Apa oleh-oleh khas Malang?
Beberapa orang akan menjawab dengan lantang, apel. Tapi, tak bisa dibilang tepat juga, sebab, apel itu sebenarnya bisa dibilang oleh-oleh khas Batu. Kalau menjawab strudel, sepertinya kurang tepat juga. Sebab, apa yang bikin strudel itu Malang banget? oleh-oleh khas suatu kota, harusnya benar-benar jadi top of mind. Contoh terbaik, tentu Jogja dengan bakpianya.
Arif (27), Iqbal (26), serta Rere (24), pun ikut kebingungan saat saya tanya (27/06/2024). Mereka, yang menghabiskan banyak waktunya di Malang pun tak bisa menjawab dengan begitu gamblang.
Rere, kera Ngalam yang sedang mengais rezeki di Jogja kebingungan saat saya tanya apa oleh-oleh yang menggambarkan Malang. Baginya, tak ada oleh-oleh yang Ngalam banget. Dia menjawab keripik. Yang unik adalah, kalau dia mudik, justru dia nggak bawa keripik sebagai oleh-oleh, tapi bakso.
Nggak, kalian nggak salah baca, bakso.
“Aku kalau pulang ke Jogja sini tuh bisa mas, kuah tak pisah sama isi, jadi aman,” terang Rere. Saya terkejut. Betul, bakso Malang tak bisa dimungkiri lagi kekhasannya. Tapi jadi oleh-oleh, baru kali ini saya mendengarnya. Rere sendiri mengaku lebih sering bawa bakso, alih-alih strudel, karena baginya tak ada yang menarik dari strudel. Strudel, untuk Rere, hanyalah roti biasa.
“Malah kalau emang bener-bener mau khas Malang, mending bakso atau nih kalau kripik ya cokelat tempe atau ledre bangka, soalnya jarang orang yang tau rasanya,” ungkap Rere.
Strudel bukan oleh-oleh khas Malang
Arif sempat menjawab keripik sebagai oleh-oleh khas Malang. Dia menjelaskan, di daerah Sanan itu sentra pengrajin olahan tempe. Mulai dari kering tempe, kripik tempe berbagai varian, dan itu selalu rame. Tapi dia sendiri tak yakin dengan jawabannya, soalnya dia mengaku pernah bingung ketika ditanya rekomendasi oleh-oleh khas Malang. Menurutnya, kota ini nggak punya makanan yang baginya sudah jadi signature.
Hal senada diungkapkan Iqbal. Harus diakui, Malang tak punya oleh-oleh yang khas Malang banget.
“Harus diakui, iyo (tak punya oleh-oleh signature). Aku masih rada bingung, apa lagi jika bicara oleh-oleh seng khas malang banget. Nek ditakoni sing khas banget, top of mind-ku yo koyone keripik tempe. Apalagi jika dibandingkan gudeg dan bakpia Jogja yang pamornya sudah gede banget sebagai oleh-oleh khas.”
Bagi Iqbal, yang mendekati khas banget hanyalah keripik tempe. Strudel dan lapis tugu tidak bisa dibilang oleh-oleh yang khas banget. Bermerek, iya, khas, belum tentu.
“Soale nek oleh-oleh khas Malang zaman saiki wes pasti bermerek kabeh, merek-merek gede. Nek gak lapis tugu yo apel strudel. Lapis tugu dan apel strudel pun sebener e ga khas-khas banget,” jelas Iqbal.
Bakso lebih representatif
Saya coba bertanya pada Iqbal, Rere, dan Arif, apakah lebih mudah menjelaskan makanan khas Malang ketimbang oleh-olehnya, dan mereka sepakat menjawab iya. Arif tertawa dan menjawab betul, lebih mudah menjelaskan.
bagi Iqbal dan Rere, makanan khas Malang lebih mudah disebutkan sebab memberi identitas yang jelas. Bakso, misalnya, bagi mereka berdua lebih bisa memberikan identitas jelas.
“Soalnya apa ya, Mas, kalau oleh oleh khas Malangnya sendiri itu luas gitu loh, banyak banget. Bahkan yang salah kaprah dan mikir khasnya kota lain itu masih masuk di Malang gitu,” jelas Rere.
Saya coba bertanya pada mereka, jika mereka bisa memilih oleh-oleh khas Malang yang sebenarnya, apa yang mereka pilih. Iqbal menjawab bakso, seperti Rere, dan putu lanang. Kalau Arif, memilih mendol malang. Buat yang tak tahu apa itu mendol, itu adalah lauk yang bahan bakunya tempe yang digerus dengan beberapa rempah dan digoreng luarnya kering dan dalamnya masih empuk. Bagi Arif, itu lebih cocok jadi oleh-oleh khas.
Reporter: Rizky Prasetya
Editor: Hammam Izzudin
BACA JUGA 4 Makanan Khas Malang yang Jarang Direkomendasikan Warga Lokal kepada Wisatawan
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.