Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Catatan

Di Trotoar Dekat UPN Jogja, Seorang Ibu Setia Menanti Anak Lelakinya yang Hilang Sejak 13 Tahun Silam

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
20 Maret 2024
A A
ibu di upn jogja.MOJOK.CO

Ilustrasi ibu yang mencari anaknya (Ega/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Setiap melintas di simpang tiga Seturan, selatan kampus UPN Jogja, ada perasaan yang mengganjal. Di trotoar, seorang perempuan yang menjadi pemulung setia menanti anaknya yang sudah 13 tahun hilang.

Simpang tiga Seturan di selatan UPN Veteran Yogyakarta atau UPN Jogja itu merupakan titik yang ramai. Ada Indomaret, kedai kopi ternama, dan pusat pertokoan yang mengelilinginya. Kendaraan pun lalu lalang tanpa henti selama 24 jam.

Jalan itu merupakan salah satu rute yang sering sekali saya lewati. Terakhir, pada Selasa (19/3/2024) malam, saya coba menengok trotoar tempat beberapa pemulung kerap mangkal. Namun, Gianti (46) kembali tak terlihat.

Menjelang lebaran, orang tua yang anaknya merantau pasti merindukan kebersamaan. Namun, seperti lebaran 13 tahun belakangan, Gianti tak pernah melihat sosok anaknya lagi.

Pertemuan saya dengan Gianti terjadi pada Senin (2/10/2023) silam. Saat itu, ia tidak seorang diri menepi dan bersandar di dinding pagar UPN Jogja. Ada pemulung lain yakni Imam (60). Di trotoar selatan kampus UPN Jogja, mereka kerap singgah.

Saat itu, Imam memang hendak bermalam di tempat itu karena ia mengaku hidup menggelandang. Sementara Gianti, hanya singgah sejenak. Ia tinggal di Singosaren, Bantul.

Mengorek kenangan kehilangan anak sambil bersandar di dinding UPN Jogja

Keduanya menceritakan kehidupannya sebagai pemulung. Tiba-tiba, Imam bertanya penasaran apakah bertanya apakah saya mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta. Memang dulunya begitu. Namun, saya menjelaskan kalau sekarang sudah bekerja sebagai wartawan. Saat bicara soal profesi saya, tiba-tiba Gianti menyahut.

“Mas, bisa bantu saya nggak ya?” tanyanya.

bersandar di dinding upn jogja.MOJOK.CO
Gianti, bersama tumpukan rongsok di dekat UPN Jogja (Hammam/Mojok.co)

Dengan lirih, ia lalu bercerita kalau kehilangan anaknya sekitar 13 tahun silam. Anak satu-satunya itu minggat dari rumah dan tak pernah kembali.

Dulu, anak lelaki bernama Rohim Surniawan itu ia titipkan ke panti asuhan. Gianti mengaku tak tega jika anaknya harus hidup bersamanya yang sehari-hari mencari rongsokan. Sementara suaminya, tidak lagi menafkahi secara rutin.

“Dulu suami saya suka main tangan. Rohim pas kecil sering nangis. Dia sudah paham dan minta saya pisah sama bapaknya,” kenangnya di tepi keramaian Jalan Seturan Raya.

Namun, saat itu ada kondisi yang membuat Gianti mengaku belum bisa bercerai dengan suaminya. Ia ingin mengumpulkan uang terlebih dahulu sebelum memutuskan berpisah. Sayangnya, di masa ia sedang berjuang, tiba-tiba anaknya pergi dari panti asuhan tanpa sepengetahuannya.

“Mungkin dia kecewa sama saya, sama keluarganya, saya nggak bisa apa-apa dulu,” ujarnya lirih sembari menyandarkan diri di tembok pagar UPN Jogja.

Dua tahun setelah kehilangan jejak sang anak, secara tidak sengaja mengaku pernah melihat wajah Rohim di sebuah video YouTube tentang anak jalanan di Jakarta. Tepatnya di kawasan Bukit Duri.

Iklan

“Saya pernah ke Jakarta buat nyari dia tapi nggak ketemu,” kenangnya.

Pada 2016 ia mengaku terpuruk dan nyaris putus asa karena mengetahui Kampung Bukit Duri terkena penggusuran. Semakin sulit baginya untuk mencari keberadaan sang anak.

Harapan bertemu anak yang tak pernah padam

Ia berharap suatu saat nanti bisa bertemu kembali dengan anak itu. Saat bertemu dengan saya, ia mengaku tak membawa foto sang anak. Namun, saya memberikan kartu nama barangkali nanti ia akan menghubungi dan memberikan foto anak itu.

“Sekarang ibu sudah cerai sama bapakmu. Ibu sudah menikah lagi,” katanya.

Di tengah ketidakpastian hidup, harapan Gianti untuk bertemu sang anak tak pernah surut. Andai punya uang lebih ia mengaku pasti akan mencari ke Jakarta lagi.

“Dulu sempat pasang iklan di Kedaulatan Rakyat. Tapi nggak ada hasil,” ujarnya.

Kini, Gianti hanya berusaha menjalani hidup. Mencari uang dari jalanan untuk menghidupi diri sekaligus menabung sedikit demi sedikit. Siapa tahu, suatu saat nanti, anaknya kembali.

Perempuan ini mengepul rongsok dari sore hingga malam. Sementara pagi dan siang, ia bekerja di bersih-bersih di sebuah kos eksklusif di sekitar Jalan Seturan Raya. Tak jauh dari tempatnya beristirahat malam hari ini.

Meski sudah menikah lagi, Gianti tak bisa berpangku tangan ke suaminya yang hanya bekerja serabutan. Perempuan ini memilih melawan kerasnya jalan.

Hingga kini, Gianti tak pernah menghubungi kontak saya. Namun, setiap melintas di selatan UPN Jogja, saya selalu teringat kisahnya.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Sidang Skripsi Seminggu Sebelum DO Semester 14, Mahasiswa UPN Jogja Ritual Bersihkan Toilet Kos Biar Tenang

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 20 Maret 2024 oleh

Tags: anakibuseturanUPNupn jogja
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) nyaris drop out usai ibu tiada. MOJOK.CO
Ragam

Sibuk Skripsian sampai Abaikan Telpon Ibu dan Jarang Pulang, Berujung Sesal Ketika Ibu Meninggal

14 November 2025
Suara ibu di telepon bikin hati lapang hadapi kerasnya perantauan MOJOK.CO
Ragam

Suara Ibu di Telepon Selalu bikin Tenang usai Hadapi Hal-hal Buruk dan Menyakitkan di Perantauan

22 Oktober 2025
Pertama Makan Sate Padang, Kalap Lagi dan Berujung Demam (Wikimedia Commons)
Pojokan

Menyesal Makan Sate Padang di Depok, Kalap dan Rakus Berakhir Malu-maluin dan Malah Demam

7 Agustus 2025
Kos dekat UPN Jogja, harga murah fasilitas mewah MOJOK.CO
Ragam

Tinggal di Kos Dekat UPN Jogja: Murah tapi Mewah, Fasilitas bikin Iri Penghuni Kos Rp700 Ribu

23 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
ugm.mojok.co

UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

20 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Warteg Singapura vs Indonesia: Perbedaan Kualitas Langit-Bumi MOJOK.CO

Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi

22 Desember 2025
Atlet pencak silat asal Kota Semarang, Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya, raih medali emas di SEA Games 2025 Thailand MOJOK.CO

Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional

22 Desember 2025
Hari ibu adalah perayaan untuk seluruh perempuan. MOJOK.CO

Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya

24 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.