Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan

Kisah Deni, Santri Asal Banten yang Cium Tangan Paus Fransiskus dengan Khusyuk

Sang guru minta kitab kuning yang ada di Vatikan

Agung Purwandono oleh Agung Purwandono
20 Agustus 2023
A A
Kisah Deni, Santri Asal Banten yang Cium Tangan Paus Fransiskus dengan Khusyuk MOJOK.CO

Ilustrasi Kisah Deni, Santri Asal Banten yang Cium Tangan Paus Fransiskus dengan Khusyuk (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Seorang santri mahasiswa asal, Pandeglang, Banten, Indonesia mencium tangan paus dengan khusyuk. Bersarung dan berpeci, ia meraih tangan kanan Paus Fransiskus ketika tamu-tamu lainnya mencium tangan kiri pemimpin agama Katolik tersebut.

***

Dari seorang teman, saya menerima sebuah foto seseorang dengan sarung dan peci yang terlihat mencium tangan Paus Fransiskus dengan khusyuk. Tentu ini pemandangan yang tidak biasa. 

Saya langsung meminta nomor telepon bersangkutan dari teman saya. Begitu tersambung ia lantas bercerita banyak kepada Mojok.co tentang apa yang terjadi di balik foto itu, Minggu (20/8/2023). Termasuk tentang pesan gurunya di pesantren yang merestuinya untuk kembali ke Vatikan.

Namanya, Deni Iskandar ia adalah sosok yang mencium tangan Paus Fransiskus saat berada di Basilika Santo Petrus Vatikan pada, Rabu (28/6/2023). Hari itu sekaligus menandai berakhirnya masa kuliah selama 6 bulan yang difasilitasi beasiswa dari Yayasan Nostra Aetate, Vatikan untuk Studi Hubungan AntarAgama.

“Jadi itu acara audiensi untuk umum. Nah, ini uniknya yang membuat saya kagum, biasanya kalau di Islam kan kita yang mendatangi kiai. Ini sebaliknya. Kalau kita pikir, Paus itu kan tokoh dunia, tokoh gereja Katolik, Kepala Negaranya Vatikan. Tiba-tiba dia menyambangi semua,” kata Deni. 

Alasan Deni mencium tangan Paus Fransiskus

Deni saat itu melihat, orang-orang menyalami tangan kiri Paus yang saat itu duduk di kursi roda. Ketika gilirannya tiba, ia tahu dalam Islam sebaiknya menggunakan tangan kanan. Maka ia memberanikan diri meraih tangan kanan Paus kemudian menciumnya seperti ia mencium kiai.

“Walau yang lain meraih tangan kiri Paus, saya ambil tangan kanannya dan menciumnya,” kata Deni. 

Ada tiga alasan yang membuatnya mencium pemimpin tertinggi Agama Katolik di dunia itu. “Saya kedepankan adab. Pertama, saya hormat pada ilmunya, pada kebijaksanaannya, dan saya itu jauh lebih muda dari beliau. Adabnya kita harus menghormat orang tua,” kata Deni memberikan alasan. 

Menurut Deni, saat mencium tangan Paus Fransiskus tidak ada agama, yang ada, adab atau etika. 

Dalam foto, Deni juga tampak menunjukkan kertas putih ke Paus. “Itu tulisannya ajakan ke beliau kalau ada waktu untuk berkunjung ke Indonesia, khusunya Banten,” kata Deni. 

Santri asal Banten cium tangan Paus Fransiskus. MOJOK.CO
Deni menunjukkan kertas bertuliskan undangan ke Paus untuk datang ke Banten. (Istimewa)

Yang membawa Deni kuliah di Vatikan dan bertemu Paus

Banten juga yang mengantar Deni ke Vatikan untuk merasakan kuliah di Universitas Kepausan St. THomas Aquinas, Angelicum yang berlokasi di Roma. Ceritanya saat itu ia menyelesaikan skripsi di Fakultas Ushuluddin, Jurusan Studi Agama-Agama UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Ia mengambil penelitian tentang kebebasan beragama di Banten, khususnya umat Katolik. 

Hasil skripsi itu kemudian ia buat menjadi buku. Dari buku itu kemudian ada yang menawarinya, apakah mau kuliah di Vatikan. “Saya menganggapnya saat itu bercanda. Saya mengukur diri lah, saya itu siapa, Bang” kata anak seorang ibu single parent yang jualan kopi di Pasar Kambing, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Meski bercanda, Deni tetap mengurus administrasi yang dibutuhkan. Ia baru tahu, bahwa kuliah di Universitas Kepausan milik Vatikan itu bukan hal mudah. Sepintar apa pun sejenius apa pun, tanpa ada restu dan rekomendasi, tidak bisa.

Iklan

Ia merasa harus berterimakasih kepada orang-orang yang menawari studi seperti Pastor bernama Michael Endro, Putut Prabantoro, Melki Laka Lena, serta Paulus Tasik Galle, Alumni UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Kemudian juga direkomendasikan oleh Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Kardinal Suharyo, dengan Uskup Sufragan Bogor, Mgr Paskalis Bruno Syukur. OFM.

Baca halaman selanjutnya…

Cerita Deni kuliah pakai sarung di Vatikan

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 21 Agustus 2023 oleh

Tags: agama katolikpausPaus Fransiskussantrivatikan
Agung Purwandono

Agung Purwandono

Jurnalis di Mojok.co, suka bercocok tanam.

Artikel Terkait

Tayangan Trans7 tentang pesantren memang salah kaprah. Tapi santri juga tetap perlu berbenah MOJOK.CO
Aktual

Trans7 Memang Salah Kaprah, Tapi Polemik Ini Bisa Jadi Momentum Santri untuk “Berbenah”

17 Oktober 2025
Etika santri di pondok pesantren bukan pengkultusan pada kiai MOJOK.CO
Ragam

Dari Sungkem hingga Minum Bekas Kiai, Dasar Etika Para Santri di Pondok Pesantren yang Dituding Perbudakan

14 Oktober 2025
Sisi Gelap Sebuah Pesantren di Tasikmalaya: Kelam & Bikin Malu MOJOK.CO
Esai

Sisi Gelap Sebuah Pesantren di Tasikmalaya: Mulai dari Pelecehan Seksual Sesama Jenis, Senioritas, Kekerasan, Hingga Senior Memaksa Junior Jadi Kriminal

9 September 2025
Paus Leo XIV, Sarjana Matematika Memimpin Umat Katolik MOJOK.CO
Esai

Habemus Papam! Kisah Paus Leo XIV Sarjana Matematika yang Akan Memimpin Umat Katolik di Masa Kritis

9 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.