Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Alasan Bus Luragung Tetap Jadi Andalan meski Ugal-ugalan: karena “Sumber Kencono”-nya Kuningan Ini Tak Pernah Mengkhianati Waktu

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
31 Juli 2025
A A
Bus luragung jaya.MOJOK.CO

Ilustrasi - Bus sensasi naik bus (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Kalau kamu sering melintasi Jalur Pantura, ada satu pemandangan yang tak bisa dilewatkan: sebuah bus kuning yang melesat secara ugal-ugalan seperti sedang balapan. Itulah Bus Luragung Jaya, rajanya rute Kuningan-Jakarta.

Reputasinya memang tak jauh-jauh dari kata “ugal-ugalan“, yang juga diamini banyak penumpangnya sendiri. Sampai ada yang menyebut kalau Bus Luragung Jaya adalah “Sumber Kencono”-nya Jawa Barat.

Anehnya, di balik reputasi buruk itu, loyalitas terhadap Bus Luragung tak pernah surut. Padahal, reputasi ngebut ini tak jarang pula membawa risiko. Dalam beberapa tahun terakhir saja, misalnya, media lokal dan nasional kerap mencatat insiden fatal yang melibatkan armada ini.

Salah satunya, dan yang menyita perhatian warganet, kecelakaan yang terjadi di Jalan Beber, Cirebon, akhir 2024 lalu. Bus Luragung diduga ugal-ugalan dan menabrak pengendara sepeda motor hingga tewas. Insiden ini pun menambah panjang daftar catatan kelam perjalanan sang raja Pantura yang merenggut nyawa. 

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Teras Warga (@teraswarga)


Lantas, mengapa, di tengah segudang pilihan transportasi modern dan catatan kelam itu, orang-orang ini tetap setia menaiki bus yang konon “ngawur” ini?

Kalau nyari cepat, Bus Luragung jawabannya

“Wah, kalau ngomongin Luragung, itu kayak ngomongin masa muda saya, Mas,” kata Indra (38), seorang pekerja swasta di Jakarta, membuka obrolannya dengan Mojok, Sabtu (26/7/2025).

Lelaki yang berasal dari Kuningan ini dulunya adalah pelanggan setia Bus Luragung Jaya. Dari awal kuliah, hingga beberapa tahun setelah bekerja di Ibu Kota, ia setia mengaspal bersama armada berwarna kuning ini. 

“Dulu itu, dari awal kuliah sampai sudah kerja di Jakarta, setiap pulang kampung ya pasti Luragung. Tiap dua minggu sekali bisa dibilang,” kenangnya.

Namun, apa yang membuatnya begitu loyal? Padahal ‘kan, di rute yang sama, ada banyak pilihan yang bisa dibilang, lebih nyaman ketimbang bus ini.

“Dulu itu, Luragung ya ikon. Paling cepat, paling banyak armadanya. Kalau mau buru-buru sampai Jakarta, ya Luragung jawabannya.” 

Indra bercerita, di era itu, sebelum Tol Cipali dan Cisumdawu mengubah wajah perjalanan Jawa Barat, Jalur Pantura adalah “medan tempur sejati”. Bagi seorang perantau yang mengejar waktu dan efisiensi, kecepatan adalah raja. 

Iklan

Dan, bagi Indra, tak ada yang bisa menandingi kecepatan sang Raja Pantura ini. 

Ugal-ugalan, tapi selalu “menepati janji”

Kendati demikian, Indra tak bisa berbohong. Bus Luragung Jaya yang melaju kencang, kadang memancing decak kagum sekaligus istighfar.

“Ngebutnya itu memang bikin deg-degan. Apalagi kalau malam, di Pantura lagi. Kadang saya mikir, ‘ini beneran sampai gak ya?’,” ujarnya dengan tawa kecil.

Uniknya, ketegangan itu justru menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman naik Bus Luragung. Apalagi, dirinya juga percaya bahwa kecepatan itu bukan sekadar “manuver sembrono”, melainkan sebuah jaminan akan ketepatan waktu. 

“Kalau mau bicara yang lebih filosofis, kecepatan Luragung adalah janji yang ditunaikan oleh setiap sopir kepada penumpangnya.”

Namun, kini perjalanan Pak Indra tak lagi singgah di bus kuning tersebut. “Sekarang saya lebih sering pakai kereta atau bus yang lewat tol,” ujarnya.

Alasan utamanya, sih, kalau kata Indra, adalah prioritas kenyamanan dan keamanan yang meningkat seiring usia dan statusnya sebagai kepala keluarga.

Andalan para mahasiswa rantau

Jika Indra adalah saksi masa lalu, maka Nadia (21), seorang mahasiswi asal Cirebon, adalah gambaran loyalitas di era kini. Meskipun ia tak memiliki kenangan nostalgia puluhan tahun, ia tetap memilih Bus Luragung di tengah hiruk pikuk pilihan transportasi. 

“Aku lumayan sering bolak-balik Cirebon-Jakarta, kadang juga ke Kuningan lewat Luragung,” kisahnya kepada Mojok, Rabu (30/7/2025).

Alasan utama Nadia terus setia pada Bus Luragung, sebenarnya sederhana. Ya, karena bus ini paling mudah dijumpai saja.

“Jujur saja, karena Luragung itu paling gampang nyarinya dan paling sering ada,” tegasnya. “Kalau mendadak mau pulang atau balik ke Jakarta, ya pasti ketemu Luragung. Bisa setiap 15-30 menit pasti ada.”

Ditambah lagi, imbuh Nadia, harga tiket Luragung (khususnya kelas ekonomi) yang tetap kompetitif. Itu menjadikannya pilihan ideal bagi kantong mahasiswa.

Naik Bus Luragung Jaya bikin dekat ke Tuhan

Soal kecepatan dan ugal-ugalannya, Nadia pun mengakui hal itu. Bahkan, ketika awal-awal menaiki bus ini, ia merasa sangat deg-degan meski kini sudah bisa saja.

“Sekarang malah suka ketiduran saking nggak kerasa ngebutnya. Hahaha”.

Nadia bahkan punya cerita tentang Bus Luragung Jaya yang ugal-ugalan sekitar dua tahun lalu. Itu adalah pengalaman kesekian menaiki bus ini, tapi sensasi deg-degannya belum bisa hilang.

Ia ingat, sang sopir seperti kesetanan, menyalip satu per satu kendaraan di depannya dengan kecepatan penuh. Beberapa kali bus nyaris menyenggol kendaraan lain, tapi dengan sigap juga sang sopir menginjak rem.

Dan, hal seperti itu ia alami nyaris sepanjang Jalur Pantura.

“Itu aku istighfar tanpa henti. Doa-doa apa aja aku bacain. Jadinya ya naik bus ini tuh bikin kita lebih religius sebenarnya. Hahaha,” ungkapnya.

“Patokannya, sih, sengebut apapun bus ini tapi masih ada yang tidur, ya artinya semua masih baik-baik saja,” tutupnya.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamd Aly Reza

BACA JUGA: Rosalia Indah Menjual Kemewahan, Bukan Rasa Aman. Sementara Agra Mas Sebaliknya, Fasilitas Sederhana tapi Keamanan Juara atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Terakhir diperbarui pada 31 Juli 2025 oleh

Tags: bus kuningan-jakartabus luragungbus luragung jayabus panturaluragung
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Bus Sinar Mandiri Surabaya Semarang kayak Rongsokan MOJOK.CO
Ragam

Bus Sinar Mandiri Surabaya Semarang Menolak Tamat meski Kayak Rongsokan, Saksi Tangis dan Tawa “Kaum Kusam” Pantura

17 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
UNY Bikin Liar, Ketulusan Dosen UAD Bikin Saya Jadi Tertib MOJOK.CO

Pengalaman Saya Kuliah di 2 Kampus Terbaik Jogja: Menjadi Liar di UNY, Menikmati Kasih Sayang Dosen dan Menjadi Mahasiswa Tertib di UAD

8 Desember 2025
Destinasi Obelix Hills. MOJOK.CO

Liburan Menyenangkan di Obelix Hills Jogja, Nikmati Sunset Sambil Ngopi hingga Live Music di Akhir Pekan

8 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.