Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Pernah Ditolak UB dan ITB, Lulus dari Kampus yang Nggak Terkenal di Malang Buktikan Bisa “Kerja” ke Luar Negeri

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
11 April 2025
A A
Alumnus POLINEMA ajak perempuan di Kampung Sanan, Malang berinovasi tempe. MOJOK.CO

Salamatul Hifdiyah (23), alumnus POLINEMA yang memberdayakan perempuan di Kampung Sanan, Kota Malang. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Salma (23) berhasil membuktikan bahwa sarjana dari kampus yang kurang mentereng bisa berkarya, bahkan bisa sampai “bekerja” di luar negeri. Meski selama kuliah di Politeknik Negeri Malang (Polinema), ia merasa salah jurusan tapi ia tekun mengikuti lomba untuk mengasah minatnya.

***

Dibanding kampus-kampus yang ada di Malang, Polinema memang kurang mentereng. Bandingkan saja dengan Universitas Brawijaya yang berada di posisi 780 di dunia menurut lembaga pemeringkatan Webometrics pada 2025. Sedangkan, Polinema menempati posisi ke 7.117 di dunia berdasarkan survei yang sama.

Selain itu, Salma juga mengaku tidak srek dengan jurusan pilihannya yakni Teknik Elektro. Tapi apa mau dikata. Mau pindah jurusan ke bidang ekonomi yang sesuai dengan minatnya pun bakal susah. Sebagai mahasiswa yang mendapat bantuan biaya pendidikan (bidikmisi), ia merasa tak boleh macam-macam. 

Jika bidikmisinya tak mau dicopot, maka nilainya pun harus bagus. Alih-alih, merengek karena merasa salah jurusan, ia ingin berusaha semaksimal mungkin untuk lulus dan meraih gelar pendidikan tinggi. Mimpinya sederhana, yakni membantu sesama perempuan agar lebih berdaya.

Ditolak kampus ternama hingga berakhir di Polinema

Salma lahir di desa kecil, Pasuruan, Jawa Timur. Keinginannya kuliah berangkat dari pengalamannya melihat realitas sosial yang ada. Salah satunya, budaya patriarki yang masih melekat di sana. Tak jarang Salma melihat fenomena pernikahan diri dan rendahnya pemberdayaan perempuan. 

Sebuah manifestasi dari tugas perempuan yang hanya macak, masak, manak. Ia merasa perempuan jadi sulit bermimpi. Untungnya, keluarga Salma mendukung penuh pilihannya untuk meraih pendidikan tinggi, meskipun ‘hanya’ di Polinema. 

Sebuah kampus yang kurang diminati dan sering kali bukan menjadi rujukan pertama bagi anak-anak lulusan SMA. Mulanya, ia sendiri berharap diterima di Universitas Brawijaya (UB) atau Institut Teknologi Bandung (ITB). 

Lulusan Polinema. MOJOK.CO
Salma, lulusan Polinema. (Sumber: Dok. Pribadi)

Namun, tak lolos di jalur undangan hingga akhirnya diterima di Polinema Jurusan Teknik Elektro. Ia pun tak pernah membayangkan harus berkutat mempelajari listrik dan magnet, tapi Salma tetap bersyukur karena masih mendapatkan kesempatan untuk kuliah.

“Meskipun Teknik Elektro atau jurusan apapun, aku merasa nggak ada yang sia-sia karena ilmu itu pasti ada manfaatnya. Sejatinya, kuliah itu untuk membentuk pola pikir,” ucap Salma. 

Polinema membantu mahasiswanya berkembang

Beruntung, Polinema tak membatasi minat Salma untuk berkembang. Ia juga tidak menyerah untuk mengeksplor diri. Maka, selama kuliah, ia aktif mengikuti lomba yang difasilitasi oleh kampus terutama di bidang entrepreneurship. 

“Aku ikut kegiatan non akademik seperti program-program sosial, termasuk Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan Program Mahasiswa Wirausaha (PWM) yang mendapatkan pendanaan internal dari Polinema,” ucap Salma kepada Mojok, Kamis (10/4/2025).

Di Polinema, mahasiswa baru sudah terlibat dalam kegiatan PKM untuk mendapatkan pengambilan sertifikat prastudi. Polinema memiliki PKM Center yang mendukung mahasiswanya untuk menyusun proposal, sosialisasi, bahkan pelatihan setiap tahun. 

Salma dan ketiga orang temannya kemudian membentuk tim dan mengikuti ajang PKM di bidang Pengabdian kepada Masyarakat. Mereka punya ide wirausaha untuk membantu pengolahan tempe menjadi produk bermutu tinggi di sebuah kampung yang menjadi pusat produksi dan penjualan tempe.

Produk tempe dari SOYGOO. MOJOK.CO
Beragam produk tempe dari SOYGOO. (Dok.Pribadi)

Tepatnya di Kampung Sanan, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Di sana, mereka mengajak ibu-ibu rumah tangga menjadi mitra pertama. Setelah berdiskusi dan melakukan berbagai percobaan, mereka berhasil membuat produk tepung dari kulit ari kedelai. 

Sayangnya, proposal dan produk tersebut tak lolos dalam ajang Pertamina Foundation 2020 maupun Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) tahun 2021. 

Mewujudkan mimpi yang sempat tertunda

Baca halaman selanjutnya

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 12 April 2025 oleh

Tags: alumnus POLINEMAkerja di luar negeriMalang penghasil tempepkmPolinema

Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Menyarankan Pengangguran Kerja di Luar Negeri Itu selain Lucu, Juga Membuka Borok Sendiri
Pojokan

Menyarankan Pengangguran Kerja di Luar Negeri Itu selain Lucu, Juga Membuka Borok Sendiri

28 Juni 2025
Melbourne, Australia lebih baik timbang Bordertown. MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Pertama Orang Indonesia Pindah ke Bordertown, Malah bikin Syok karena Melbourne Lebih Menjanjikan

20 Mei 2025
alumnus IPB kerja di Australia. MOJOK.CO
Ragam

Australia Menyelamatkan Alumnus IPB dari Cap Pengangguran, Kini Bisa Kerja dengan Gaji yang Layak

7 Mei 2025
Perjalanan alumnus UGM ke luar negeri alias Rusia untuk meneliti Bumi. MOJOK.CO
Ragam

Petualangan Lulusan UGM ke Antartika, Hadapi Cuaca Ekstrem Selama 6 Bulan untuk Buktikan Teori Bumi Itu Datar

25 Maret 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.