Bahkan, di media sosial X (Twitter), Fakultas Ilmu Administrasi juga UI sempat ramai menjadi pergunjingan warganet pada akhir Mei 2025 lalu. Pangkal persoalannya apa, tak benar-benar diketahui. Yang jelas, sudah ribuan twit yang menyebut kalau fakultas di UI ini memang problematik.
Mojok merangkum beberapa di antaranya, dan meminta perspektif Dinda dan beberapa mahasiswa di sana untuk mengomentarinya.
FIA, Fakultas Intrik dan Akal-akalan Kating(?)
Ada beberapa orang yang membelokkan singkatan FIA UI. Dari yang awalnya Fakultas Ilmu Administrasi UI, menjadi Fakultas Intrik dan Akal-akalan Kating. Dari beberapa komentar yang mengemuka, penyebabnya karena politik kampus dan politik abang-abangan yang amat kuat.
Kata Dinda, fenomena ini benar adanya. Ia yang sejak maba memang sudah aktif berorganisasi, memahami betul persoalan ini.
“Lihat Indonesia yang birokrasinya bobrok dan tata kelola pemerintahannya buruk banget gara-gara orang-orang nggak kompeten dengan ego sektoral? Nah, itu gambaran FIA UI,” kata Dinda.
Ia mengaku tak masalah dengan politik masuk kampus. Baginya, mahasiswa dan politik adalah dua hal tak terpisahkan. Yang jadi masalah, di FIA UI, politiknya amat kotor dan hanya didominasi oleh ormek tertentu. Sementara ormek tersebut, terkenal dekat dengan pemerintah.
Ketua BEM Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) Faridz Adrian sendiri baru saja dilaporkan ke Forum Mahasiswa FIA UI atas dasar mengundang TNI ke acara Konsolidasi Nasional Mahasiswa di Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) UI. Faridz pun didorong untuk dicopot dari jabatannya
Dinda enggan mengomentari kasus baru-baru ini. Sebagai orang yang dekat dengan BEM, ia hanya menyebut bahwa itu adalah hal biasa di FIA UI. Kendati demikian, terkait labeling FIA UI sebagai “Fakultas Intrik dan Akal-akalan Kating”–seperti disebut netizen–ia tak begitu sepakat karena bagaimana pun itu adalah ulah oknum dan tak bisa digeneralisasi.
Benarkah mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi UI itu “buangan” FEB dan FH?
Selain politik kampusnya yang kotor, banyak juga netizen yang bilang kalau banyak mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi UI itu belajarnya setengah-setengah alias terpaksa. Sebabnya, kebanyakan dari mereka tak benar-benar mengincar fakultas ini.
Dari beberapa pengakuan, beberapa mahasiswa di sana aslinya ingin kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) atau Fakultas Hukum (FH). Namun, karena ditolak, mereka pun memutuskan ambil jurusan di FIA UI karena bidang keilmuannya tak beda jauh.
Dinda mengamini hal tersebut. Setidaknya dari teman-teman seangkatannya, banyak yang mengaku kalau mereka aslinya ingin kuliah di FEB UI atau FH UI.
“Makanya, belajar pun setengah-setengah. Karena sejak awal nggak benar-benar minat kuliah di FIA,” ujarnya.
Alhasil, ada pula yang menjadikan FIA UI sebagai “transit” sebelum memutuskan ikut seleksi masuk kampus lagi tahun depan. Biasanya adalah anak-anak orang kaya, yang ketimbang gap year mendingan isi dulu tahun tersebut dengan kuliah di FIA UI.
Kendati demikian, tak semua mahasiswa yang kuliah di FIA UI adalah “buangan” FEB dan FH. Adi (21), salah satu mahasiswa kampus tersebut, malah menyebut bahwa sejak awal dirinya memang memperjuangkan FIA UI.
Alasannya sederhana: sebagai fakultas baru, ia melihat masuk salah satu jurusan di fakultas ini cenderung lebih mudah karena selektivitasnya kurang katat. Selain itu, ada banyak kakak tingkat di SMA-nya yang sudah lebih dulu kuliah di FIA UI dan mendulang prestasi.
“Beberapa sudah ada yang lolos tes CPNS,” kata dia. “Tapi bagiku kuliah di mana aja ya sama. Namanya aja kuliah. Tergantung kitanya,” pungkasnya.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Sombong Bisa Kuliah di Jurusan Akreditasi A ITS Surabaya, Kini Menyesal karena Susah Lulusanya: Nyesek Teman Seangkatan Sudah jadi Dosen atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.












