Sulitnya buka bisnis sewa mobil di kabupaten
Buka bisnis sewa mobil di kabupaten memang sulit, Edi mengakui ini. Dia tahu bahwa di kota-kota macam Jogja, mau sewa mobil ribetnya minta ampun. Setidaknya harus menyerahkan dokumen, jaminan, dan sejenisnya. Dia tidak bisa melakukan hal yang sama di kabupaten, sebab pelanggan bisa kabur.
“Yo angele itu, Mas. Maksudnya biar aman, tapi pelanggan mengira kita menuduh mereka mau maling. Susah jadinya.”
Tapi setelah unitnya dijual oleh adiknya, Edi mau tak mau minta jaminan motor saat sewa mobil dan hanya menerima orang-orang yang ia benar-benar kenal. Toh, rezekinya tak berkurang.
Perkara tarif juga jadi masalah. Dia tahu bahwa angka yang dia patok kelewat murah, tapi ya dia merasa cukup. Dia mematok per 12 jam 150-200, dan per hari 250-300, tergantung mau dibawa ke mana mobilnya. Bahkan Lebaran pun dia tak berani menaikkan harga.
“Kadang ya saya lihat siapa dulu yang nyewa, Mas. Kadang juga cuma saya minta 100 atau ganti bensin. Kalau yang make misal Pak ini (menunjuk salah satu rumah di kompleks), aku suruh ganti bensin aja.”
“Lho, kenapa, Pak?”
“Beliau baik banget sama cucu saya. Masak saya itungan balik sama beliau.”
Perkara keamanan memang jadi masalah pelik bagi pelaku bisnis sewa mobil. Andhika Rahmadi, pelaku bisnis pariwisata di Jogja, mengaku tak pernah mau menyewakan mobil tanpa sopir, atau istilahnya lepas kunci.
“Harus pakai driver dari timku, kebetulan juga aku nggak pernah merentalkan kendaraan tanpa driver.”
“Penting bisa badminton.”
Edi tak berencana menambah unit lagi meski dia tahu potensinya bisa lebih gila lagi. Tak ada alasan jelas kenapa beliau tak menambah, meski beliau mengaku bisa saja ambil utangan bank lagi dan menambah unit. Beliau hanya bilang bahwa sekarang dia sudah jadi sopir pribadi salah satu lawyer di kotanya. Pemasukan utamanya ditambah bisnis sewa mobil sudah cukup.
Bisnis yang sudah dia tekuni hampir 8 tahun ini nyatanya bisa menguliahkan anak hingga selesai, bantu DP rumah anaknya, serta merenovasi rumahnya. Masa pensiun yang menakutkan setelah dipecat nyatanya tak terjadi. Maka itulah, dia merasa cukup.
“Penting bisa tetap bergerak di masa tua, Mas. Sudah kerja dari muda, begitu tua nganggur, ngeri, Mas. Yang penting tetap punya duit dan bisa badminton.”
Reporter: Rizky Prasetya
Editor: Hammam Izzudin
BACA JUGA Daftar Harga Sewa Mobil yang Kerap Dipakai Pamer Saat Mudik Lebaran
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.