Doorprize bak senjata andalan panitia untuk menarik minat masyarakat mengikuti acara, salah satunya saat karnaval 17 Agustus nanti. Hanya saja, tak semua orang bisa beruntung mendapatkannya. Bisa saja karena nasib baik, takdir, atau memang ada campur tangan dari orang lain.
***
Sepanjang hidup, saya tak pernah sekalipun mendapat doorprize meski bersusah payah mendapatkannya. Misalnya, saat acara jalan sehat di sekolah. Bagi siswa SMP yang rutin latihan bela diri sebanyak 3 kali dalam seminggu, kegiatan ini jadi tak ada artinya.
Apalagi kegiatan jalan sehat itu diadakan di hari Minggu. Hari berharga yang bisa menjadi jadwal rehat saya dari tumpukan kegiatan fisik selama weekdays. Tapi, mau tidak mau saya ikut karena jalan sehat itu sifatnya wajib. Walaupun ternyata, banyak juga teman saya yang absen dan tidak dapat sanksi.
Tapi tak apa, karena sebetulnya motivasi saya ikut waktu itu agar mendapat doorprize. Terutama saat mendengar ada hadiah berupa sepeda gunung. Saya pun setidaknya membeli 15 kupon, yang satu kuponnya dipatok harga Rp3 ribu.
Jujur saja, saya masih minder karena ada teman-teman saya membeli kupon lebih banyak. Otomatis, peluang saya pun sedikit. Tapi tetap saja, saya berpikir masih ada harapan jika menunggu acara sampai tuntas. Sebab tak jarang, ada saja orang yang menitipkan kupon ke saya, sementara mereka pulang duluan karena sudah bosan menunggu lama. Tapi nyatanya, penambahan kupon tadi tidak turut membesarkan peluang saya mendapat doorprize.
Saya hanya bisa terduduk lesu saat mendengar nomor undian terakhir yang disebut panitia. Selain pulang dengan tangan kosong, saya hanya bisa menyusuri jalan dengan perasaan kosong. Saya pikir, saya terlalu berlebihan dan tidak mau lagi punya harapan besaran mendapat doorprize.
Tak pernah dapat doorprize
Ternyata, apa yang saya alami juga dirasakan Okto (30). Pemuda asal Bogor ini merasa sebagai manusia dengan tingkat hoki zero alias nol. Beruntung–meski tak bisa disebut begitu, saya hanya mengalami kegagalan sekali saat mendapat doorprize.
Namun, Okto lebih parah lagi. Tak hanya kenihilan mendapat doorprize, tapi juga kesialan saat mengikuti arisan atau undian apapun. Ia mengaku tidak pernah beruntung.
“Sejak lahir sepertinya gw spesialis kegagalan, tapi masih semangat berjuang. Bahkan gw tulis jadi sebuah buku yang syukurnya banyak yang beli,” ujar Okto kepada Mojok, Senin (4/8/2025).
Salah satu kejadian yang baru saja terjadi adalah saat dia mengikuti acara ulang tahun kantor. Doorprize yang ditawarkan pun tak main-main, mulai dari tiket umroh, tablet, gawai, laptop dengan kualitas bagus, kulkas, televisi, mesin cuci, voucher Rp50 ribu di supermarket, dan masih banyak lagi. Sayangnya, Okto tak pernah dapat.
“Semuanya nilih, padahal gw cuma berharap dapat tumbler (botol minum),” kata Okto.
Bahkan ketika divisi di kantornya mengadakan kegiatan outing dan menyiapkan berbagai macam hadiah, Okto tetap saja tak beruntung.
“Padahal kan kalau divisi doang jumlah pesertanya dikit ya. Katakanlah 20 orang, terus hadiah yang dibagikan sekitar 10. Tapi gw nggak pernah dapat. Nihil. Kosong,” ujar Okto.
Kejadian tidak beruntung itu terus berlanjut bahkan saat Okto mengikuti arisan maupun lomba.
Baca Halaman Selanjutnya












