Mending nambah semester ketimbang skripsi berakhir tak maksimal
Adhi mengerjakan skripsi berupa paper (teks) dilengkapi produk. Ia mengambil objek skripsi band-nya sendiri yang ia rintis sejak 2022.
Adapun produknya antara lain album, desain cover album, kaset pita, piringan hitam, desain logo, dan beberapa merchandise. Produk-produk itu punya manfaat nyata dan berkelanjutan untuk band Adhi.
Itulah yang ia maksud skripsi harusnya memiliki manfaat bagi mahasiswa setelah lulus. Tidak hanya berakhir di meja sidang.
“Nah, ada satu produkku yang belum beres, mangkanya aku pilih nggak sidang aja. Apalagi skripsi dengan produk musik di prodiku itu punyaku yang pertama. Sebelumnya belum ada,” terang Adhi.
Karena membatalkan sidang skripsi yang sudah di depan mata, dosen pembimbing Adhi tentu saja agak marah. Adhi sendiri mau tak mau harus nambah semester hingga semester 11, harus bayar UKT lagi sebesar Rp2 jutaan.
“Tapi aku nggak nyesel. Aku akan lebih nyesel kalau skripsiku yang belum maksimal itu disidangkan cuma-cuma,” beber Adhi.
Perihal hadiah untuk orang tua
“Orang tuamu bagaimana?” tanya saya.
Orang tua Adhi di Wonosobo sebenarnya selalu mengingatkan agar ia lekas lulus kuliah. Agar bisa segera fokus untuk mengerjakan hal-hal di luar urusan formal (kampus).
Adhi pun mengaku selalu memberi update mengenai progress setiap skripsinya. Termasuk kabar bahwa estimasi Adhi bakal sidang pada bulan Agustus 2024.
Adhi sempat membayangkan kalau orang tuanya bakal kecewa karena ia batal lulus Agustus 2024 ini. Akan tetapi setelah menelepon dan menjelaskan pelan-pelan, orang tuanya ternyata mengerti-mengerti saja.
“Semester berikutnya beres lah. Biar bisa menghadiahi gelar sarjana pada orang tua. Karena mereka kan menunggu itu: melihat anak wisuda dan resmi jadi sarjana,” tutup Adhi dengan senyum khasnya: senyum tipis tanpa beban.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Hammam Izzuddin
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News