Beda hidup PNS Jawa dan Sulawesi
Saya coba gali, apakah ada perbedaan yang mencolok antara PNS yang di Jawa dengan yang di Sulawesi, atau luar Jawa pada umumnya, serta bagaimana hidup di Kolaka. Kalau perbedaan, Ahmad bilang ada. Contohnya seperti intensitas kerja yang tak sesering kota besar. Tapi bukan berarti kerjanya lebih mudah, justru jauh lebih susah. Apalagi karakter orang Sulawesi berbeda dengan yang Ahmad temui sebelum ditempatkan di Kolaka. Belum bicara tentang pelayanan digital, di sini (Kolaka) belum terbiasa, ungkap Ahmad. Jadi, harus benar-benar didampingi. Belum bisa hanya diarahkan melihat alur dan cara pelayanan digital.
“Kalau kehidupan sehari-harinya sih biasa aja, mas. Masuk pagi, pulang sore. Cuma nggak bisa kayak gambaran PNS di kota-kota besar, yang bisa makan siang di mall. Tapi, keuntungannya, nggak pernah kena macet. Jadi lebih efisien berangkat dan pulang kantornya, nggak sampai 10 menit.”
Tak salah jika Ahmad bilang biasa saja, bahkan untuk perkara biaya hidup pun, sama. Menurut Ahmad, biaya hidup Kolaka sama saja dengan Cikarang dan Jakarta. Bedanya hanya di harga buah lokal seperti durian, alpukat, dan pisang yang jauh lebih terjangkau. Hanya saja, harga motornya berbeda. Kendaraan di Kolaka, Sulawesi, lebih mahal ketimbang Jakarta.
“Soalnya, kalau kendaraan, alat elektronik dan alat rumah tangga semuanya dari Jawa. Ongkirnya mahal,” ungkap Ahmad.
Pengin balik ke Jawa
Selama hidup jadi PNS di Sulawesi, banyak hal yang Ahmad Arief alami dan saksikan sendiri. Ada hal lucu seperti dia dianggap kerabat Jokowi, hanya karena sama-sama punya nama Widodo, dan di Sulawesi nama anak biasanya ngikut bapaknya. Lalu dia melihat sendiri betapa kelirunya pandangan orang-orang Jawa terhadap orang Timur. Banyak sekali stigma buruk disematkan pada orang-orang dari Indonesia Timur, seperti kasar, keras, omongannya menusuk, dan sebagainya. Ahmad tahu betul bahwa itu tak tepat.
“Orang timur dianggap keras. Padahal, menurut saya, bukan keras ya, tapi lebih tegas dan to the point. Orang timur juga kerap dianggap semuanya Melanesia. Padahal, di Sulawesi, ada beberapa suku yang kulitnya putih dan sipit kayak orang Tionghoa. Misalnya orang Toraja dan Tolaki.”
Jadi PNS di Sulawesi mengajarkan banyak hal pada Ahmad. Meski begitu, dia tetap saja ingin pulang. Meski enjoy dengan hidupnya, tetaplah dia ingin balik ke Jawa. Itulah jawabannya saat saya tanya apakah dia ingin balik ke Jawa.
“Sangat kepengen. Cuma terhalang perjanjian untuk stay di tempat tugas selama 10 tahun, Mas.”
Reporter: Rizky Prasetya
Editor: Hammam Izzudin
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.