Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan

Menelusuri Desa Bubakan, Saksi Kesuksesan Penjual Mie Ayam Wonogiri yang Menolak Anggapan Kampung Miliarder

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
7 November 2023
A A
Menelusuri Desa Bubakan, Saksi Kesuksesan Penjual Mie Ayam Wonogiri yang Menolak Anggapan Kampung Miliarder MOJOK.CO

Ilustrasi Menelusuri Desa Bubakan, Saksi Kesuksesan Penjual Mie Ayam Wonogiri yang Menolak Anggapan Kampung Miliarder. (Dena Isni/Mojok.Co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Rumah-rumah gedongan bertingkat yang kosong di Desa Bubakan, Girimarto, Wonogiri jadi saksi kesuksesan penjual bakso dan mie ayam wonogiri yang merantau.

***

Di Wonogiri, warung mie ayam nyaris seperti angkringan di Jogja. Keberadaannya selalu terlihat di setiap beberapa ratus meter. Namun, jumlah penjual di dalam kota belum seberapa ketimbang mereka yang memutuskan merantau untuk berdagang olahan mie merakyat ini.

Saat saya melakukan perjalanan ke Wonogiri selama empat hari, sejak Senin (30/10/2023) hingga Kamis (2/11/2023), banyak warga dan pedagang mie ayam di pusat kota yang menceritakan kawasan timur Wonogiri sebagai tempatnya para perantau. Warga dari kecamatan seperti Girimarto, Jatipurno, Jatiroto, hingga Puhpelem, banyak tersebar di Jakarta hingga beberapa kota besar di luar Jawa.

Sumarno (57), pemilik Mie Ayam Es Asem yang cukup legendaris di Wonogiri mengungkapkan saat dirinya mulai berjualan di tahun 1980-an, sudah banyak pedagang dari kawasan timur yang merantau ke Jakarta.

“Dulu saya belajar ke Pak Sabar dan Pak Jangkung yang sudah lebih dahulu mahir bikin mie ayam. Mereka asalnya dari Jatiroto,” ungkapnya saat saya jumpai di kediamannya.

Senada, Edi Sulistianto (44), seorang pengusaha kuliner di Wonogiri juga menceritakan saudaranya dari Puhpelem, kecamatan paling timur di kabupaten ini yang sukses berjualan mie ayam di Jakarta. Pada akhir 1990-an, saudaranya sudah punya belasan gerobak yang setiap hari berkeliling di sudut-sudut ibu kota.

Mereka juga menceritakan sebuah desa yang terkenal sebagai asal para juragan mie ayam dan bakso. Warganya merantau ke berbagai daerah meninggalkan rumah gedong di kawasan yang cukup terpencil di perbukitan timur Wonogiri. Tempat itu adalah Desa Bubakan yang terletak di Kecamatan Girimarto.

Jalan berliku menuju Desa Bubakan

Bubakan berjarak sekitar 30 kilometer dari pusat Kabupaten Wonogiri. Jalan menuju ke lokasi tersebut penuh kelok dan tanjakan. Perjalanannya memakan waktu sekitar satu jam menggunakan kendaraan roda dua.

Pada awal perjalanan melewati lahan-lahan gersang, cuaca panas masih terasa. Namun, semakin lama, hawa sejuk menyapa. Girimarto merupakan kawasan dengan tanah yang cukup tinggi dan berbatasan langsung dengan Karanganyar. Di sisi utaranya, samar-samar terlihat Gunung Lawu.

Sepanjang jalan, saya menjumpai lebih dari dua puluh warung mie ayam. Setiap kilometer, selalu terdeteksi satu warung mie ayam di pinggir jalan. Itu yang bisa saya lihat sekilas sambil mengendarai motor. Jumlah aslinya tentu lebih banyak.

Namun, semakin mendekat ke Desa Bubakan, penjual mie ayam semakin jarang terlihat lagi. Barangkali karena kebanyakan yang menjualnya merantau ke luar kota. Sepanjang perjalanan saya mengamati dua tipikal rumah gedongan. Ada yang model rumah jawa berlantai satu dan beberapa tampak bergaya arsitektur klasik perkotaan yang bertingkat dengan saka besar yang tampak di terasnya.

Menelusuri Desa Bubakan, Saksi Kesuksesan Penjual Mie Ayam Wonogiri yang Menolak Anggapan Kampung Milyarder. MOJOK.CO
Pintu gerbang Desa Bubakan (Hammam Izzuddin/Mojok.co)

Saat tiba di depan pintu gerbang desa, permukiman Bubakan tampak jelas. Desa ini berada di bukit sehingga dari bawah, rumah-rumah terlihat berjejer ke atas. Sebagian di antaranya memang terlihat besar dan megah.

Seorang perempuan yang baru selesai meladang, tiba-tiba menyapa saya dan rombongan. Ia bertanya, “Mau ke mana Mas?”

Iklan

Saya menjelaskan hendak melihat rumah-rumah para perantau penjual mi ayam yang berasal dari Bubakan. Perempuan itu dengan antusias langsung menjelaskan bahwa desa ini tumbuh karena para perantaunya.

“Bukan Cuma ke Jakarta. Ada yang ke Sumatera, Dayak (Kalimantan), Papua, sampai ke Malaysia jualan bakso dan mie ayam,” terang Sarmi (55).

Mereka yang tidak merantau memilih mata pencaharian sebagai petani. Tidak seperti beberapa kawasan lain di Wonogiri, tanah Bubakan terbilang subur. Air cukup lancar untuk mengairi lahan pertanian.

Hidup susah di tanah rantau dengan rumah mewah di kampung halaman

Saya kemudian melanjutkan perjalanan menyusuri jalan menanjak menuju Kutukan, satu dari sepuluh dusun yang ada di Bubakan. Sebelumnya, Tim Liputan Mojok sudah membuat janji dengan Kasno (42), kepala dusun Kutukan.

Sesampainya di Kutukan, pemandangan rumah-rumah bertingkat tampak semakin jelas di atas bukit. Sekilas, bangunan mewah itu sepi dari aktivitas penghuni. Pintu dan jendelanya tertutup rapat.

Kasno menjawab rasa penasaran kami dengan cerita bahwa sebagian rumah itu memang ditinggal oleh para penghuninya. Mayoritas warga Bubakan, khusus Kutukan, adalah para perantau.

“Kalau saya perkirakan dari total 180-an KK di Kutukan, 60 persennya itu merantau,” tuturnya.

“Itu Merantau ke Sumatera, sebelahnya ke Serang, selatannya ke Jakarta dan Subang,” sambungnya sambil menunjuk satu per satu rumah besar di sekitar kediamannya. Kasno mengajak kami naik ke atas dak rumahnya supaya bisa lebih jelas memandangi setiap sudut Kutukan.

Rumah-rumah mewah ini menurutnya jadi saksi kesuksesan para perantau. Nyaris semua perantau dari tempat ini adalah pedagang bakso dan mie ayam wonogiri. Sebagian kecil merupakan pekerja namun juragannya juga sesama orang Wonogiri.

“Yang bekerja itu yang muda-muda. Belajar dulu ke juragan. Setelah mahir buka usaha sendiri,” jelasnya.

Meski punya rumah besar-besar di kampung halaman, menurut Kasno, hidup para perantau tetap penuh perjuangan di kota-kota besar. Kasno juga sempat punya pengalaman merantau sehingga merasakan sendiri betapa berat perjuangan mencari uang jauh dari rumah.

“Rumah di kampung besar tapi namanya hidup di rantau itu ya tetap rekasa, Mas. Di Jakarta itu ibarat ‘urusan lo sendiri urusan gue sendiri’ nggak kaya di desa,” kelakarnya.

Desa bubakan saksi kesuksesan penjual mi ayam wonogiri.MOJOK.CO
Kasno, kepala Dusun Kutukan, Desa Bubakan di depan kediamannya (Hammam Izzuddin/Mojok.co)

Rumah mewah di kampung ibarat hanya dinikmati setelah mereka benar-benar memutuskan pensiun dari pekerjaan di masa tua. Sebab, selama masih aktif berdagang mereka umumnya pulang 3-4 bulan sekali.

“Kadang bisa lebih cepat kalau ada hajatan di kampung,” tuturnya.

Baca halaman selanjutnya…

Saat Ramadan ramai kontes burung mahal antar perantau yang pulang

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 7 November 2023 oleh

Tags: desa bubakanekspedisi mie ayam wonogirimie ayammie ayam wonogiri
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

5 Mie Ayam yang Perlu Dihindari kalau Nggak Mau Rugi, Pembeli Mesti Jeli
Pojokan

5 Mie Ayam yang Perlu Dihindari kalau Nggak Mau Rugi, Pembeli Mesti Jeli

15 September 2025
4 Akal-akalan Pedagang Mie Ayam yang Menipu Pembeli Demi Meraup Untung Banyak
Pojokan

4 Akal-akalan Pedagang Mie Ayam yang Menipu Pembeli Demi Meraup Untung Banyak

8 September 2025
3 Kesalahan Penjual Mie Ayam Bakso yang Bikin Saya Menghindari Kuliner Ini dengan Sepenuh Hati
Pojokan

3 Kesalahan Penjual Mie Ayam Bakso yang Bikin Saya Menghindari Kuliner Ini dengan Sepenuh Hati

5 Agustus 2025
Kiat Menemukan Alasan untuk Tetap Hidup dalam Seporsi Mie Ayam ala Brian Khrisna
Video

Kiat Menemukan Alasan untuk Tetap Hidup dalam Seporsi Mie Ayam ala Brian Khrisna

4 Maret 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Kegigihan bocah 11 tahun dalam kejuaraan panahan di Kudus MOJOK.CO

Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

16 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Saat banyak teman langsungkan pernikahan, saya pilih tidak menikah demi fokus rawat orang tua MOJOK.CO

Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban

15 Desember 2025
Jadi omongan saudara karena sarjana nganggur. MOJOK.CO

Putus Asa usai Ditolak Kerja Ratusan Kali, Sampai Dihina Saudara karena Hanya Jadi Sarjana Nganggur

12 Desember 2025
Bagian terberat orang tua baru saat hadapi anak pertama (new born) bukan bergadang, tapi perasaan tak tega MOJOK.CO

Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega

18 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.