Pembina Pramuka nelangsa
Salah satu yang terdampak lantaran pencabutan Pramuka dari status ekstrakurikuler wajib adalah para Pembina Pramuka. Sebab, dalam sampel yang Mojok ambil, ekstrakurikuler Pramuka di sekolah-sekolah selama ini menjadi sumber pemasukan bagi pembina Pramuka.
Mojok sempat mewawancarai Angga (24), salah seorang pembina Pramuka di tiga sekolah di Surabaya.
Seturut pengakuan Angga, upah dari menjadi pembina Pramuka di tiga sekolah di Surabaya tersebut bisa ia gunakan untuk bertahan hidup selama kuliah sejak 2018. Setelah lulus pada 2023 lalu, upah sebagai pembina Pramuka pun menurutnya lumayan untuk sumber penghasilan tambahan.
Pasalnya, kata Angga, dari ngajar tiga kali dalam sepekan itu upah yang ia dapat lebih mending ketimbang gaji guru honorer yang sebulan cuma dapat Rp300 ribu hingga Rp500 ribu.
“Kalau nggak wajib, bisa jadi siswa yang ikut makin dikit. Kalau peserta dikit, sekolah bisa saja mengurangi jumlah pembina,” tutur Angga, Selasa (2/4/2024) malam WIB.
“Kalau wajib kan otomatis semua siswa ikut, alhasil sekolah butuh pembina banyak,” imbuhnya.
Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News