Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Catatan

Reuni Keluarga Jadi Ajang Saudara Pamer Pencapaian, Pura-pura Tolol sambil Menyimaknya Ternyata Menyenangkan

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
4 April 2025
A A
Menjadi tolol saat ada saudara pamer pencapaian di reuni keluarga ternyata menyenangkan MOJOK.CO

Ilustrasi - Menjadi tolol saat ada saudara pamer pencapaian di reuni keluarga ternyata menyenangkan. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Bagi sejumlah orang, reuni keluarga atau halalbihalal saat lebaran Idulfitri terasa sebagai momen menyebalkan. Sebab, di situlah saudara yang lebih sukses akan memamerkan pencapaian. Sementara yang dianggap tidak terlalu sukses akan dibanding-bandingkan.

Biasa saja ketika ada saudara pamer pencapaian di reuni keluarga

Ketimbang saudara-saudaranya yang seumuran, Dipta (27) memang tidak begitu mencolok. Lulus kuliah molor. IPK tidak bagus-bagus amat. Kini pun tidak bekerja kantoran.

Sementara beberapa saudaranya, selain kuliah dengan mulus-mulus aja, setelah lulus juga bekerja di sektor-sektor yang bagi pandangan keluarga besarnya masuk dalam kategori sukses.

Ada yang kerja di bank. Di sektor pertambangan pun ada. Sementara Dipta sedang menekuni bisnis pertembakauan di Surabaya.

“Apa bangganya jadi polisi? Profesi yang katanya untuk mengatasi kriminalitas tapi malah jadi kriminal itu sendiri. Katanya untuk melayani sipil tapi buktinya zalim pada sipil,” ujar Dipta sembari terkekeh, Rabu (3/4/2025) sore WIB.

Jika sedang reuni keluarga di momen lebaran seperti ini, orangtua mereka—saudara yang jadi polisi atau kerja di tambang—akan dengan berbunga-bunga bercerita soal anaknya masing-masing. Apalagi jika anak-anaknya belum bisa ikut halalbihalal lantaran masih di perantauan.

“Maklum, makin sibuk sekarang.”

“Ya nggak apa-apa. Pekerjaan seperti itu kan nggak semua orang bisa masuk. Jadi biar ditekuni. Siapa tahu jadi jalan sukses.”

Lalu orangtua anak-anak yang dianggap sukses itu akan makin semangat bercerita soal kesibukan anaknya di pekerjaan masing-masing. Sementara orangtua lain, yang anaknya masih sekolah atau hendak kuliah, akan menyimak dengan antusias. Berharap sang anak mengikuti jejak mereka agar bisa dibanggakan keluarga.

“Sorotan jelas ke keluarga yang anaknya sukses. Kalau ke aku, hanya basabasi formalitas. Tapi serius, memilih biasa saja ternyata menyenangkan. Tidak ambil pusing. Tidak usah dimasukkan ke batin,” tutur Dipta.

Orangtua adalah pelindung, bukan perusak mental

Sikap biasa-biasa saja itu, kata Dipta, tentu tidak bisa berdiri sendiri. Harus ada peran orangtua di situ.

Dipta mengaku beruntung karena selama ini orangtuanya tidak pernah menuntut muluk-muluk. Tidak pernah memasang standar kesuksesan sebagaimana kebanyakan orang.

“Standar sukses mereka, pokoknya aku bisa hidup bahagia dengan jalan yang kupilih. Udah gitu aja,” ungkap Dipta.

Semula, Dipta mengira itu hanya ungkapan normatif orangtuanya agar Dipta tidak berkecil hati lantaran kerap “tidak dianggap” dalam setiap reuni keluarga di momen lebaran. Namun, suatu kali, saat berbincang lebih dalam, dia menyimpulkan bahwa orangtuanya serius perihal standar sukses tersebut.

Iklan

“Punya usaha sendiri, walau kecil-kecilan, membuatku lebih fleksibel. Aku masih bisa meneruskan hobiku traveling. Paling penting, waktuku dengan orangtua bisa lebih banyak. Mereka malah senangnya begitu. Ditemani di hari-hari tuanya. Coba kalau aku kerja tambang di Kalimantan. Jarang Pulang. Malah mereka nelangsa,” tutur Dipta.

Di setiap momen reuni keluarga pun, orangtua Dipta tidak pernah merasa tersinggung tiap antar-saudara saling menceritakan pencapaian keluarga masing-masing. Ibu Dipta hanya ikut menyimak sambil banyak-banyak nanggap (bertanya).

“Kata ibu, seru juga ya nanggap orang pamer. Dipancing dikit langsung nerocos hahaha,” kata Dipta.

Poin yang hendak Dipta sampaikan, setiap anak punya jalan hidupnya masing-masing. Sepanjang itu bukan jalan keburukan, orangtua tidak usah memaksakan anak meniti jalan yang sebenarnya sudah orangtua siapkan.

Selain itu, tidak sepatutnya orangtua membandingkan anaknya dengan anak orang lain hanya karena standar sukses yang umum. Orangtua, kata Dipta, sudah seharusnya jadi pelindung. Bukan malah ikut merusak mental anak.

Baca halaman selanjutnya…

Belagak tolol sambil menyimak saudara membual ternyata seru juga

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 8 April 2025 oleh

Tags: halalbihalalLebaranpamer pencapaianreuni keluarga
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

reuni keluarga ditanya kapan nikah saat libur lebaran. MOJOK.CO
Ragam

Mending Diam Saat Ditanya Kapan Nikah daripada Kasih Jawaban Kurang Serius, Malah Dapat Nasihat Menyebalkan

6 April 2025
THR ludes, libur lebaran selesai, sementara gajian masih lama. Kembali ke perantauan dengan penuh keprihatinan MOJOK.CO
Ragam

THR Ludes sementara Gajian Masih Lama, Kembali ke Perantauan dengan Nelangsa dan Hidup dalam Keprihatinan

6 April 2025
Lebaran 2025 Lebaran Paling Aneh 10 Tahun Terakhir MOJOK.CO
Esai

Mudik Lebaran 2025 Terasa Aneh dan Berbeda: Penumpang Bus Sepi Hingga Pedagang Asongan Menghilang

4 April 2025
Perjalanan menyiksa rute Tuban-Jombang naik bus Bagong hingga Widji MOJOK.CO
Catatan

Perjalanan Menyiksa Rute Tuban-Jombang, Berdesakan dan Berpanasan Melibas Sisi Lain Jalanan Jawa Timur

3 April 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.