Cerita tentang preman dengan RX King yang tak mau bayar
Mba Parni sejak remaja sudah menemani ibunya untuk jualan. Sehingga ia tahu persis kejadian yang ibunya alami saat berjualan gudeg. Ia juga biasa berbincang dengan pengunjung warung gudegnya.
Karena Warung Gudeg Mercon Bu Tinah buka malam hari hingga dini hari, pelanggan-pelanggannya dulu kebanyakan orang-orang yang baru pulang dugem. “Dulu banyak yang sepulang dari JJ, Republik, Hugo’s Cafe, Bunker, Tj’s dan lain-lain,” kata Mba Parni menyebut beberapa tempat dugem yang sudah kukut di Jogja.
Menurut Mba Parni, katanya makan pedas itu bisa jadi obat orang mabuk alkohol. Ia tak tahu kebenaran pernyataan itu.
Saya juga nggak tahu kebenaran anggapan kalau makan-makanan pedas bisa jadi obat mabuk alkohol. Reporter Mojok pernah melakukan liputan, Rica-rica Pak Giyatno Jombor, Pedasnya Jadi Penawar Mabuk Orang dari Klub Malam. Sama seperti pernyataan Mba Parni, orang-orang yang datang ke warung rica-rica tersebut banyak yang dari klub malam. Mereka makan pedas untuk menetralkan diri setelah minum alkohol.
Kejadian menarik lainnya yang Mba Parni ingat adalah ketika warungnya sering didatangi oleh preman. “Mereka rombongan naik motor RX King. Dulu kan piringnya pakai piring beling, biasanya satu orang akan membanting piring itu sampai pecah, terus pergi nggak bayar,” kata Mba Parni.
Namun, kejadian itu sudah lama berlalu, ia mengingat kejadian itu terjadi sebelum tahun 2010.
“Ibu ya nggak bisa apa-apa, cuma diam saja. Kita nggak ada masalah apa-apa lho, jadi diam saja. Ibu cuma bilang, biar Gusti Allah sik mbales,” kata Mba Parni.
Saran saya, jika ingin dapat antrean di awal, datang saja sebelum warung ini buka di pukul 21.00. Pilihan lainnya, datang saat mau pergantian hari. Namun, risikonya selain lauknya jauh berkurang, bisa saja gudeg ini sudah ludes.
Penulis: Agung Purwandono
Editor: Hammam Izzuddin
BACA JUGA Semangkuk Soto Sampah untuk Mengusir Dinginnya Malam di Jogja
Cek berita dan artikel lainnya di Google News