Cuma bisa pasrah dengan masa depannya di perkuliahannya
Vania sendiri mengaku kalau pilihannya buat kuliah memang amat terbatas. Keputusannya memilih Unsoed pun atas pertimbangan yang matang dan diskusi yang tak sebentar dengan orang tuanya.
“Kata ortu kan yang penting negeri, makanya pilih Unsoed di SNBT karena pertimbangan dekat rumah, kalau akhir pekan bisa pulang. Waktu itu estimasi biaya kuliah pun juga masih sangat murah. Kita semua nggak tahu bakal naik sampai sebesar ini,” jelasnya.
Mahasiswa semester tiga ini memilih jurusan D3 juga bukan karena cap-cip-cup alias untung-untungan. Saat konsultasi ke guru BK, ia juga diyakinkan buat kuliah di jurusan ini. Opsi mengambil kampus top di Jogja atau Jawa Timur pun ditawarkan.
“Tapi ya itu, karena Unsoed adanya yang D3 jadi ya ambil aja nggak masalah. Toh, nggak jelek juga sekolah vokasional, malah cepet lulusnya kalau kupikir waktu itu,” imbuhnya.
Sempat punya ekspektasi tinggi dengan kuliahnya, kini Vania pun harus kecewa. Jujur, hingga tulisan ini tayang, ia mengaku belum terus terang ke orang tua kalau UKT-nya bakal naik sangat ekstrem. Ia bersama beberapa teman masih mengupayakan penurunan. Seenggaknya, jika tidak bisa turun penuh, ada keringanan dan tak sampai belasan juta.
“Masih berharap UKT bisa kurang. Cuma kalau nggak bisa, hopeless lah. Pasrah aja kedepannya ortu nyuruh gimana,” pungkasnya.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Agung Purwandono
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News