Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Lulusan Jurusan Kedokteran Kuliah Habis Ratusan Juta tapi Takut Ambil Spesialis, Khawatir Jadi Pesuruh dan Dapat Kekerasan Senior

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
8 April 2024
A A
jurusan kedokteran ppds.MOJOK.CO

Ilustrasi lulusan jurusan kedokteran (Ega/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Seorang lulusan jurusan kedokteran dari PTS di Jogja mengaku khawatir untuk meraih mimpinya jadi dokter spesialis. Banyak tantangan menanti, di luar beratnya pembelajaran, ia khawatir terkena bullying dari para senior.

***

Kini, Dino* (25), bukan nama sebenarnya, sedang menjalani magang di sebuah rumah sakit di DIY. Berbagai tahap proses studi sudah ia jalani sejak masuk ke jurusan kedokteran sebuah PTS Jogja pada 2017 silam.

Proses belajar agar bisa lolos seleksi saja cukup melelahkan. Selama kuliah di jurusan kedokteran, waktunya habis tersita untuk belajar tanpa bisa banyak bersenang-senang.

Biaya kuliahnya pun tak sedikit. Tak kurang dari Rp300 juta habis selama pendidikan. Belum lagi untuk biaya kebutuhan hidup selama kuliah.

Sampai, akhirnya pada 2021 silam ia berhasil lulus dari jurusan kedokteran di Jogja, menyandang gelar S.Ked. Namun, selepas itu jalannya untuk jadi dokter masih panjang. Mulai dari co-ass hingga internship atau magang.

Saat sudah di tahap magang, tentu ia mulai memikirkan masa depan. Salah satu impiannya, tentu mengambil pendidikan dokter spesialis. Meski pun ia mengaku belum tahu pasti akan mengambil spesialisasi di bidang apa.

Selain itu, salah satu hal yang membuatnya khawatir adalah tantangan di luar pembelajaran. Ia mengaku sudah sering mendengar bahwa di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) senioritasnya begitu kental.

“Bukan rahasia lagi, bahkan Menkes sudah pernah memberikan imbauan tapi ya situasinya sepertinya belum banyak berubah,” kata Dino saat Mojok wawancarai Minggu (31/3/2024) di Jogja.

“Dari cerita bebeberapa senior dan teman, kondisi itu terjadi di PPDS berbagai tempat, sudah lazim,” imbuhnya.

Lulusan jurusan kedokteran beda almamater saat spesialis semakin berat

Dino mendengar dari kenalannya yang sudah PPDS, bahwa mereka harus siap-siap dengan berbagai tugas yang senior berikan. Meski terkadang di luar kemampuan residen -sebutan untuk dokter yang sedang menempuh PPDS- tapi harus tetap diupayakan.

“Bahkan misal begini, senior minta dipersiapkan mau ada acara seminar di Bali, maka residen harus mempersiapkan. Bukan hanya soal materi pendukung, soal biaya pun kadang suruh mengurus,” tuturnya.

Selain itu, menurutnya, dokter yang beda almamater dengan tempat PPDS biasanya tidak begitu diuntungkan. “Jadi posisiku, karena kampusku belum ada program PPDS jadi harus ke tempat lain. Dan itu jadi tantangan tersendiri,” terangnya.

Hal itu membuat lulusan jurusan kedokteran ini terkadang ragu untuk membayangkan menempuh jalan terjalnya mengambil spesialis.

Sebelumnya, Mojok juga sempat mewawancarai Jeremi* (30), seorang lulusan jurusan kedokteran yang akhirnya menempuh PPDS namun tidak sampai selesai. Ia memutuskan keluar setelah mengaku mendapat berbagai perlakuan buruk.

Jeremi berujar ada senior yang meminta junior mengerjakan thesis. Bagi Jeremi, hal ini kelewatan lantaran posisinya yang sangat sakral dan berkaitan dengan gelar akademik yang akan dokter spesialis dapat kelak.

jurusan kedokteran.MOJOK.CO
Ilustrasi. Para dokter di ruang operasi (Piron Guillaume/Unsplash)

Namun, bagi para residen terkadang sulit untuk menolak lantaran senior cukup berpengaruh banyak pada kelulusan mereka. Bukan hanya di penilaian kinerja, Jeremi mengatakan, jika ada senior yang tidak suka maka sulit bagi junior untuk mendapatkan kesempatan operasi pasien. Hal yang cukup krusial bagi dokter spesialis lantaran menyangkut pengalaman sebelum mengemban tanggung jawab yang lebih besar nantinya.

Dipukul senior

Salah satu kenangan terburuk yang Jeremi alami adalah kekerasan fisik. Suatu hari pada Agustus 2020, Jeremi sedang berada di bangsal rumah sakit saat dua orang dokter konsulen yang sedang melakukan kunjungan mendadak tampak mendekat dari kejauhan. Ia tahu, tindakan junior mendampingi konsulen tanpa kehadiran senior bisa berakibat fatal karena dianggap melangkahi.

“Saat itu kasusnya memang khusus karena pasien buta setelah dilakukan operasi sehingga konsulen visit mendadak,” ujarnya.

Jeremi mengaku mencoba menghindar dengan menaiki tangga ke lantai atas. Namun, salah satu konsulen ternyata sudah melihat keberadaannya lantas memanggil.

“Dokter (yang bukan konsulen prodi Jeremi) ini memang kenal sama aku. Dulu kan memang jadi pengajarku saat masih S1. Jadi ya mau bagaimana, aneh kalau dia memanggil nggak aku temui,” ujarnya.

Namun, ternyata situasi yang sudah berusaha Jeremi hindari berbuah petaka. Tak berselang lama, seorang senior mengetahui bahwa ia mendampingi saat konsulen melakukan kunjungan.

“Udah jago lo visit sama konsulen tanpa lapor kita?” kata Jeremi, menirukan teriakan seniornya.

Selepas itu, senior itu memukul perutnya dengan cukup keras. Kejadian itu terjadi pada waktu setelah magrib dan bukan di “ruang gelap” melainkan di bangsal. Istilah “ruang gelap” merujuk pada tempat-tempat tertutup yang tak terjamah publik di rumah sakit.

Beberapa senior calon dokter spesialis maupun teman seangkatannya menjadi saksi kejadian itu. “Salah satu senior yang baik kemudian melerai, dia mengingatkan bahwa tindakan memukul itu berbahaya,” katanya.

Selepas itu, saat pulang Jeremi menyadari bahwa ada memar yang tampak jelas di bagian perut bagian kanan sisi atas. Foto yang masih tersimpan itu ia tunjukkan kepada Mojok.

Sorotan Menkes

Sebenarnya, setelah beberapa kali viral di media sosial, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sempat angkat suara mengenai kasus bullying di lingkungan PPDS. Menurut Menkes, dalih pada praktik penindasan ini biasanya untuk pembentukan karakter dokter muda. Namun, baginya tradisi ini jelas salah dan harus ada perubahan.

“Saya setuju, dokter-dokter itu harus dibentuk, tapi dibentuknya bukan hanya dengan kekerasan untuk bisa mencapai ketangguhan dari yang bersangkutan. Tapi harus dibentuk rasa empati, sayang kepada pasien, cara komunikasi, ini menurut saya penting,” ujarnya dalam sebuah konferensi pers Kamis, (20/7/2023) silam.

Namun, hingga kini, lulusan jurusan kedokteran seperti Dino, masih menyimpan ragu untuk mengambil jurusan spesialis. Kondisi ini, barangkali terjadi di Jogja dan beberapa kota lainnya.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Kekejaman Senior PPDS Seperti Terus Dibiarkan, Memukuli dan Memaki Junior Calon Dokter Spesialis hingga Depresi

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 19 April 2024 oleh

Tags: dokter spesialisjurusan kedokterankedokterankuliah kedokteranPPDS
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

perawat.mojok.co
Ragam

Perawat, “Pahlawan Kemanusiaan” yang Tak Dimanusiakan: Beban Kerja Selangit, Gaji Sulit

6 Oktober 2025
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah hadir dalam upaya pertambahan dokter spesialis. MOJOK.CO
Kilas

Calon Dokter Kini Bisa Ikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis di 7 Rumah Sakit yang ada di Jawa Tengah

28 Agustus 2025
Sastra Indonesia Hanya untuk Pecundang dan Orang Gagal (Unsplash)
Pojokan

Kuliah Sastra Indonesia Katanya Hanya untuk Pecundang, Isinya Orang Gagal, tapi Kalau Nggak Punya Mental Jadi Orang Gagal Beneran

26 Juni 2025
Banyak dokter PPDS mesum, sistem pendidikannya harus dibenahi MOJOK.CO
Aktual

Pola Pembinaan dalam PPDS Harus Dievaluasi jika Pada Akhirnya Ciptakan Dokter-dokter Mesum

19 April 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.