Warung Bebek Purnama di Surabaya pada dasarnya tidak buka cabang. Setidaknya, begitulah keterangan yang saya dapat dalam wawancara dengan pengelola Bebek Purnama Asli di Jl. Dinoyo, Keputren, Kecamatan Tegalsari, Surabaya pada 2022 silam.
Inayah (39) selaku pengelola menegaskan bahwa Bebek Purnama Asli adalah yang paling asli dari sekian banyak Bebek Purnama yang menjamur di Surabaya. Didirikan oleh Umik Mardiah sejak 1989 di halaman depan Bioskop Purnama.
Inayah juga menegaskan bahwa Bebek Purnama—yang dirintis Umik Mardiah—tidak pernah buka cabang.
Hanya saja, ketika ada banyak warung bebek di Surabaya yang mengatasnamakan “cabang Bebek Purnama”, Inayah dan pihak keluarga Umik Mardiah mengaku tak masalah. Umik Mardiah asal Madura. Mayoritas warung yang mengaku “cabang” juga orang-orang Madura.
Umik Mardiah merasa, dia malah bersyukur karena brand bebeknya bisa membuka pintu rezeki terhadap sesama perantau Madura,
Nah, dari sekian banyak warung bebek dengan label “Cabang Purnama”, ada beberapa yang terenak menurut perantau di Kota Pahlawan.
Bebek Purnama Asli tetap yang terenak
Sebagai kelas pekerja dengan gaji di bawah UMR Surabaya, Seta (25) sebenarnya tidak terlalu sering makan bebek goreng. Hanya saja, kalau sedang ada rezeki lebih, dia akan makan di warung-warung Bebek Purnama (cabang) dekat kosannya di daerah Margorejo.
Sesekali pula dia akan memilih makan di warung yang “Asli”. Terutama ketika hendak mengajak pacarnya makan enak.
Bagi Seta, Bebek Purnama Asli tetap yang termantap. Sambalnya lebih nendang, pedas nyegrak. Begitu juga dengan potongan daging bebeknya yang, tidak hanya besar-besar, tapi juga empuk dan juicy.
“Gigitannya lembut. Sekali gigit, rasanya nyethak. Bumbu kuningnya juga kayak melekat banget. Itulah kenapa pacarku suka di situ,” ungkapnya saat kembali berbagi cerita, Senin (9/12/2024).
Selain di Margorejo dan sekitarnya, Seta beberapa kali juga mencoba warung-warung lain. Dari hasil coba-coba itu, dia menyimpulkan, Bebek Purnama Asli tetap yang terenak.
“Hanya saja, ruame terus. Aku ke warung lain kan memang karena kalau situ seringnya penuh,” ungkap pemuda asal Krian, Sidoarjo, yang saat ini sedang bekerja di Surabaya itu.
Sementara soal harga, memang warung Bebek Purnama Asli harganya lebih mahal ketimbang warung-warung dengan label “cabang”.
Bebek Purnama dekat Universitas Widya Mandala patut dicoba
Masih di Keputren, ada warung Bebek Purnama yang menurut perantau Surabaya tak kalah enak dari yang Bebek Purnama Asli. Persisnya di Jl. Majapahit. Berada di samping belakang Universitas Widaya Mandala.
Zihan (24) mengaku menemukannya tanpa sengaja ketika masih merantau sebagai mahasiswa di Surabaya pada 2023 silam.
Berbeda dengan Seta, Zihan mengaku tidak tahu kalau sebenarnya warung Bebek Purnama tidak buka cabang. Selama ini, dia mengira kalau sekian banyak warung-warung dengan ciri khas spanduk berwarna kuning, yang menjamur di Surabaya itu, memang benar-benar cabang.
“Aku yang asli saja nggak tahu,” tutur perempuan asal Mojokerto tersebut, Minggu (8/12/2024).
Hanya saja, Zihan dan pacarnya memang kerap eksplor kuliner-kuliner hidden gem di Kota Pahlawan. Pokoknya kalau ada kuliner yang jauh dari gemerlap kota, dia dan pacarnya justru akan makin tertarik untuk mencobanya.
Hingga suatu ketika, pada awal 2023, dia dan pacarnya menemukan Bebek Purnama Widya Mandala. Begitu Zihan dan pacarnya menyebut. Karena lokasi warung yang berada di dekat Universitas Widya Mandala.
“Saat itu kan viral soal nasi minyak yang dianggap nggak sehat sama netizen. Pernah Mojok tulis juga kan itu. Ya kami cari tempatnya. Ketemu lah di Jl. Majapahit. Eh waktu mau balik, kami baru nyadar, ternyata nggak jauh dari nasi minyak ada warung Bebek Purnama di pojokan. Ramai banget,” ungkap Zihan.
Sambalnya pas, dagingnya nggak ngelawan
Saat pertama kali mencecap bebek goreng di sana, Zihan langsung mengajak taruhan pacarnya: bakal ketagihan dan balik lagi atau tidak?
“Karena memang seenak itu. Sambalnya menurutku yang pas. Nggak pedes-pedes amat dan gurih. Dagingnya juga nggak ngelawan saking empuknya. Bumbu kuningnya di sini melimpah, luber. Jadi kalau di-ucel dengan nasi, nasinya langsung menguning,” beber Zihan.
Pada akhirnya Zihan dan pacarnya memang kerap kembali ke warung itu lagi di sepanjang 2023 itu. Sebelum akhirnya dia harus pulang ke Mojokerto setelah lebaran 2024.
“Pacarku kan masih di Surabaya. Jadi aku ya masih sesekali lah ke Surabaya. Dan tetep mampir ke Bebek Purnama Widya Mandala itu,” kata Zihan.
“Eh, yang nasi minyak itu enak juga, loh! Itu sambalnya juga pas. Melimpah dan merah merona lagi. Ciri khas yang di nasi minyak itu bebeknya memang sangat berminyak. Tapi kan ada orang yang makin berselara makan kalau berminyak-minyak gitu,” imbuhnya.
Warung bebek goreng di seluruh jalanan Surabaya tak pernah mengecewakan
Puthut EA pernah bilang, “Setiap warung bebek goreng di Surabaya pasti enak”. Musa (25) mengamini itu.
Musa jadi perantau di Surabaya sejak 2017 untuk keperluan kuliah. Setelah lulus pada 2022, pemuda asal Nganjuk tersebut lalu menetap di Waru, Sidoarjo, lanjut bekerja sebagai seorang desainer grafis.
Sejak kini punya cukup uang dari mendesain, Musa mengaku kerap mampir makan bebek di warung Bebek Purnama. Sebagai “balas dendam” karena dulu zaman kuliah, karena belum berduit, lebih sering makan ala kadarnya.
“Aku nggak tahu loh kalau Purnama itu nggak punya cabang. Jadi aku makan ya warung asal aja di pinggir-pinggri jalan, misalnya sepulang kerja dari Surabaya,” ungkapnya.
“Aku nggak punya warung (Bebek Purnama) yang jadi langganan kalau di Surabaya. Ngasal aja. Tapi enak. Aku suka sambalnya. Masakan orang Madura memang tak pernah mengecewakan,” imbuhnya.
Kenyang dan nikmat dalam Rp10 ribu
Kalau di Waru—dekat kosnya—Musa punya langganan warung Bebek Purnama. Di dekat kosnya, hanya ada satu warung yang buka sampai tengah malam, ya warung Bebek Purnama itu.
“Itu penyelamat tenan. Pertama, kalau lapar tengah malam aku bisa makan di situ. Kedua, murah, tapi porsinya banyak. Serundeng dan sambalnya mantep,” terang Musa.
Jika di warung tersebut, Musa tak pernah pesan bebek. Dia lebih sering pesan telur dadar. Itu pun sudah include sepotong tempe. Hal yang, kalau di warung-warung “cabang” lain, biasanya dijual secara terpisah.
“Seporsi nasi telur include tempe, dengan porsi nasi sepiring penuh, dengan serundeng yang melimpah dan gurih, terus sambal yang sedap, itu cuma Rp10 ribu,” tutup Musa. Sudah murah, enak, kenyang lagi.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Menelusuri Bebek Purnama yang Pertama di Surabaya, Ternyata Tidak Buka Cabang
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News