Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Catatan

Memahami Beban Anak Sulung yang Penuh Luka dan Sembuh berkat Kejujuran

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
17 Februari 2025
A A
Perayaan Mati Rasa. MOJOK.CO

ilustrasi - film perayaan mati rasa karya Umay Shahab. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Perayaan Mati Rasa menggambarkan keresahan dari Ian Antono yang diperankan oleh Iqbaal Ramadhan sebagai anak pertama. Beban dan tanggungjawabnya dalam keluarga, mimpinya membahagiakan mereka, bahkan perasaan kalah terhadap dirinya sendiri.

Film bertema keluarga ini diproduksi oleh Sinemaku Pictures. Dari nama rumah produksinya saja, kita sudah bisa menduga topik-topik apa saja yang akan diangkat oleh Umay Shahab–sutradara film ini. 

Menengok dari garapan film Umay sebelumnya yang tayang di layar lebar, seperti Kukira Kau Rumah (2021) atau Ketika Berhenti di sini (2023), film ini tak jauh berbeda dengan tema tersebut. Yakni tentang keresahan gen Z, isu kesehatan mental, hingga konflik antar anggota keluarga.

Mengambil konsep laut lepas

“Zona Abisal,” kata Ian membuka monolognya dalam film Perayaan Mati Rasa. Suaranya datar. Nyaris tanpa emosi, tapi dari kalimat tersebut kita diajak tenggelam bersama sosoknya yang merasa terasing dari dunia. 

Sebagai pembuka, Umay juga menggunakan lagu band fiktif dari film tersebut yakni Midnight Serenade yang berjudul “Laut”. Di band indie tersebut Ian berperan sebagai gitaris. Band itu ia bentuk bersama tiga orang temannya, Ray (Devano Danendra), Dika (Randy Nidji), dan Saka (Dul Jaelani).

Ian dan ayah dalam film. MOJOK.CO
Satya menasehati Ian usai kompetisi band. (Youtube/Sinema Pictures).

Ian selalu sibuk berlatih dengan bandnya. Sampai-sampai, saat ayahnya, Satya (Dwi Sasono) pulang ke rumah hanya untuk beberapa hari, Ian seolah tak peduli. Oleh karena itu, keluarganya menganggap Ian mulai menjauh. Sibuk dengan dunianya sendiri. 

Maklum, ayah Ian adalah seorang pelaut yang sering berlayar di laut lepas. Oleh sebab itu, ayahnya jarang pulang bahkan hingga berbulan-bulan. Sementara, ayahnya selalu berpesan, agar Ian bisa menjadi anak sulung yang dapat diandalkan. Di sisi lain, Ian merasa tak pernah diberitahu caranya. Ia pun mulai kebingungan. 

Dari situ terlihat kedekatan emosi antara Ian dan ayahnya merenggang. Terlebih, kepercayaan dirinya makin memudar ketika melihat adiknya, Utha (Umay Shahab) lebih sukses darinya.

Utha, mahasiswa akhir yang masih menggarap skripsi sudah bisa bersinar berkat menjadi podcaster. Alih-alih ikut bangga, Ian justru merasa “kalah”, sebab bandnya tak kunjung bersinar. Padahal, mereka sudah sering berlatih dan mengikuti audisi, tapi lagu-lagu bertenaga mereka kurang populer.

Makna tenggelam dari Perayaan Mati Rasa

Sejak awal, film ini sudah mengundang emosi sedih, marah, dan hampa bercampur aduk. Namun, perasaan penonton masih harus dikoyak saat Ian menjumpai zona batial. Zona laut yang tidak bisa ditembus oleh sinar cahaya matahari.

Di sini, keluarga Ian mengalami tragedi bertubi-tubi. Untuk menggambarkan tragedi tersebut, Junisya Aurelita, Santy Diliana, Rezy Junio, dan Umay Shahab selaku pembuat naskah, hanya memerlukan satu kata “tenggelam”.

Alih-alih menggunakan baris kalimat yang berlebih, Umay berfokus pada ekspresi para pemainnya. Maka tak jarang, sering ada teknik pengambilan gambar berupa close-up. 

Perayaan Mati Rasa. MOJOK.CO
Ian menangis saat menonton vlog dari ayahnya. (Youtube/Sinemaku Pictures).

Di beberapa scene, teknik pengambilan tersebut berhasil. Iqbaal sebagai tokoh protagonis dalam film tersebut berhasil menunjukkan keputusasaan seorang Ian, tangis berupa sesak yang menunjukkan penyesalan, dan kebingungan harus bagaimana menjalani kehidupan selanjutnya.

Menyajikan visual yang hangat

Baca Halaman Selanjutnya

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 18 Februari 2025 oleh

Tags: anak pertamaanak sulungiqbaal ramadhanperayaan mati rasaumay shahab
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Slip Gaji di Bawah UMR Jogja Jadi Bahan Lomba Melamun: Beratnya Anak Pertama Bayar KUR BRI Orang Tua
Ragam

Slip Gaji di Bawah UMR Jogja Jadi Bahan Lomba Melamun: Beratnya Anak Pertama Bayar KUR BRI Orang Tua

24 Agustus 2025
Keluhan Terpendam dari Anak Pertama untuk Ibu yang Tak Pernah Mengajaknya Ngobrol MOJOK.CO
Kilas

Keluhan Terpendam dari Anak Pertama untuk Ibu yang Tak Pernah Mengajaknya Ngobrol

14 Desember 2023
perempuan anak pertama mojok.co
Uneg-uneg

Uneg-uneg dari Perempuan Anak Pertama

13 November 2022
ilustrasi Iqbaal Ramadhan video klip Noah Yang Terdalam (Mojok.co/Ega Fanshuri)
Pojokan

Menghitung Jarak Iqbaal Ramadhan Jalan Kaki di Video Klip Noah-Yang Terdalam

21 Desember 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Macam-macam POV orang yang kehilangan botol minum (tumbler) kalcer berharga ratusan ribu MOJOK.CO

Macam-macam POV Orang saat Kehilangan Tumbler, Tak Gampang Menerima karena Kalcer Butuh Dana

28 November 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.