Ancaman untuk Boyolali Kota Susu
Kepala Bidang Produksi Ternak Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, Anton Sarwoko mengungkapkan populasi ternak sapi di Boyolali sampai akhir 2022 untuk ternak sapi ada 158 ribu ekor. Jumlah itu terdiri dari sapi potong 95 ribu, sapi perah 63 ribu. Sedang jumlah peternak sapi potong ada 35 ribu dan sapi perah ada 22 ribu.
“Jumlah ternak maupun peternak tersebut menurun dibanding 2-3 tahun sebelumnya. Ini tak lepas dari musibah wabah PMK di tahun 2022,” kata Anton. Akibat wabah tersebut, tidak sedikit peternak-peternak sapi kecil yang trauma. Mereka belum berani mencoba lagi beternak karena trauma dengan sapi-sapinya yang mati.
“Di sisi lain, generasi muda di Boyolali, yang kami harapkan meneruskan peternakan sapi perah atau potong itu sedikit yang mau masuk usaha peternakan ini,” kata Anton. Jika terus menerus terjadi, maka eksisteni Boyolali sebagai Kota Susu bisa hilang. Sampai saat ini, Boyolali jadi produsen susu terbesar di wilayah Jawa Tengah. Namun, dengan terus menurunnya jumlah sapi perah dan sedikitnya anak muda yang mau meneruskan usaha di bidang peternakan ini jadi ancaman serius.
Padahal potensi usaha bidang peternakan sapi perah di Boyolali masih menjanjikan. “Kami mencatat, ada 9 industri pengolahan susu (IPS) besar yang mendapat pasokan susu Boyolali, tapi selalu tidak mencukupi,” kata Anton. Itu belum dengan permintaan susu segar untuk warung-warung tenda di Solo Raya yang juga cukup banyak.
Ia menyadari, anak muda di Boyolali lebih tertarik bekerja di sektor pabrik-pabrik yang kini bermunculan di Boyolali. Namun, jika usaha peternakan sapi perah ditekuni dengan serius, maka akan menghasilkan.
Sarjana sapi yang tak tertarik menjadi peternak sapi
Sekretaris KUD Mojosongo, Heni Prihatiningsih mengatakan, rata-rata peternak sapi perah di Boyolali memiliki 4-5 ekor sapi. Satu ekor sapi perah menghasilkan 10-15 liter susu. Masa kejayaan KUD Mojosongo dan dunia persusuan di Boyolali terjadi sekitar tahun 2010-an. Saat itu, setiap harinya KUD ini menerima sekitar 60 ton susu sapi setiap harinya. “Sekarang rata-rata 20 ton susu segar per hari,” kata Heni kepada Mojok.
Menurut Heni, sekitar 1.500 peternak sapi yang jadi mitra KUD Mojosongo rata-rata merupakan peternak kecil. Meski demikian, sapi perah secara ekonomi sangat membantu kebutuhan harian peternak sapi kecil ini. Bahkan menjadi andalan ketika peternak sapi ingin menyekolahkan atau menguliahkan anaknya.
“Untuk kebutuhan harian mereka dapat dari memerah susu setiap hari. Ketika anak akan sekolah atau kuliah, mereka bisa jual pedet atau sapi, makanya ada istilah ‘sarjana sapi’,” kata Heni. Sarjana sapi ini untuk menyebut orang-orang yang kuliah dari hasil sapi perah.
“Tapi ironisnya, sarjana-sarjana sapi ini nggak mau meneruskan usaha orang tuanya di peternakan,” kata Heni tertawa. Menurutnya, ini jadi tantangan karena menurunnya jumlah produksi sapi di Boyolali salah satunya karena regenerasi peternak yang mandeg ini.
“Anak-anak muda sekarang menganggap kalau dunia peternakan, apalagi sapi perah itu kotor, sangat susah dan sulit. Padahal kalau kita bisa memanage secara benar, itu sangat-sangat menguntungkan,” kata Heni.
Jumlah peternak sapi di Boyolali sedikit nggak papa, asal…
Sriyono (40), adalah salah satu peternak muda yang percaya dengan masa depan sapi perah di Boyolali. Ia memilih terjun di sapi perah meski punya latar belakang sekolah penerbangan. “Tantangannya itu di regenerasi, kalau 10 tahun ke depan seperti ini, bisa jadi Boyolali nggak punya julukan Kota Susu,” kata pria yang akrab dipanggil Bonggol ini yakin.
Menurut Sriyono, saat ini yang perlu dicari solusi adalah bagaimana meningkatkan jumlah ternak sapi perah di Boyolali. Kalau pun anak muda tidak mau terjun di bidang peternakan sapi perah, maka solusinya adalah memperbanyak kepemilikan sapi perah. Sehingga jumlah susu yang diproduksi tetap terjaga, tidak menurun. “Ini jadi masalah bersama, baik itu pemerintah, atau pihak-pihak yang peduli dengan Kota Susu Boyolali,” kata Sriyono.
Penulis: Agung Purwandono
Editor: Hammam Izzuddin
Tulisan ini merupakan bagian dari Ekspedisi Kota Susu Boyolali
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News