Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Sudah Tahu Gratifikasi, Dosen Pembimbing di Universitas Brawijaya Masih Titip Makanan ke Mahasiswa Skripsi dan Nggak Bayar

Sara Salim oleh Sara Salim
9 Oktober 2023
A A
Sudah Tahu Gratifikasi, Dosen Pembimbing di Universitas Brawijaya Masih Titip Makanan ke Mahasiswa Skripsi dan Nggak Bayar MOJOK.CO

Ilustrasi Sudah Tahu Gratifikasi, Dosen Pembimbing di Universitas Brawijaya Masih Titip Makanan ke Mahasiswa Skripsi dan Nggak Bayar (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Dosen pembimbing yang lambat merespon

Masalah sulit menghubungi dosen atau dosen yang lambat merespon juga jadi masalah Mawar (nama samaran, 21) . Semester ini ia memasuki semester 7 dan baru memulai skripsi di Universitas Brawijaya.

“Bimbingan sekitar 3 bulanan ini. Dosbing orangnya super sibuk karena banyak kegiatan juga di luar kampus. Jadi buat jadwal bimbingan menyesuaikan jadwal beliau dan nggak ada jadwal pasti,” terang Mawar.

Di awal-awal skripsian, ia seringkali di-ghosting sampai berhari-hari tanpa jawaban. Mawar mencari akal agar skripsinya ada kemajuan. Ia menemukan cara dengan menemui dosen secara dadakan alias tembak aja langsung di tempat.

“Untungnya saat ditemui langsung, dadakan, orangnya kooperatif dan umpan balik yang diberikan jelas,” katanya.

Ngaret juga jadi perkara yang bikin Mawar kurang nyaman. Dosbingnya bisa ngaret 30 menit sampai 2 jam lebih. Alasannya masih rapat dan apesnya ia selalu telat mengabari perihal keterlambatan. Untungnya si dosbing masih minta maaf kalau lagi telat.

“Kadang temanku sampai nelepon kalau udah kelamaan nunggu. Beliau orangnya harus diingatkan. Kadang ada yang tinggal dulu buat cari makan, atau kalau bosan ya mentok main hp aja,” terang Mawar.

Dosen pembimbing yang baik meski lambat 

Menurut pengakuan Mawar sampai hari ini ia masih mujur walaupun mendatangi secara mendadak itu pastilah untung-untungan. Dosbingnya selalu ada meskipun ia harus menunggu.

“Sebenarnya beliau cukup ideal, memang minusnya karena cukup sibuk jadi kalau di-chat nggak dibaca. Beliau cukup sering kasih tool untuk mempermudah riset, ia membagikan beberapa alat ukur yang udah ada jurnalnya sama. Kalau kesulitan cari jurnal, juga boleh akses pakai akun beliau,” jelasnya.

Revisi nyicil jadi sulit maju

Pernahkah ada bagian dari skripsimu yang tidak kena revisi di bimbingan pertama, yang kena revisi bagian lain, lalu kamu merasa berarti nggak ada masalah. Namun, kemudian kena revisi di bimbingan berikutnya? Begitu terus sampai kamu sebagai mahasiswa merasa kesal dan ingin teriak, “Kenapa enggak sekalian?”

Delima (nama samaran, 23) adalah mahasiswa teknik dari salah satu kampus di Surabaya. Ia mengambil skripsi soal rancang bangun, desain, dan fabrikasi. Bimbingannya hanya 1 semester tapi cukup untuk membuatnya mengingat-ingat segala hal menyebalkan terkait skripsi.

Bimbingan hanya empat kali tapi revisinya sampai akhir, dia ngebut kejar-kejaran revisi skripsi satu dengan lainnya karena si dosbing.

“Beliau susah diajak bimbingan dan aku selalu ada rasa takut untuk bimbingan karena takut salah. Sering terjadi misal bimbingan minggu lalu a, b, dan c. nanti di bimbingan selanjutnya dia nggak review untuk selanjutnya tapi balik lagi revisi a, b, c, dan d, jadinya susah maju,” terang Delima.

Menurut hemat Delima, revisi yang ia kerjakan harusnya bisa ia lakukan sekaligus. Kalau memang bagian d nggak kena revisi di bimbingan sebelumnya kenapa tiba-tiba jadi revisi di bimbingan berikutnya, padahal masih satu bagian dengan revisi atasnya.

Delima merasa sulit maju saat mengerjakan skripsi. Terlebih banyak waktu yang terbuang kalau sistemnya seperti itu sedangkan untuk bimbingan pun ia sulit.

Iklan

Dosen kelewat perfeksionis dan daftar sidang mepet karena revisi nggak habis-habis

“Sebenarnya bapaknya baik banget tapi saking perfeksionisnya dia pengen perfect dengan perhitungan pasti, apa pertimbangannya kalau ada kasus seperti ini dan seperti itu, dan lain-lain,” kata Delima menerangkan karakteristik dosen yang pernah mengajarnya di semester satu itu.

Masa-masa bikin deg-degan yang Delima hadapi adalah saat dua hari jelang tutup pendaftaran ujian tapi revisi skripsinya nggak selesai-selesai. Ia hampir hilang harapan bisa daftar ujian di waktu yang tepat.

“Akhirnya dosennya bilang, ia terima dulu nanti benerinnya pas revisi. Aku menyesalkan waktu-waktuku yang sebelumnya (di awal), ternyata ngebutnya dari tengah sampai akhir,” keluh Delima. Andai dosbing tak pakai sistem bimbingan seperti itu, mungkin Delima tak perlu revisi sampai ngos-ngosan seperti pelari sprint.

Menurut Delima, dosen yang ideal adalah dosen yang memberi jadwal bimbingan pasti beserta target. Serta kejelasan revisi.

Delima berhasil selesai tepat waktu karena dosen pembimbing lainnya, dosbing 1, selalu memberi target dan mewajibkan untuk bimbingan secara berkala. Dua minggu sekali, dosbing tersebut meminjam ruang kelas untuk bimbingan bersama mahasiswa lain.

Dosen 1 dan 2 punya porsi sama. Dosbing 1 di bagian fabrikasi dan dosbing 2 terkait perhitungannya.

“Menurutku gitu lebih efektif daripada mahasiswa mendatangi setiap hari ke dosen bimbingannya dan berbeda-beda pula. dosen harus didatangin setiap hari Jadi mending tentuin kapan ada open bimbingan jadi beramai-ramai lah di sana,” tutupnya.

Pada akhirnya Rama, Mawar, dan Delima hanya bisa pasrah menghadapi kelakuan dosbing masing-masing. Walaupun merasa sebal di dalam hati, mereka tak pernah mengungkapkan langsung. Paling ya dirasani saja saat mengulang cerita dengan teman-teman di tongkrongan.

Mojok berusaha mengklarfikasi persoalan ini ke pihak Humas Brawijaya Tri Wahyu Basuki. Dalam aturan di UB, soal gratifikasi ini sudah diatur dalam Unit Pengendali Gratifikasi. Dalam poin ke-12, gratifikasi yang wajib ditolak adalah pemberian dalam bentuk apapun sebelum, selama atau setelah proses ujian skripsi, tesis, dan disertasi.

Reporter: Ussy Sara Salim
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Ilmu Ekonomi Memang Tak Seindah Bayangan, Pantas Mahasiswanya Paling Banyak Drop Out dari Kampus

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 18 Januari 2024 oleh

Tags: dosen pembimbingmahasiswa skripsiskripsiUniversitas Brawijaya
Sara Salim

Sara Salim

Lagi belajar nulis biar ga bikin judul Ngeri! Seram! Terungkap!

Artikel Terkait

Kerja keras bawa Annes kuliah di Universitas Brawijaya (UB) Malang gratis hingga kerja sebelum wisuda MOJOK.CO
Kampus

Universitas Brawijaya (UB) Bawa Saya Kuliah Tanpa Biaya, Bisa Kerja Sebelum Wisuda buat Tebus Masa-masa Berat Sekolah Sambil Kerja Sejak Remaja

15 Oktober 2025
Penyesalan ikuti kata kating/senior kampus yang aktif organisasi mahasiswa. Ngopa-ngopi dan diskusi, lulus tak punya skill MOJOK.CO
Kampus

Muak sama Kating Kampus yang Suka Ajak Ngopa-ngopi, Cuma Bisa Omong Besar tapi Skill Kosong!

24 September 2025
Beasiswa, UB Malang.MOJOK.CO
Kampus

Menolak Berbagai Beasiswa PTS demi Kuliah di UB Malang: Dulu Menyesal, Kini Bersyukur Dapat Banyak “Berkah”

22 September 2025
Kuliah PTN demi kejar sarjana tanpa biaya orangtua. DO menjelang skripsi karena gagal bayar UKT MOJOK.CO
Kampus

Mati-matian Kuliah PTN Sambil Kerja hingga Makan Lauk Cabai, Malah Di-DO Pas Tinggal Skripsi Gara-gara UKT

28 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Macam-macam POV orang yang kehilangan botol minum (tumbler) kalcer berharga ratusan ribu MOJOK.CO

Macam-macam POV Orang saat Kehilangan Tumbler, Tak Gampang Menerima karena Kalcer Butuh Dana

28 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.