Hidup di BSD artinya harus siap merogoh kocek lebih dalam agar bisa tetap merasakan kemewahannya, itulah kata orang. Biaya hidup di BSD, nyatanya memang tinggi.
***
BSD adalah kemewahan, begitu kata banyak orang yang terpukau dengan kemegahan “kota swasta” ini. Dan yang megah, tentu tak pernah murah. Banyak yang berkata bahwa hidup di kota ini tak semahal pandangan orang, tapi banyak juga yang bilang bahwa harga yang dibayar tak semurah omongan orang.
Yang paling tahu tentang suatu daerah, ya orang yang hidup di daerah tersebut. Maryza dan Aniesa adalah dua dari banyak penduduk yang memilih untuk menetap di BSD. Saya lalu bertanya tentang biaya hidup di BSD, lika-liku hidup di sana, dan apakah memang worth hidup di sana.
Maryza (38), yang sudah menetap 2 tahun di BSD mengaku bahwa biaya hidup di BSD itu tergantung, sebab lokasi menentukan biaya hidupmu.
“Tergantung lokasi. Masih bisa beli bahan pangan murah di pasar serpong yang nempel BSD atau jajan makanan enak murah di pasar modern. Tapi kalau mengenai harga rumah dan sekolah, ya, wkwkwk.”
Aniesa (37), yang sudah menetap sejak awal pandemi di BSD berkata biaya hidup di BSD semua tergantung gaya hidup. Oleh karena tempat belanja di BSD lengkap, maka biaya hidup tergantung di mana kamu belanja.
“Misal groceries, ada pilihan sebenarnya. Tergantung mau pilih mana. Beli di pasar tradisional, pasar becek di kampung. harga bisa murah. Lalu bisa belanja di pasar modern, belanja di supermarket tier biasa (lulu, dll), belanja di Aeon/Grand lucky masuknya mahal. Jadi ada pilihan sebenarnya. mau murah, sedang, mahal.”
Properti yang menghajar
Tapi senada dengan Maryza, yang bikin BSD terlihat begitu mahal itu propertinya. Sebab banyak cluster di BSD, otomatis biaya hidup di BSD tak hanya terkait groceries, tapi juga IPL (iuran pemeliharaan lingkungan).
“Kalau IPL di cluster aku ga tau (Aniesa hidup di apartemen), standar ya misal sama Summarecon Bekasi juga total 2 jutaan. Mungkin ada yg lebih murah.”
“Oh iya, BSD walaupun IPL mahal, pernah ada insiden pipa air bocor, sampai hampir 2 hari air ga ngalir hehe. Tapi apart-ku nggak.”
Untuk harga rumah, tak bisa dimungkiri lagi, benar-benar mahal. Biaya hidup di BSD sudah terasa tinggi, ditambah beli rumah, bisa bikin gila.
“(Rumah) tipe yang terkecil itu sekarang 50 apa 60 ya, harganya 2 miliar lebih. Temenku yang udah senior manajer di perusahaan X (disamarkan, salah satu perusahaan besar di Indonesia) aja nggak berani ambil rumah di BSD, jadi ambil cluster yang nempel BSD. Akhirnya dia ambil cluster nempel BSD itu harga 1.4 miliar, luas tanah 60 tapi bangunan 3 lantai dan denah rumah bisa diatur sesuai kebutuhan.”
Mengontrak rumah pun belum tentu bisa jadi solusi, meski memang lebih murah. Maryza bilang harga kontrakan di BSD sudah lumayan tinggi. Harga rumah kontrakan di BSD, menurut Maryza tergantung berapa lantai. Kalau satu lantai, 30-an juta, kalau dua lantai, 45-an juta. Dia tidak menyebutkan berapa luasnya. Sedangkan menurut Aniesa, harga rumah kontrakan tergantung jenisnya.
“Dulu tahun 2020-an ya, harga sewa rumah cluster kosongan 40-an juta/tahun. nek semi furnished 60 juta ke atas. Makin bagus rumah yo makin mahal, 80 sampai di atas 100 juga ada.”
Melihat betapa tinggi harga properti di BSD, lalu berapa penghasilan yang cukup untuk memenuhi biaya hidup di BSD?
Baca halaman selanjutnya