UKT kampus lain Purwokerto tak kalah mencekik
Mundur ke belakang, pada April 2024 lalu saya sempat mendengar keluh kesah dari Ita (19), mahasiswa semester 3 di UIN Purwokerto (UIN SAIZU).
Ita yang asli Purwokerto mengincar kuliah di UIN Purwokerto dengan anggapan: kampus di bawah Kemenag barangkali UKT-nya relatif lebih rendah. Menimbang, Ita sendiri pada dasarnya bukan dari kalangan keluarga berada.
Bapaknya seorang karyawan swasta bergaji Rp3 juta. Sementara sang ibu hanya ibu rumah tangga. Gaji Rp3 juta masih harus dibagi untuk menghidupi kakek dan nenek yang tinggal serumah.
Ita sebenarnya sudah sempat mengajukan keringanan ke pihak administrasi kampus dengan membeberkan kondisi aslinya. Sayangnya, pihak administrasi kampus menolak secara halus dengan meminta Ita mengajukan beasiswa.
“Aku kecewa karena faktanya tidak sedikit dari mahasiswa UIN SAIZU yang aku tahu sebenarnya orang tuanya mampu-mampu, kalangan berada. Tapi malah mendapatkan UKT yang rendah. Ada yang cuma dapat Rp2 juta aja,” ujar Ita.
“Entah manipulasi data atau gimana. Tapi mereka sebenarnya bisa dibilang mampu untuk membayar seandainya dapat UKT besar, sesuai kondisi asli mereka. Beda dengan keluarga saya yang ngos-ngosan,” imbuhnya.
Ita sendiri sudah mencoba mendaftar beasiswa yang ada di UIN Purwokerto. Sayangnya sejauh ini masih belum ada yang tembus. Alhasil, sehari-hari ia harus kuliah nyambi jadi laundry dan mengajar les privat demi mendapat uang tambahan.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Purwokerto Memberi Kenangan Menyakitkan Orang Surabaya hingga Tak Mau Lagi Pergi ke Sana
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News