Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Balas Dendam usai Dapat Beasiswa S1 KIP Kuliah, Manjakan Diri Sendiri dan Abaikan Ortu yang Tak Pernah Beri Hidup Enak Sejak Kecil karena Pemalas

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
26 Agustus 2025
A A
Jadi mahasiswa S1 penerima beasiswa KIP Kuliah, langsung balas dendam dengan orangtua yang pemalas MOJOK.CO

Ilustrasi - Jadi mahasiswa S1 penerima beasiswa KIP Kuliah, langsung balas dendam dengan orangtua yang pemalas. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Balas dendam dengan beasiswa KIP Kuliah

Pada awal masa kuliah 2021 silam, awalnya Rosa menggunakan uang beasiswa KIP Kuliah itu secara semestinya. Dia juga masih bergaya hidup sekadarnya.

Akan tetapi, lambat-laun, bom waktu—berupa rasa iri sejak masa kecil—di dadanya meledak juga. Timbul dorongan untuk balas dendam: memenuhi apa yang dia inginkan tanpa ditahan-tahan. Karena sudah terlalu lama dan teramat banyak keinginannya yang tertahan.

“Aku tentu beli hp baru yang bagus. Karena hpku yang pemberian orangtua itu hp murah dan burik. Aku beli sepatu yang lebih pantas, pokoknya lain-lain juga lebih pantas,” ungkap Rosa.

Seiring waktu, Rosa juga mulai sering jajan-jajan di mall atau paling tidak makan-makanan enak.

Setiap kali makan enak atau beli barang-barang baru, Rosa tak memungkiri kerap kebayang kalau di rumah orangtuanya masih makan sekadarnya dan menggunakan barang-barang ala kadarnya. Tapi bayangan itu lekas dia tepis jauh-jauh.

“Karena apa yang kudapat sekarang, itu rezekiku dari usahaku lolos beasiswa KIP Kuliah. Aku berhak menikmatinya sendiri. Aku merasa berhak memanjakan diri sendiri karena itulah yang nggak kudapat sejak kecil,” ucapnya dengan nada emosional.

Pilih tak pedulikan nasib orangtua

Balas dendam yang Rosa lakukan tidak sekadar untuk memanjakan dirinya sendiri. Tapi bahkan sampai mengabaikan nasib orangtuanya di rumah.

Gambaran orangtua Rosa mirip dengan orangtua Ando seperti dalam tulisan yang disinggung di sub-judul sebelumnya. Beberapa kali mereka hendak meminjam uang pada Rosa. Alasan untuk ini-itu. Tapi Rosa tega-tegaan menolak. Karena Rosa juga butuh.

“Maksudku, aku aja nggak dikasih uang saku selama jadi mahasiswa, karena mereka tahu aku dapat beasiswa KIP Kuliah. Dan karena tahu aku dapat beasiswa, mereka mau ngutang. Kadang aku merasa, kok tega ya mereka,” gerutu Rosa.

Kadang, orangtua Rosa menggunakan adik Rosa sebagai alasan. Mengingat sang adik masih sekolah. Tapi itu tak lantas membuat Rosa mengirim uang ke orangtuanya.

Rosa punya dua kartu ATM. Diam-diam dia memberikan salah satunya untuk sang adik. Melalui kartu ATM tersebut, Rosa kerap mengirim beberapa uang untuk tambah-tambahan jajan sang adik. Syaratnya: pokoknya jangan sampai bilang ke orangtua mereka.

“Karena aku tahu adikku juga bernasib sama denganku. Jadi aku mencoba kasih sebisaku,” ujar Rosa.

Saat menceritakan hal ini pada teman-temannya, Rosa mendapat teguran. Menganggap seharusnya Rosa tak begitu. Sebab, jika kondisi orangtua memang benar-benar tidak mampu, masa mau dipaksakan? Justru ini kesempatan Rosa untuk memberi kecukupan pada orangtuanya. Tapi masalah yang Rosa hadapi dengan orangtuanya ternyata tidak sebatas itu.

Bapak pemalas, sementara ibu memakluminya

Inilah bagian yang tak Rosa ceritakan pada teman-temannya.

Iklan

Kata Rosa, bapaknya ternyata pemalas. Sejak dulu pemalas. Hanya seminggu kerja, lalu berhenti karena merasa capek, tak cocok dengan bosnya, dan sekian alasan lain. Bapaknya lebih suka grudak-gruduk di warung kopi: main catur sampai larut malam, bangun kesiangan langsung minta kopi dan sarapan.

Dalam sebulan, bisa dihitung berapa kali dia tampak bekerja. Dan bukan karena tak ada kerjaan, tapi memang karena malas saja.

Saat hendak berangkat kuliah dengan bekal beasiswa S1 KIP Kuliah itu, Rosa sebenarnya sudah menegur ibunya agar sang ibu tak segan-segan mendorong bapak Rosa lebih biat bekerja.

“Aku bisa kuliah karena beasiswa KIP Kuliah. Kalau adikku nanti punya keinginan S1, iya kalau dapat beasiswa juga, kalau nggak, masa nggak bisa lanjut kuliah dengan alasan nggak ada biaya? Sementara laki-kaki yang bertanggungjawab mencari biaya malah malas-malasan,” keluh Rosa.

Tapi ibu Rosa terlalu memaklumi sang suami. Bahkan cenderung membelanya. Itu membuat Rosa muak. Karena itulah kenapa tiap ibunya menelepon minta hutangan uang, Rosa akan menolak mentah-mentah. Sampai ibunya sampai menuding Rosa tega “menelantarkan” orangtua. Tapi Rosa memilih tutup kuping, sepanjang bapak-ibunya tidak mau sama-sama sadar dan berbenah.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Mati-matian Kuliah PTN Bayar UKT Sendiri, Pas Jadi Sarjana Sukses Ortu Tiba-tiba Tuntut Balas Budi atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

 

 

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 26 Agustus 2025 oleh

Tags: beasiswaBeasiswa KIP Kuliahbeasiswa s1kip kuliahmahasiswa kip kuliah
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Kisah mahassiwa beasiswa KIP Kuliah Aliya Eka Lestiyanti, ibu meninggal kala ia masih berjuang, sampai akhirnya jadi harapan keluarga usai jadi sarjana cumlaude MOJOK.CO
Kampus

Ibu Meninggal kala Saya Masih Berjuang, Jadi Titik Terendah Hidup tapi Bangkit demi Jadi Sarjana Pertama Keluarga

3 November 2025
mahasiswa penerima beasiswa KIP Kuliah ISI Jogja dihujat. MOJOK.CO
Kampus

Mahasiswa Penerima Beasiswa KIP Kuliah ISI Jogja Dihujat karena Flexing dan Dianggap Glamor, padahal Hidupnya Nelangsa

30 Oktober 2025
Beasiswa KIP Kuliah di Tangan yang Tepat: Jadi 2 Bisnis Berkembang meski Dikhianati-Diremehkan, Malah Tak Lupa Kasih “Bantuan” MOJOK.CO
Kampus

Beasiswa KIP Kuliah di Tangan yang Tepat: Jadi 2 Bisnis Berkembang meski Dikhianati-Diremehkan, Malah Tak Lupa Kasih “Bantuan”

27 Oktober 2025
Mahasiswa beasiswa KIP Kuliah: pagi di kampus, malam jualan demi bahagiakan orang tua MOJOK.CO
Kampus

Mahasiswa Lain Akrab dengan Kafe dan Bioskop, Saya Anak KIP Kuliah Harus Jualan Semalaman demi Bahagiakan Ortu meski Dicaci Orang

23 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.