Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kuliner

Kisah Warung Kopi yang Nyempil di Kampung Padat Dekat Tugu Jogja, Tanpa Akses Mobil tapi Orang dari Surabaya hingga Australia Rela Datang

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
27 Mei 2024
A A
kedai kopi dekat kali code tugu Jogja.MOJOK.CO

Ilustrasi Co-Fams Coffee Dekat Tugu Jogja (Ega/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Di Jogoyudaan, perkampungan padat sisi timur Tugu Jogja tepi Kali Code, nyempil sebuah warung kopi sederhana. Bangunannya kecil, tanpa WiFi, namun menyimpan cerita yang membuatnya kedatangan pengunjung dari Australia hingga Surabaya.

***

Perjalanan menuju sebuah warung kopi menarik di tepi Kali Code dekat Tugu Jogja berawal dari sebuah pesan kawan bernama Dimas (24) yang tiba-tiba muncul di grup WhatsApp tongkrongan saya. “Ayo ngopi di Jogoyudan,” tulisnya pada Minggu (26/5/2024).

Saya ingat betul, dulu ia sering meledek saat tahu saya pernah mengontrak di sebuah rumah kecil di Kampung Jogoyudan itu. Memang jarang sekali ada mahasiswa memilih tinggal di sana. Meski ada di pusat kota, tapi cukup jauh dari kampus. Dan, perkampungannya terlampau padat.

Namun, kali ini ia begitu antusias. Katanya, ini bukan kali pertama ia menyambangi warung kopi itu. Ingin datang lagi karena suasananya yang syahdu.

Saya lantas meluncur ke Jogoyudan. Menelusuri gang sempit yang untuk lewat satu mobil saja sulit. Pasalnya di pinggiran gang ada motor terparkir hingga anak-anak yang sedang bermain.

Ketika tiba di tempat parkir, yang hanya muat untuk motor, saya harus kembali menuruni anak tangga masuk ke dalam permukiman padat. Di sana lah, Co-Fams Coffee, sebuah warung kopi sederhana itu berdiri. Diapit rumah dan sebuah musala sederhana.

Beberapa teman saya sudah di sana, duduk di kursi kecil pinggir gang. Saya lantas memesan segelas kopi hitam dengan biji arabika dari Argopuro.

Selain kopi, ada pemandangan menarik di etalase Co-Fams Coffee. Di sana tertata rapi kaset-kaset musik lawas. Musik pun terputar menemani pelanggan yang sedang berbincang hangat tanpa jaringan WiFi.

Fahmi (37), pemilik warung kopi ini dari tadi sibuk melayani pembeli yang memenuhi nyaris semua kursi yang disediakan di tempat itu. Ketika ia tampak sedang senggang, saya tak mau kehilangan kesempatan untuk mengajaknya berbincang.

Lewat warung kopi, ingin mengenalkan kampungnya yang asing meski dekat Tugu Jogja

Suara Julian Casablancas, vokalis The Strokes, mengalun lewat kaset yang diputar Fahmi di kedainya. Ia bercerita bahwa mengoleksi kaset band-band rock memang jadi hobinya sejak lama.

“Setelah kedai ini buka, aku jadi kepikiran untuk nge-display kaset itu. Selain dijual, juga bisa buat daya tarik tersendiri,” katanya.

Fahmi membuka kedai kopi ini pada Desember 2020, saat situasi masih pandemi. Di tengah ketidakpastian, lelaki yang memang sempat kerja jadi barista sejak 2014 itu mencoba peruntungan.

Ia memilih tempat yang, jika dilihat sekilas tampak tak strategis. Sulit diakses dan di tengah perkampungan padat penduduk. Namun, kawasan ini sudah jadi bagian tak terpisahkan bagi hidupnya.

Iklan

“Aku lahir dan besar di Jogoyudan sini. Dari dulu rasanya kok banyak kenalanku yang nggak tahu Jogoyudan padahal tempatnya di dekat Tugu,” kelakarnya.

suasana di kedai kopi dekat kali code tugu jogja.MOJOK.CO
Suasana Co Fams Coffee saat petang (Hammam/Mojok.co)

Ketika mengetahui ada sebuah rumah kontrakan kosong, terbesitlah pikiran untuk membuka warung kopi tak jauh dari Kali Code ini. Fahmi tidak sendiri, ia mengurus bersama adiknya yang lebih banyak berkutat dengan urusan administrasi di belakang layar.

“Awalnya ya agak sulit, sepi. Kami cuma modal promosi di Instagram sama bikin Google Maps,” tuturnya.

Kedatangan bule Australia hingga para pengunjung dari luar kota seperti Surabaya

Namun, tanpa disangka, Google Maps itulah yang membuat pelancong mancanegara datang. Mereka yang memang suka berjalan kaki, tak sungkan masuk perkampungan padat ini.

Sampai suatu ketika, pada 2021, ada seorang bule dari Australia yang datang dan membuat konten seputar Co-Fams Coffee. “Aku nggak tahu ternyata bule itu upload di TikTok. Aku baru sadar pas beberapa hari setelahnya warung tiba-tiba ramai,” kenangnya.

sosok fahmi pemilik co fams coffee dekat tugu.MOJOK.CO
Sosok Fahmi pemilik Co Fams Coffee (Hammam/Mojok.co)

Fahmi sampai heran, ada orang dari Surabaya yang rela jauh-jauh datang ke Jogja untuk mampir ke kedai kopi miliknya. Orang itu tahu dari warung kopi ini juga dari unggahan bulu Australia tadi.

“Jadi ceritanya pengunjung dari Surabaya itu mau ke Semarang tapi sengaja mampir di sini karena penasaran,” ungkapnya.

Lambat laun, kedai kopinya pun mulai dikenal. Belum seramai saat ini yang hampir setiap hari pasti kedatangan rombongan pembeli. Momen benar-benar ramai baru terjadi pada 2023 silam setelah beberapa konten kreator lokal Jogja mengunggah cerita seputar Co-Fams Coffee.

Tawarkan sensasi ngopi yang berbeda

Fahmi mengaku senang, bisa merealisasikan mimpinya membuka kedai kopi sendiri. Dulu, ia memang suka untuk menjelajah beberaa kedai kopi yang secara lokasi memang tampak tak terlalu strategis. Namun, tetap menarik perhatian pelanggan.

“Di sini nggak ada WiFi, lokasi juga agak susah aksesnya, tapi ya beginilah suasananya. Barangkali jadi alternatif buat mereka yang lagi bosan ngopi di tempat yang terlalu ramai,” ungkapnya.

Semakin malah, suasana Co-Fams Coffee semakin hangat. Orang duduk dan berbincang hangat tapi tak terlalu berisik. Saat jam salat, pengunjung pun dianjurkan untuk tidak terlalu membuat gaduh karena persis dua tiga meter di sebelahnya ada musala untuk salat berjemaah.

Saat nongkrong, warga juga kerap berseliweran di gang ini. Suasananya seperti menyatu dengan denyut kehidupan salah satu kampung terpadat dekat Tugu Jogja.

Selain itu, hanya beberapa puluh meter turun sedikit dari kedai kopi ini, pengunjung sudah sampai di bantaran Kali Code. Di sana ada angkringan milik bapak dari Fahmi.

“Makannya saya nggak menyediakan makanan berat di sini, kalau pengunjung lapar saya arahkan ke angkringan bapak saya,” kelakarnya.

Kedai kopi sederhana ini adalah dulunya mimpi, yang kini teralisasi, dan ingin Fahmi jaga selama ia bisa.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

Terakhir diperbarui pada 28 Mei 2024 oleh

Tags: co-fams coffeeJogjaJogoyudanKali Codekedai kopiSurabayatugu Jogja
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO
Esai

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO
Esai

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO
Liputan

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang? MOJOK.CO
Esai

Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang?

18 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Terpaksa jadi maling, buronan polisi, hingga masuk penjara karena lelah punya orang tua miskin MOJOK.CO

Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya

22 Desember 2025
Melalui Talent Connect, Dibimbing.id membuat bootcamp yang bukan sekadar acara kumpul-kumpul bertema karier. Tapi sebagai ruang transisi—tempat di mana peserta belajar memahami dunia kerja MOJOK.CO

Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier

24 Desember 2025
Wisata Pantai Bama di Taman Nasional Baluran, Situbondo: Indah tapi waswas gangguan monyet MOJOK.CO

Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

25 Desember 2025
38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal. MOJOK.CO

Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal

26 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
Praja bertanding panahan di Kudus. MOJOK.CO

Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan

20 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.