Pesan aneh-aneh pasti selalu jadi dan enak
Malam harinya saya kembali ke Angkringan Majas untuk mencicipi menu yang belum sempat saya pesan, yakni katsu ayam guyur kari pedas. Konon, menu ini adalah yang paling populer di kalangan pelanggan.
Kebetulan, pada malam itu kedai Dyan sedang ramai pengunjung. Salah satu pengunjung yang sempat saya ajak ngobrol adalah Kombes Arif Nurcahyo. Ia merupakan pakar psikologi forensik yang kini menjabat sebagai Kepala Pusat Keamanan dan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (PK4L) UGM.
Lelaki yang akrab disapa Yoyok ini mengaku sebagai pelanggan setia Angkringan Majas. Hampir tiap malam ia datang ke sini untuk sekadar ngopi, makan, atau menemui teman-temannya yang juga jadi pelanggan tetap Angkringan Majas.
Kata Yoyok, hal yang paling bikin dia betah untuk terus datang ke angkringan ini adalah menu makanannya. Ia mengaku saat datang tak pernah menyebut menu yang dipesan. “Seringnya saya cuma bilang ‘lagi enggak enak badan nih, bikinin menu yang seger-seger’, atau ‘bikinin apa aja yang dari telur’,” kata Yoyok.
Hebatnya, menu-menu “ngawur” yang ia pesan tak pernah gagal. Selalu enak. “Emang gendheng kok angkirngan ini. Menu apa saja bisa dibikin dan enak.”
Saat malam semakin larut, situasi kedai makin ramai. Banyak orang datang, kebanyakan merupakan para seniman lokal Jogja. Ada juga beberapa anak perfilman. Mereka makan sambil berlatih reading naskah di angkringan ini. Memang benar kata orang, Angkringan di Jogja ini memang tempatnya para hipster berkumpul!
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Agung Purwandono
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News