Bagi para mahasiswa Teknik UGM yang ngekos di Kali Code itu, aturan dibuat untuk dilanggar.
“Hampir tiap hari bawa pacarnya ke kamar, nginep,” kata Radit.
“Bukan gimana-gimana ya, Mas. Aku sih nggak masalah kalau emang itu kos campur. Tapi kan ini kos putra, udah ada aturan. Takutnya kalau digrebek warga kita yang nggak tau apa-apa ini yang kena,” jelasnya.
Masalahnya lagi, gara-gara ada satu orang yang “berhasil” menyelundupkan pacarnya ke kos, penghuni lain jadi ikut-ikutan. Menurut Radit, cuma ada dua penghuni di kosnya, yakni dirinya dan teman sekamarnya, yang sama sekali belum pernah membawa perempuan masuk ke kamar.
Bahkan, pernah kejadian seniornya tersebut menyewa gadis panggilan. Dengan terang-terangan seniornya itu bilang lagi nunggu “pesenan open BO”, jadi menyuruh Radit buat mengawasi.
“Anjing banget nggak sih. Apa coba susahnya nyewa tempat lain? Bayar perempuan bisa, sewa kamarnya nggak bisa.”
Rumahnya para penjudi dan mahasiswa yang terlilit utang
Selain doyan mabuk dan menginapkan pacar, senior-seniornya di Teknik UGM itu juga merupakan pecandu judi online. Radit menyombongkan diri, cuma dia yang tak main judi slot di kos Kali Code itu.
“Belum pernah dan amit-amit nggak ketularan,” kata Radit, sambil menunjukkan aplikasi-aplikasi di ponselnya. Ia ingin membuktikan kepada saya kalau tak ada aplikasi judi online yang diinstall.
“Kesalnya tuh bukan karena judinya. Bagiku ya kamu kalah, bangkrut, itu urusanmu sendiri. Masalahnya mereka itu sering banget ‘pinjam dulu seratus’, tapi berbulan-bulan nggak diganti,” ujarnya.
“Parahnya lagi dengan terang-terangan ada yang pernah minta pinjam KTP aku buat pinjol. Punya dia udah nggak bisa. Gila nggak tuh.”
*) Bukan nama asli. Narasumber meminta identitasnya disamarkan karena alasan keamanan.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Muchamad Aly Reza
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News