Saat ini, kedokteran masih menjadi jurusan yang paling menjanjikan di Indonesia. Biaya kuliah selangit, dianggap sepadan dengan masa depan lulusannya yang pasti bakal terjamin.
Sayangnya, itu tak berlaku untuk semua lulusan. Nyatanya, ada banyak mahasiswa kedokteran yang memilih jalan lain, karena merasa penghasilan menjadi dokter itu terlalu kecil untuk beban kerja yang amat menyiksa.
Meiyin Ayulanda (26) adalah salah satunya. Merampungkan kuliah sampai jenjang S2 di Jurusan Kedokteran Universitas Brawijaya (UB) Malang, tak sepenuhnya bikin tekadnya mantap buat menjadi dokter.
Kepada Mojok, perempuan asal Sumatera ini bahkan mengaku memilih berjualan kambing untuk investasi masa depannya. Menurutnya, meski kelihatan sepele, bisnis ternak tersebut sangat menjanjikan.
Apalagi kalau dibanding dengan profesi dokter. Baginya, berjualan kambing masih jauh lebih menghasilkan.
Tak terlintas buat kuliah kedokteran, tapi bisa lolos tanpa tes
Sejak SMA, Meiyin mengaku sebagai siswa yang biasa-biasa saja. Prestasinya pun tak begitu mentereng. Satu hal yang bisa ia banggakan, nilai matematikanya cukup tinggi.
Matematika, seperti yang ia akui memang menjadi mata pelajaran favorit. Dengan demikian, Meiyin pun sama sekali tak terpikirkan buat kuliah di kedokteran.
“Dalam bayangan aku kedokteran itu ya tempatnya orang-orang kutu buku, sementara nggak terlalu suka baca. Aku lebih seneng berhitung, sih,” jelasnya, saat Mojok hubungi Selasa (4/6/2024).
Tapi apa boleh buat, orang tua memang mendorong anak mereka buat menjadi dokter. Hal demikian juga berlaku bagi salah seorang kakaknya, yang sudah lebih dulu kuliah di kedokteran.
Memasuki kelas 12, Meiyin justru mengalami fase hidup yang dalam bahasanya “paling rumit selama 26 tahun hiudpnya”. Hubungan dia dengan orang tua, kala itu, justru mengalami kerenggangan.
Salah satu penyebabnya, Meiyin menginginkan ruang yang lebih untuk bebas menentukan arah hidupnya. Sementara itu, ia menganggap orang tuan terlalu strict. Salah satu contohnya adalah melarang anak-anaknya buat kuliah di luar kota.
“Akhirnya aku berpikir gimana caranya bikin orang tua proud, mewujudkan keinginan mereka, tapi aku juga bisa bebas,” ujar anak ketiga dari empat bersaudara ini. “Makanya, aku memilih kedokteran di PTN yang akreditasi A di Jawa biar win-win solution; aku tetap kuliah kedokteran, tapi di satu sisi aku tetap bisa pergi buat mencari jati diri,” sambungnya.
Untungnya, Meiyin diterima di Jurusan Kedokteran Universitas Brawijaya (UB) Malang pada 2016 lalu. Ia lolos melalui jalur nilai rapot alias SNBP (dulu SNMPTN).
Alasan memilih jualan kambing ketimbang jadi dokter
Meski tak sepenuhnya menjadi passion-nya, Meiyin menjalani perkuliahannya dengan lancar. Kalau dihitung, ia berhasil meraih gelar sarjana (S.Ked) setelah delapan semester kuliah pada 2020 lalu. Gelar magister biomedis pun juga ia dapatkan dua tahun berselang pada 2022.
Kendati merampungkan studi kedokterannya sampai S2, Meiyin justru memilih jalan lain. Belakangan, yang kemudian juga viral di TikTok, lulusan kedokteran ini memilih berjualan kambing alih-alih menjadi dokter.
Kepada Mojok, Meiyin mengaku ada dua alasan utama mengapa ia memilih berjualan kambing. Pertama, ia mengaku memang senang berdagang. Bahkan, sejak SMP, jiwa wirausahanya sudah muncul. Saat SMP, Meiyin sudah mulai berjualan kaos sablon ke teman-temannya. Itu berlanjut saat kuliah, yang mana ia berbisnis sedotan stainless dan laku keras.
“Bulan Mei ini kan aku baru selesai internship di sebuah RS. Nah, STR aku, yang jadi prasyarat buat bekerja aku kerja secara legal belum turun. Makanya buat ngisi waktu, aku nyalurin jiwa kewirausahanku tadi lewat jualan kambing,” kata lulusan kedokteran ini.
“Momennya kan juga pas. Jelang Idul Adha. Dan kebetulan aku juga punya partner yang paham soal seluk beluk jualan kambing ini.”
Baca halaman selanjutnya…
Pilih jualan kambing sebagai sumber utama penghasilan karena sadar diri sama kecilnya gaji dokter.