Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Aktual

Nelangsa Dosen Non PNS Digaji Rendah meski Beban Kerja Tetap Sama, Terpaksa Mengajar Sambil Kerja Sambilan

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
10 Agustus 2025
A A
dosen non pns bergaji rendah. MOJOK.CO

ilustrasi - nasib dosen non pns, digaji nggak layak tapi beban kerja sama dengan pns. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

 Namun, Sri tak menjelaskan lebih lanjut bagaimana bentuk partisipasi masyarakat yang ia inginkan untuk meningkatkan kesejahteraan dosen dan guru. Sontak, pernyataan itu menjadi perdebatan.

“Masyarakat sudah berpartisipasi lewat pajak Bu. Emangnya 80 persen lebih pendapatan negara darimana kalau bukan dari pajak.” komentar akun @sud***** di Instagram, dikutip pada Jumat (8/8/2025).

“Yuk dibalik yuk. Apakah perlu partisipasi dari masyarakat untuk kendaraan mewah pejabat? Mengapa negara harus menanggung tunjangan dan pensiun pejabat yang besar-besar itu?” ucap @agi***.

“Buat gaji guru dan dosen perhitungan banget. Giliran naikin gaji dan tunjangan pejabat yang nggak ngapa-ngapain nggak pakai perhitungan,” ucap @rob***.

Beban kerja dosen yang tak manusiawi

Pernyataan Sri Mulyani itu juga membuat dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi dan Manajemen Kepelabuhan (STIAMAK), Gigih Saputra tergelitik. Menurutnya, kondisi kesejahteraan dosen memang belum merata. Bahkan banyak dosen yang “terpaksa” mencari kerja sampingan demi menunjang kebutuhan hidup mereka. 

“Itu bukan hal buruk, tentu memiliki sisi positif. Namun juga menguras energi dan kefokusan dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ujar Gigih kepada Mojok, Jumat (8/8/2025).

Padahal, tugas dosen sudah sangat berat. Belum lagi, diperparah dengan tuntutan publikasi internasional bereputasi yang sering mematok harga mahal. Dan tidak semua kampus dapat membiayai publikasi tersebut. Efeknya pun jadi tersistemik.

“Kebijakan publikasi yang lebih manusiawi dan substantif daripada mengedepankan pengindeks bereputasi bisa membantu mengurangi beban kesejahteraan dosen dan kampus,” kata Gigih.

Menurut Gigih, keterbukaan akses publikasi dengan biaya yang terjangkau bisa menjadi solusi alternatif untuk menghindari kapitalisme dalam publikasi. Selain itu, kampus dapat melakukan inovasi kewirausahaan dalam sentra unit bisnis yang khas agar memiliki pemasukan selain dari mahasiswa. 

“Memang tidak semua anggaran kesejahteraan dosen wajib ditanggung oleh APBN,” kata Gigih.

Namun, ia berharap jika anggaran pendidikan dapat lebih dialokasikan untuk meningkatkan kesejahteraan dosen. Jangan sampai ada keterlambatan pembayaran tunjangan kinerja dosen PNS, seperti yang pernah terjadi pada 2020-2024.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Keculasan Dosen dalam Publikasi Jurnal Internasional bikin Integritas dan Kualitas Riset Kampus di Indonesia Dipertanyakan atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 11 Agustus 2025 oleh

Tags: #janganjadidosendosen Indonesiakesejahteraan dosennon pnspublikasi jurnal
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Sisi Gelap PTN yang Bikin Dosen Menderita. MOJOK.CO
Mendalam

Sisi Gelap PTN yang Bikin Dosen Menderita, Sibuk Mengejar Akreditasi tapi Kesejahteraan Dosen Jauh Panggang dari Api

21 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.