Pertama kali nonton di Empire XXI Jogja di Gondokusuman, saya cukup kagum. Pasalnya, selama merantau di Surabaya, saya tak nemu konsep bioskop yang mirip dengan Empire XXI Jogja.
Empire XXI Jogja adalah satu gedung yang khusus untuk bioskop saja. Sementara di Surabaya, bioskop-bioskop berada satu gedung dengan mal.
“Enaknya di Empire, jamnya kan emang nyampe malam. Kalau bioskop di mal kan oke bioskopnya nyampe malam, tapi malnya udah tutup. Alhasil kita keluar bioskop kondisi udah sepi. Kadang terjebak parkiran juga,” ujar Achri (26), mahasiswa S2 UIN Jogja yang kerap nonton di Empire XXI Jogja.
Di samping itu, sebagai penikmat film, Achri yang merupakan pemuda asal Medan mengaku terfasilitasi. Sebab, Empire XXI Jogja sering kali menjadi bioskop pertama yang mendapat jatah memutar film-film festival atau film-film alternatif terlebih dulu sebelum tayang di bioskop secara serentak.
Namun, salah satu bioskop di Jogja tersebut juga menjadi titik temu orang-orang menyebalkan. Yakni orang-orang yang fomo atas suatu film. Dan itu sangat menggangu bagi Achri.
Berisik sepanjang nonton di Empire XXI Jogja
Achri melahap beragam genre film. Hanya memang tidak semua judul film yang tayang di bioskop ia tonton. Ia biasanya milih-milih, tergantung sutradara yang menggarapnya. Joko Anwar menjadi satu nama sutradara yang fimnya tak pernah absen Achri tonton.
Cuma, yang unik dari Achri, ia biasanya memilih nonton seminggu setelah penayangan perdana. Ia menghindari crowded di hari-hari pertama penayangan.
“Nah, tapi belakangan aku menyadari, justru kalau nonton di akhir-akhir itu ketemunya sama orang fomo,” keluh Achri bercerita, Sabtu (22/6/2024).
Misalnya saat nonton Siksa Kubur garapan Joko Anwar yang tayang April 2024 lalu. Achri sebenarnya sengaja nonton sangat telat. Ia bahkan berasumsi bahwa studio yang memutar film tersebut bakal sepi.
Akan tetapi Achri keliru. Justru masih cukup banyak sepasang muda-mudi yang berminat nonton Siksa Kubur di Empire XXI Jogja.
“Masalahnya, sepanjang nonton, ini orang-orang berisik banget. Diskusi soal teori-teori yang berkembang di media sosial. Si cewek bingung, si cowok (terdengar) sok tahu menjelaskan,” gerutu Achri.
Dari situ Achri menyimpulkan kalau mereka-mereka ini adalah kelompok fomo. Nonton film setelah beredar teori dan penggalan-penggalan film yang viral di media sosial. Karena tak mau ketinggalan dengan hype tersebut, akhirnya berangkat lah ke bioskop cuma biar kelihatan kalau sudah nonton film yang lagi ramai.
Bagi Achri, sebenarnya tak masalah juga kalau ada orang fomo. Tapi plis jangan mengganggu!
Penonton fomo yang gampang bosan
Akibat fomo, dalam pengamatan Achri, ada saja penonton yang akhirnya meninggalkan studio Empire XXI Jogja di tengah-tengah film. Sebab, si penonton menganggap film tersebut ternyata tak sesuai yang ia bayangkan seperti yang lagi viral di media sosial.
Paling baru yakni pada Minggu (10/6/2024) malam lalu saat ia hendak nonton film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa garapan Hanung Bramantyo. Ia penasaran menonton karena ia sendiri adalah pembaca novelnya (Tuhan, Izinkan Aku Jadi Pelacur) karya Muhidin M. Dahlan.
“Padahal udah kelewat telat nontonku. Ternyata masih ramai. Karena di medsos juga masih ramai banget,” kata Achri.
Ia duduk bersebelahan dengan sepasang kekasih. Seperti yang sudah-sudah, ia harus terganggu dengan bisik-bisik dari sepasang kekasih yang di sebelahnya itu.
Achri sempat mendengar celetukan kalau film tersebut membosankan. Alhasil, di tengah-tengah film sepasang kekasih di sebelahnya memilih meninggalkan studio Empire XXI Jogja.
Tak lama berselang, dari kursi-kursi tengah dan depan menyusul beberapa penonton yang memilih keluar sebelum film tuntas.
“Itu bukan kali pertama, ya. Sebelumnya sudah cukup sering berhadapan dengan penonton yang seperti itu. Sungguh, itu mengganggu sekali,” keluh Achri.
Baca halaman selanjutnya…
Risih dengan kelakuan penonton yang curi-curi kesempatan di pojokan