Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Pernah Diusir dari Kelas saat SMA Gara-gara Sulit Mendengar dan Susah Nulis, Nikita Kini Bisa Jadi Sarjana dari UGM dan Ingin Lanjut S2

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
28 Mei 2024
A A
wisuda ugm.MOJOK.CO

Ilustrasi wisuda UGM (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Sosok perempuan kuat tergambar dalam diri Nikita Nur Hijrianti. Ia punya keterbatasan mendengar dan mengidap cerebral palsy, namun tekad kuat berhasil mengantarnya jadi sarjana setelah melangsungkan wisuda UGM.

***

Beberapa kali datang ke prosesi wisuda UGM, saya menyaksikan banyak kisah haru dan perjuangan. Baik dari orang tua, pendamping, hingga para mahasiswa dengan keterbatasan yang punya tekad kuat jadi sarjana.

Kali ini, kisah itu datang dari perempuan asal Nginggil, Bendo, Sukodono, Sragen yang baru lulus dari Program Studi D4 Pembangunan Ekonomi Kewilayahan. Meski kuliah yang masih berkaitan erat dengan ilmu ekonomi, ia pernah punya pengalaman pahit dikeluarkan dari kelas ujian pada mata pelajaran itu saat SMA.

Peristiwa itu terjadi pada saat Nikita duduk di kelas 2 SMA. Saat itu, sedang ada ujian harian kelas ekonomi. Guru pengampu kebetulan tidak tahu bahwa ia punya keterbatasan dengar dan cerebral palsy.

Nikita bercerita bahwa guru yang tak tahu kondisinya itu lantas mengusirnya dari ruang ujian. Alasannya, karena Nikita tak bisa mendengar instruksi dan menulis secara cepat seperti teman-teman lainnya.

“Sempat saya benci mata pelajaran ekonomi. Namun seiring setelah kuliah, saya menjadi suka ekonomi. Terima kasih untuk Kak Jesita Mapres FEB angkatan 2016 telah membuat saya sadar bahwa ilmu ekonomi ini amat luar biasa,” ungkap perempuan yang wisuda pada Rabu (22/5/2024) lalu dikutip dari laman resmi UGM.

Lahir dengan keterbatasan hingga sempat banyak diejek teman

Sejak lahir, Nikita sudah menyandang minor cerebral palsy. Kondisi yang membuat tumbuh kembangnya sempat terganggu. Ia baru bisa berjalan normal pada usia dua tahun.

sosok nikita penyandang disabilitas yang wisuda ugm.MOJOK.CO
Sosok Nikita (Dok. Humas UGM)

Pada saat duduk di bangku SD, ia mengalami sakit yang kemudian membuat pendengarannya terganggu. Namun, ia tak putus asa. Orang tuanya juga memberikan dukungan penuh dalam pendidikan. Perempuan ini selalu belajar di sekolah umum. Namun, tentu perjalanannya bukan tanpa kendala.

“Kendalanya saya didiskriminasi, dan sama teman pernah diejek juga. Karena tidak bisa berolahraga, saya selalu ada tugas tambahan untuk pelajaran olahraga. Untuk teori itu saya bisa, dan sempat masuk SMA favorit yaitu SMA 1 Sragen selama setahun. Tetapi kemudian pindah karena tidak betah dengan perlakuan teman dan guru,” kenangnya bersedih.

Lika-liku saat menempuh studi itu tidak jadi penghalang buatnya. Ia berhasil masuk UGM. Selama kuliah, ia mengandalkan metode membaca gerak bibir untuk memahami penjelasan selama kuliah.

Aktif selama kuliah di UGM

Ia pun merasa bersyukur karena selama perkulihan para dosen memperlakukannya dengan baik. Para dosen memberi jalan untuk memudahkan mengikuti perkuliahan, terutama terkait dengan listening dalam praktikum bahasa inggris dan tugas-tugas presentasi.

“Para dosen baik, dan memaklumi tulisan tangan saya buruk karena tidak bisa menulis rapi,” akunya.

Selama kuliah, ia juga aktif di UKM Difabel. Selain itu, juga terlibat dalam berbagai kegiatan mahasiswa termasuk KKN. Menariknya, saat KKN, Nikita dipercaya menjadi koordinator.

Iklan

“Para dosen di kampus sebenarnya juga mengajak saya terlibat kegiatan asistensi, seperti akreditasi prodi dan penelitian, dan saya sangat bersyukur dengan banyak aktif di berbagai kegiatan, saya pun berkesempatan mendapat Beasiswa Pertamina Sobat Bumi pada tahun 2019,” terangnya.

Nikita akhirnya bisa lulus dengan IPK 3,37. Namun, impiannya tidak berhenti di wisuda UGM. Ia ingin bisa melajutkan studi hingga S2 dengan mengejar beasiswa LPDP.

Kisah haru sepanjang wisuda UGM

Perjuangan Nikita, tentu membuat bangga bapak dan ibunya. Bapaknya, Suripto, merupakan seorang guru. Sementara ibunya bekerja sebagai tenaga kesehatan.

“Sebagai orang tua tentu merasa terharu, bangga melihat Nikita bisa menyelesaikan studi di UGM. Walaupun dengan keterbatasan yang dimiliki masih bisa berkompetensi dalam meraih cita cita. Semoga ini bisa menginspirasi untuk kedua adiknya, Hanifah dan Hanif,” ujar Suripto.

Dalam rangkaian wisuda, termasuk wisuda UGM, banyak kisah haru yang kerap saya dapati. Bahkan, kesan mendalam bukan hanya dirasakan oleh wisudawan maupun orang tua. Sopir yang jadi pengantar rombongan juga turut merasakan aura bahagianya.

Sugito (46) misalnya, seorang sopir asal Purbalingga yang saya temui saat wisuda UGM Rabu (21/2/2024) lalu bercerita perjalanannya menuju UGM terasa berkesan. a berangkat sekitar jam 3 pagi dari Purbalingga. Menurutnya, setiap mengantar orang tua menuju wisuda UGM pasti mendapat banyak cerita.

“Pokoknya kalau ke UGM pasti orang tua bangga. Apalagi, yang saya antar ini anaknya beasiswa penuh sejak awal kuliah. Hidupnya prihatin,” terangnya.

Menurutnya, rata-rata orang tua yang datang dari jauh rela menyewa mobil memang bukan dari kalangan berada. Mereka rela nabung, merogoh kocek agak mendalam tanpa ragu demi wisuda anaknya.

Kisah Gito, jadi sekilas cuplikan betapa berartinya wisuda bagi sebagian orang tua. Kebahagiaan tak bisa disembunyikan. Sepanjang perjalanan penuh cerita.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Para Sopir Saksi Perjuangan Orang Tua Nabung Sewa Mobil Demi Hadir Wisuda UGM, Anaknya Kuliah Berkat Beasiswa

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 28 Mei 2024 oleh

Tags: Jogjamahasiswa ugmsragenUGMwisuda ugm
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

UGM.MOJOK.CO
Kampus

Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

25 Desember 2025
Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO
Esai

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO
Esai

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO
Liputan

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Olahraga panahan di MLARC Kudus. MOJOK.CO

Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Terpaksa jadi maling, buronan polisi, hingga masuk penjara karena lelah punya orang tua miskin MOJOK.CO

Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya

22 Desember 2025
Era transaksi non-tunai/pembayaran digital seperti QRIS: uang tunai ditolak, bisa ciptakan kesenjangan sosial, hingga sanksi pidana ke pelaku usaha MOJOK.CO

Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha

26 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

25 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel

23 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.