Disclaimer: Tulisan ini tidak bermaksud menginspirasi siapapun untuk memiliki rencana mengakhiri hidup. Setiap masalah selalu ada jalan keluarnya, tapi bunuh diri bukan salah satunya. Selalu ada jalan lain untuk membuat hidup menjadi bermakna. Bagi pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Di tengah ingar-bingar keceriaan para calon mahasiswa baru (camaba) yang lolos UTBK SNBT 2024, terselip cerita keputusasaan dan rasa hancur. Yakni tentang ia yang tak lolos UTBK di UGM Jogja dan tengah merencanakan bunuh diri.
***
Timeline media sosial X saya pada Kamis (13/6/2024) banjir ungkapan haru dan bahagia para camaba yang tembus SNBT UTBK 2024. Mereka ramai-ramai membagikan tangkapan layar hasil UTBK 2024 yang menunjukkan bahwa mereka lolos di kampus dan jurusan impian.
Mayoritas keterima di jurusan-jurusan keren dan kampus-kampus ternama. Misalnya Undip, Unair, ITS, UGM, IPB, ITB, hingga UI. Meskipun banyak juga yang tetap pede “pamer” lolos UTBK 2024 walau dari kampus biasa saja.
Di dunia nyata pun demikian. Beberapa orang di sekitar saya merayakan anggota keluarganya yang akan memulai perjalanan sebagai seorang mahasiswa.
Di dunia nyata pula, saya mendapati cerita ada yang tengah berencana bunuh diri karena gagal SNBT UTBK di UGM Jogja. Panggil saja Rania (19), perempuan asal Semarang, Jawa Tengah.
Tak perlu menyebut nama asli, katanya. Yang terpenting bagi Rania adalah ia bisa merasa sedikit lega dengan berbagi cerita. Syukur-syukur nanti ia mendapat support dari banyak orang yang membaca cerita kegagalannya masuk UGM Jogja di UTBK 2024.
“Karena persis di hari Kamis (saat pengumuman), bener-bener pengin banget bunuh diri,” ujar Rania kepada Mojok, Minggu (16/6/2024).
Hancur karena 2 kali gagal UTBK UGM Jogja
UGM memang sudah menjadi impian Rania sejak menjelang kelulusan SMA pada 2023 lalu. Terlebih, tidak sedikit temannya memang mengincar salah satu kampus tenama di Jogja tersebut.
“Di UTBK 2023 memang sudah ada beberapa teman yang lolos UTBK di UGM. Aku nggak lolos,” ujar Rania sendu mengingat kembali kenangan satu tahun lalu itu.
Di tahun 2023, Rania sebenarnya juga mendaftar UGM lewat jalur SNBP. Ia memilih jurusan Ekonomi Pertanian dan Agribisnis. Lalu pilihan keduanya adalah Agribisnis di UPN Veteran Yogyakarta. Sayangnya, dua-duanya tak lolos.
Namun, Rania tentu tak patah arang. Sebab, ia masih punya harapan lewat SNBT UTBK. Toh banyak juga teman-temannya yang tak lolos SNBP kemudian lanjut mencari peruntungan di SNBT UTBK.
Di UTBK 2023, Rania mantap hanya mendaftar di UGM. Bagaimanapun, salah satu kampus top Jogja itu memang impiannya. Ia memilih Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (Fakultas Pertanian) sebagai pilihan pertama dan Kehutanan (Fakultas Kehutanan) sebagai pilihan kedua.
“Dua pilihan itu juga yang kuambil di UTBK 2024. Tapi ternyata nggak lolos lagi, bener-bener hancur rasanya,” kata Rania.
Rencana-rencana untuk bunuh diri
Kegagalan kedua Rania ini membuatnya benar-benar depresif. Apa yang salah dengannya? Apa yang kurang darinya? Kenapa sampai dua kali ia gagal lolos UTBK di UGM?
Padahal setahun gap year ia gunakan untuk mempersiapkan diri dengan serius untuk menyongsong UTBK 2024 demi lolos UGM Jogja. Saat menjalani UTBK pada beberapa bulan lalu pun ia merasa tak ada kesulitan berarti.
“Aku milih gap year (di tahun 2023), nggak ambil swasta atau SPMB Mandiri karena aku masih punya harapan tahun depan (2024 ini) aku bisa tembus UGM,” tuturnya menahan tangis. Dari nada bicaranya, tedengar Rania memang sangat kecewa.
Saat gagal SNBP dan SNBT UTBK pada 2023, harapan di UTBK tahun berikutnya memang membuat Rania “terus hidup”. Ia hanya mengurung diri beberapa hari. Bersedih secukupnya. Dan tak pernah ada bayangan untuk mengakhiri hidup.
Tapi kali ini, sejak Kamis lalu, ada sekian rencana di dalam kepalanya perihal cara apa dan di mana ia akan bunuh diri
“Karena sudah kepalang hancur. Penantian setahun berakhir seperti ini. Usahaku kayak sia-sia semua. Malu juga sama temen-temen. Sama orangtua. Padahal dulu SMA aku nggak goblok-goblok banget,” keluh Rania.
Mengakhiri kesedihan usai gagal UTBK UGM
Rania tak berkenan menyebut profesi dari orangtuanya. Yang jelas, pada dasarnya ia berasal dari keluarga yang berkecukupan. Orangtua Rania juga bukan tipikal orangtua yang selalu menekan.
Itulah mengapa di satu sisi Rania merasa sangat beruntung. Ketika gagal UTBK UGM tahun 2023, orangtua Rania lah yang melegakan hati Rania untuk ambil jeda dulu. Menanti satu tahun lagi untuk berjuang lagi.
“Di kegagalan kedua ini juga begitu. Ayah ibu bener-bener mendampingi. Kali ini mereka berdua bilang, kuliah kampus swasta loh nggak masalah juga,” ungkap perempuan asal Semarang tersebut.
“Bahkan menawarkan juga, misalnya ambil SPMB Mandiri pun siap membiayai. Tapi aku yang mikir, bukannya akan sangat mahal ya kalau lewat SPMB Mandiri? Apalagi ini UGM,” sambung Rania.
Usai gagal UTBK UGM Jogja, Rania mencoba menghapus rencana-rencananya untuk mengakhiri hidup. Setelah ia renungkan dan setelah ngobrol dengan beberapa orang yang gagal UTBK, bunuh diri hanya karena gagal SNBT UTBK rasa-rasanya kok nggak banget.
Kini Rania sedang mencoba mendaftar lewat jalur SPBM Mandiri, tentu masih di UGM Jogja. Ia juga tengah mempersiapkan diri untuk daftar di kampus swasta di Jogja.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.