Kaget saat bayar tarif inap di parkiran Stasiun Lempuyangan
Sekembali di Jogja, saat berjalan dari pintu keluar menuju parkiran Stasiun Lempuyangan, saya sudah menyiapkan uang Rp12 ribu untuk membayar tarif inap ke petugas.
Akan tetapi, baru juga menstarter motor, saya langsung berhadapan dengan informasi terkait parkir inap di parkiran Stasiun Lempuyangan. Saya langsung menelan ludah kala mengetahui kalau tarif inapnya adalah Rp15 ribu per 24 jam.
Tak sempat saya menghitung berapa total yang bakal saya keluarkan selama menginapkan motor. Batin saya sudah terlanjur diselimuti rasa sesal.
Setelah dihitung petugas, makin menyesallah saya karena saya harus membayar sebesar Rp60 ribu. Bagi orang yang terlanjur terbiasa menginapkan motor di penitipan terminal, angka itu tentu terasa sangat besar. Tak lebih hemat pula dari misalnya saya dan istri ke Stasiun Lempuyangan menggunakan taksi online.
Pasalnya, jika naik taksi online, sekali keberangkatan dari kos kami di Plosokuning, Ngaglik, bisa mencapai Rp40 ribu. Untuk pulang pergi, artinya kami menghabiskan Rp80 ribu.
Sementara saya masih belum tahu, apakah ada penitipan motor di luar parkiran Stasiun Lempuyangan, Jogja, sebagaimana umumnya saya jumpai di terminal. Barangkali mematok tarif inap yang jauh lebih murah daripada di dalam stasiun sendiri.
Tapi keamanan lebih terjamin
Tapi istri mencoba memberi saya rasionalisasi atas “mahalnya” tarif inap di parkiran stasiun. Paling tidak, keamanan lebih terjamin. Sehingga saya tidak perlu merasa waswas kalau-kalau motor saya bakal digondol orang.
Karena sebelum keluar, petugas akan melakukan pengecekan berlapis. Tidak hanya dari karcis inap yang saya sodorkan, tapi juga harus menunjukkan bukti STNK.
Selain itu, petugas parkir di parkiran Stasiun Lempuyangan, Jogja, juga “benar-benar bekerja”. Karena selain merapikan letak motor yang terpakir, petugas juga sigap membantu jika ada orang yang kesulitan mengeluarkan motornya dari jepitan motor lain.
Berbeda misalnya di penitipan motor dekat terminal. Situasinya agak gambling. Sebab, ada penitipan yang melakukan pengecekan berlapis, tapi ada juga yang bermodal hanya mengecek karcis. Itupun kadang tidak dicek. Hanya diterima lalu disobek. Tentu cukup rawan.
Belum lagi, sepengalaman saya mencoba beberapa penitipan motor, ada yang memang memberi treatment terbaik: penjaga sigap menata dan membantu. Tapi ada juga yang cuek-cuek aja. Hanya menyediakan tempat menitip.
Tapi mengeluarkan uang Rp60 ribu untuk parkir motor dari yang biasanya hanya Rp9 ribu sampai Rp12 ribu? Duh, sesalnya entah kenapa masih terasa sampai sekarang.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Pengalaman Pertama Orang Klaten Naik KRL Jogja-Solo, Sok-sokan Berujung Malu karena Tak Paham Kursi Prioritas dan Salah Turun Stasiun atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan












