penjudi terjebak, sekali lagi sampai berakhir buruk sampai bunuh diri,” ucapnya.
Upaya berhenti dari kecanduan
Sebelumnya, Mojok pernah melakukan wawancara dengan Wawan* (25) yang pernah kecanduan judi online selama masa akhir kuliah. Kecanduan itu berawal dari cerita seorang teman yang berhasil mendapatkan uang Rp12 juta dalam semalam dengan modal deposit tak sampai Rp100 ribu.
“Rekor terparah, aku menghabiskan Rp8 juta dari tabungan dalam hitungan minggu,” ungkapnya.
Setelah merasa tidak beres dengan kebiasannya, Wawan mulai berusaha berhenti. Upaya berulang kali selalu gagal.
Ia berhenti justru saat sedang dapat keuntungan. Wawan berkonsultasi dengan teman dan mendapat pencerahan bahwa harus segera mengalihkan dana itu akan tidak berputar lagi untuk deposit judi online.
Tidak hanya itu, ia sengaja menonaktifkan aplikasi mobile banking miliknya supaya tidak impulsif melakukan deposit. Berbulan-bulan ia sengaja tidak menggunakan mobile banking. Juga menghindari interaksi dengan teman-teman yang masih kecanduan judi.
Akhirnya, ia berhasil konsisten berhenti bermain judi slot. Meski tidak mudah, ternyata Wawan bisa menyelamatkan diri dari candu yang membahayakan hidupnya.
Ada berbagai cara untuk berhenti dari kecanduan judi online. Pada tahap tertentu, orang yang kecanduan butuh bantuan dari profesional.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Pengakuan Mantan Bandar Judi Dadu Tingkat Kampung di Ponorogo
Cek berita dan artikel lainnya di Google News