Pada pertengahan 2022 silam, Omah Kenangan Surabaya cukup menyita perhatian hingga viral di berbagai platform media sosial.
Omah Kenangan sendiri merupakan rumah makan sederhana bergaya vintage. Bangunannya adalah bangunan masa kolonial yang masih otentik. Sehingga, tak ayal jika akhirnya banyak yang tertarik untuk berkunjung. Di samping untuk mencicipi menu makanan yang dijual, juga untuk foto-foto.
Mojok sendiri pernah berkunjung ke rumah makan yang terletak di Jl. Cipunegara, Darmo, Surabaya itu pada Sabtu, (10/9/2022) silam.
Omah Kenangan terbagi menjadi dua bagian. Lantai bawah berfungsi sebagai tempat tinggal si pemilik Omah Kenangan. Sementara lantai dua menjadi rumah makan.
Kesan saat masuk di lantai dua memang tidak seperti sedang berada di rumah makan. Malah lebih terasa seperti di museum.
Sebab, di area lantai dua yang menjadi rumah makan itu, penuh dengan barang-barang antik. Mulai dari kursi, lampu, hingga perabotan, semuanya antik.
Di banyak sudut dinding lantai dua itu juga menempel banyak foto Ir. Soekarno (Bung Karno). Termasuk foto Bung Karno bersama wanita yang ternyata adalah bagian dari keluarga pemilik Omah Kenangan tersebut.
Itulah yang kemudian membuat Omah Kenangan Surabaya menyedot antusiasme banyak kalangan untuk berkunjung. Apalagi sempat beredar narasi bahwa rumah tersebut menjadi saksi romantika hubungan Bung Karno dengan si wanita itu.
Gadis penari dari Surabaya yang memikat Bung Karno
Adapun pemilik sekaligus pengelola rumah makan Omah Kenangan Surabaya saat ini adalah Enny Wisnu Wulandari, perempuan paruh baya yang mengaku sejak muda hobi memasak.
Hobi yang kemudian membuatnya memilih berjualan makanan. Sebelumnya sempat berpindah-pindah kios. Sebelum akhirnya memutuskan untuk menggunakan Omah Kenangan sebagai rumah makan baru.
“Kalau di rumah sendiri kan sudah nggak mikir biaya sewa dan bisa sedikit lebih santai. Jadi di samping hemat energi juga hemat biaya,” ujarnya kepada Mojok waktu itu.
Enny sendiri mengaku sebagai keponakan dari Haryati, wanita yang kemudian menjadi istri dari Bung Karno.
“Ibu Haryati itu anak terakhir dari delapan bersaudara, Ibu saya, Soeharlin, itu kakaknya pas, anak nomor tujuh. Jadi saya ini keponakan Bu Haryati,” jelas Enny.
Berdasarkan penuturan dari Enny, pun yang tertulis dalam buku My Friend the Dictator (1967) karya Cindy Adams, Haryati adalah istri Bung Karno setelah Ratna Sari Dewi.
Bung Karno menikahi Ratna Sari Dewi pada 1962. Lalu setahun kemudian, tepatnya pada 21 Mei 1963, Bung Karno menikahi Haryati yang saat itu masih berusia 23 tahun. Sementara Bung Karno saat itu sudah 63 tahun.
Bung Karno terpikat dengan Haryati dalam sebuah momen ketika Haryati menari di Istana Bogor.
Surat cinta Bung Karno untuk Haryati
Sejak menikah, dalam ingatan Enny, Bung Karno tak pernah mampir ke rumah keluarga Haryati yang saat ini menjadi Omah Kenangan itu. Meskipun ia terbilang sering melawat ke Surabaya.
Jika Haryati kebetulan pulang ke Omah Kenangan itu, ia selalu sendiri, Bung Karno tak menemani.
Namun, itu hanya sejauh yang Enny ingat saja. Sebab, saat Haryati menjadi istri Bung Karno, Enny masih kanak-kanak. Bisa jadi tak banyak mengingat.
“Cuma memang beberapa kali Bung Karno nitip dibawakan masakan dari sini sama Bu Haryati,” jelas Enny.
Omah Kenangan memang tak merekam bagaimana romantika Bung Karno dan Haryati. Akan tetapi, setiap kali Haryati pulang ke Omah Kenangan dan Bung Karno tak ikut serta, presiden pertama RI itu kerap kali mengirimi Haryati surat cinta.
“Surat itu saya temukan waktu bersih-bersih berkas milik ibu saya, lalu saya simpan,” ungkap Enny.
Sayangnya, saat berkunjung ke Omah Kenangan, Mojok tak berkesempatan untuk melihat wujud dan isi surat cinta Bung Karno untuk Haryati tersebut.
Omah Kenangan bukan untuk mengenang Bung Karno dan Haryati
Di antara narasi yang ramai mengiringi viralnya Omah Kenangan Surabaya ini adalah tentang adanya kenangan antara Bung Karno dan Haryati.
Padahal, seperti yang Enny tegaskan sebelumnya, hal itu tidak ada. Pemilihan nama Omah Kenangan juga sebenarnya tak ada unsur dramatis.
“Rumah ini menyimpan kenangan keluarga kami, ya sudah dinamakan Omah Kenangan,” tegas Enny sembari menekankan bahwa kenangan yang dimaksud bukanlah kenangan antara Bung Karno dan Haryati.
Bagi penikmat kuliner, Omah Kenangan Surabaya cukup recommended untuk masuk list kunjungan.
Sebab, meskipun menu makanan yang tersaji adalah masakan rumahan, tapi rasanya tak kalah dengan menu restoran. Masakan Enny benar-benar nikmat.
Sementara bagi yang hobi foto-foto atau sekadar bikin ngonten, nuansa vintage dari Omah Kenangan sangat cocok untuk jadi objek foto atau kontenmu.
Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA: Menelusuri Bebek Purnama yang Pertama di Surabaya, Ternyata Tidak Buka Cabang
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News