Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kuliner

Pertama Kali Makan di Warung Nasi Padang: Jadi Katrok, Kenyang dalam Penyesalan, Hingga Obati Nasib Malang Masa Kecil

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
5 Agustus 2025
A A
Pertama kali makan masakan di warung nasi padang. Kenyang meski menyesal MOJOK.CO

Ilustrasi - Pertama kali makan masakan di warung nasi padang. Kenyang meski menyesal. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Dikira kayak warteg ternyata lebih membingungkan (2)

Tapi saat dia masuk ke sebuah warung nasi padang tidak jauh dari kosnya di Surabaya, apa yang dibilang temannya “mirip kayak warteg” ternyata tidak sepenuhnya benar.

Memang, beragam lauk pauk tersaji di etalase. Masalahnya, untuk orang yang lebih familiar dengan pecel atau soto, Gandika tidak tahu harus menyebut nama menu apa untuk dipesan.

Untuk mengatasi malu, Gandika akhirnya berpura-pura sok menengok piring-piring berisi lauk saat ditanya, “Mau bungkus apa?”, sambil terus berpikir keras, kira-kira apa yang mau dia bungkus?

“Sebenarnya kan ada beberapa lauk yang aku familiar, ada ayam goreng, ada telur dadar. Tapi entah kenapa aku refleks nyebut rendang. Mungkin karena alam bawah sadarku sudah sangat penasaran dengan itu,” kata Gandika disertai tawa.

Salah paham hingga “mak deg” saat totalan

Gandika agak kaget kala melihat hanya sepotong kecil rendang yang dimasukkan dalam bungkusan pesanannya. Untuk nasi semenggunung itu, tapi lauknya cuma satu, duh itu namanya makan rendang lauk nasi. Batinnya.

Gandika lantas meminta tambahan satu potong daging rendang lagi. Merasa lauknya tersebut tidak akan cukup, Gandika akhirnya menunjuk telur dadar.

Untuk nasi, dua potong rendang, dan telur dadar itu, kasir menyebut angka Rp20 ribu sekian yang harus Gandika bayar. “Mak deg”. Mahal juga, pikir Gandika.

“Kukira, karena potongan rendangnya kecil, jadi harganya murah. Ternyata sepotong kecil itu justru yang bikin mahal. Lah aku kan malah beli dua potong,” tutur Gandika.

Terlalu biasa makan di harga Rp10 ribuan untuk sekali makan, tentu saja Gandika agak menyesal kalau harus keluar hingga Rp20 ribu lebih. Tapi sudah terlanjur. Kebodohan seperti saat pertama kali makan di warteg terulang.

Obati ketidakberuntungan masa kecil

Sesampai di kos, tentu saja Gandika jadi tertawaan temannya (lagi). Sebab, pengalaman pertama di warung-warung yang selama ini tidak pernah Gandika coba selalu berakhir sesal karena habis di atas Rp20 ribu.

Tapi saat melihat porsi yang tersaji dalam bungkusan kertas minyak, Gandika menelan ludah. Nasinya menggunung. Bumbu-bumbunya juga tampak sangat menggoda. Terutama tentu saja rendangnya.

Sejak dari gigitan pertama, Gandika begitu meresapi potongan daging rendang tersebut. Membiarkan lidahnya mencecap agak lama sensasi masakan daging yang selama ini hanya bisa dia lihat di televisi dan YouTube. Ya meskipun rendangnya terasa agak alot.

“Bumbu kuning yang bercampur dengan bumbu rendang dan sambal di nasi, itu juga sensasi rasa yang belum pernah lidahku cecap. Nikmat sekali,” ulas Gandika.

Setelah satu bungkus masakan nasi padang itu tandas, perut Gandika terasa sangat penuh. Ternyata sekenyang itu. Ya meski masih ada sedikit sesalnya. Sebab, kalau kata temannya, makan di warung makan nasi padang bisa loh cuma Rp10 ribu-Rp12 ribu. Tergantung lauk yang dipilih.

Iklan

“Tapi aku lebih sering di warteg sih. Karena harga segitu bisa dapat dua jenis lauk, atau satu sayur dan satu lauk. Karena lidah desaku lebih familiar sayuran yang berkuah-kuah,” kata Gandika.

Teramat jarang dia makan di warung nasi padang, kecuali kalau nemu yang jauh lebih murah. Walaupun rasanya tak seenak yang berharga mahal, yang penting bisa makan nasi kenyang sekaligus rendang. Jenis masakan yang tak pernah dia rasakan sejak kecil.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Penanda Warung Padang Enak dan Autentik di Tengah Tren Padang Murah atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 5 Agustus 2025 oleh

Tags: harga rendangmasakan padangNasi PadangnaspadPadangpilihan redaksirendangwarung makanwarung nasi padangwarung Padang
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO
Ragam

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO
Ragam

Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba

18 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO
Ragam

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO
Aktual

Elang Jawa Terbang Bebas di Gunung Gede Pangrango, Tapi Masih Berada dalam Ancaman

13 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

elang jawa.MOJOK.CO

Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba

18 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
Saat banyak teman langsungkan pernikahan, saya pilih tidak menikah demi fokus rawat orang tua MOJOK.CO

Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban

15 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.