Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan

Betapa Bingungnya Menjawab Apa Oleh-oleh Khas Malang, Soalnya Nggak Ada yang Representatif!

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
28 Juni 2024
A A
Betapa Bingungnya Menjawab Apa Oleh-oleh Khas Malang, Soalnya Nggak Ada yang Representatif!

Betapa Bingungnya Menjawab Apa Oleh-oleh Khas Malang, Soalnya Nggak Ada yang Representatif!

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Apa oleh-oleh khas Malang?

Beberapa orang akan menjawab dengan lantang, apel. Tapi, tak bisa dibilang tepat juga, sebab, apel itu sebenarnya bisa dibilang oleh-oleh khas Batu. Kalau menjawab strudel, sepertinya kurang tepat juga. Sebab, apa yang bikin strudel itu Malang banget? oleh-oleh khas suatu kota, harusnya benar-benar jadi top of mind. Contoh terbaik, tentu Jogja dengan bakpianya.

Arif (27), Iqbal (26), serta Rere (24), pun ikut kebingungan saat saya tanya (27/06/2024). Mereka, yang menghabiskan banyak waktunya di Malang pun tak bisa menjawab dengan begitu gamblang.

Rere, kera Ngalam yang sedang mengais rezeki di Jogja kebingungan saat saya tanya apa oleh-oleh yang menggambarkan Malang. Baginya, tak ada oleh-oleh yang Ngalam banget. Dia menjawab keripik. Yang unik adalah, kalau dia mudik, justru dia nggak bawa keripik sebagai oleh-oleh, tapi bakso.

Nggak, kalian nggak salah baca, bakso.

“Aku kalau pulang ke Jogja sini tuh bisa mas, kuah tak pisah sama isi, jadi aman,” terang Rere. Saya terkejut. Betul, bakso Malang tak bisa dimungkiri lagi kekhasannya. Tapi jadi oleh-oleh, baru kali ini saya mendengarnya. Rere sendiri mengaku lebih sering bawa bakso, alih-alih strudel, karena baginya tak ada yang menarik dari strudel. Strudel, untuk Rere, hanyalah roti biasa.

“Malah kalau emang bener-bener mau khas Malang, mending bakso atau nih kalau kripik ya cokelat tempe atau ledre bangka, soalnya jarang orang yang tau rasanya,” ungkap Rere.

Strudel bukan oleh-oleh khas Malang

Arif sempat menjawab keripik sebagai oleh-oleh khas Malang. Dia menjelaskan, di daerah Sanan itu sentra pengrajin olahan tempe. Mulai dari kering tempe, kripik tempe berbagai varian, dan itu selalu rame. Tapi dia sendiri tak yakin dengan jawabannya, soalnya dia mengaku pernah bingung ketika ditanya rekomendasi oleh-oleh khas Malang. Menurutnya, kota ini nggak punya makanan yang baginya sudah jadi signature.

Hal senada diungkapkan Iqbal. Harus diakui, Malang tak punya oleh-oleh yang khas Malang banget.

“Harus diakui, iyo (tak punya oleh-oleh signature). Aku masih rada bingung, apa lagi jika bicara oleh-oleh seng khas malang banget. Nek ditakoni sing khas banget, top of mind-ku yo koyone keripik tempe. Apalagi jika dibandingkan gudeg dan bakpia Jogja yang pamornya sudah gede banget sebagai oleh-oleh khas.”

Bagi Iqbal, yang mendekati khas banget hanyalah keripik tempe. Strudel dan lapis tugu tidak bisa dibilang oleh-oleh yang khas banget. Bermerek, iya, khas, belum tentu.

“Soale nek oleh-oleh khas Malang zaman saiki wes pasti bermerek kabeh, merek-merek gede. Nek gak lapis tugu yo apel strudel. Lapis tugu dan apel strudel pun sebener e ga khas-khas banget,” jelas Iqbal.

Bakso lebih representatif

Saya coba bertanya pada Iqbal, Rere, dan Arif, apakah lebih mudah menjelaskan makanan khas Malang ketimbang oleh-olehnya, dan mereka sepakat menjawab iya. Arif tertawa dan menjawab betul, lebih mudah menjelaskan.

bagi Iqbal dan Rere, makanan khas Malang lebih mudah disebutkan sebab memberi identitas yang jelas. Bakso, misalnya, bagi mereka berdua lebih bisa memberikan identitas jelas.

Iklan

“Soalnya apa ya, Mas, kalau oleh oleh khas Malangnya sendiri itu luas gitu loh, banyak banget. Bahkan yang salah kaprah dan mikir khasnya kota lain itu masih masuk di Malang gitu,” jelas Rere.

Saya coba bertanya pada mereka, jika mereka bisa memilih oleh-oleh khas Malang yang sebenarnya, apa yang mereka pilih. Iqbal menjawab bakso, seperti Rere, dan putu lanang. Kalau Arif, memilih mendol malang. Buat yang tak tahu apa itu mendol, itu adalah lauk yang bahan bakunya tempe yang digerus dengan beberapa rempah dan digoreng luarnya kering dan dalamnya masih empuk. Bagi Arif, itu lebih cocok jadi oleh-oleh khas.

Reporter: Rizky Prasetya
Editor: Hammam Izzudin

BACA JUGA 4 Makanan Khas Malang yang Jarang Direkomendasikan Warga Lokal kepada Wisatawan

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

Terakhir diperbarui pada 28 Juni 2024 oleh

Tags: bakso malangkripik tempeMalangoleh-oleh khas malangstrudel
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Hobi main game dan suka nulis otomotif.

Artikel Terkait

Jadi ojol di Malang disuruh nyekar ke Makam Londo Sukun. MOJOK.CO
Liputan

Driver Ojol di Malang Pertama Kali Dapat Pesanan Bersihin Makam dan Nyekar di Pusara Orang Kristen, Doa Pakai Al-Fatihah

16 November 2025
15 Tanda Absolut Sebuah Warung Bakso Sudah Pasti Enak MOJOK.CO
Esai

15 Ciri Warung Bakso yang Sudah Pasti Enak dan Bikin Balik Lagi

19 Oktober 2025
Kerja keras bawa Annes kuliah di Universitas Brawijaya (UB) Malang gratis hingga kerja sebelum wisuda MOJOK.CO
Kampus

Universitas Brawijaya (UB) Bawa Saya Kuliah Tanpa Biaya, Bisa Kerja Sebelum Wisuda buat Tebus Masa-masa Berat Sekolah Sambil Kerja Sejak Remaja

15 Oktober 2025
Pilih kos murah di Malang karena gaji nggak UMR. MOJOK.CO
Ragam

Cara Bertahan Hidup Anak Kos di Malang dengan Gaji Rp2 Juta setelah Orang Tua Tiada, Tersiksa tapi “Kudu Legawa”

8 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.